Cerita Selebriti

Soroti Klarifikasi KPI soal Banyak Sensor di Tayangan TV, Melaney Ricardo: Sampai Orang Bisa Parno

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pihak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan klarifikasi soal banyaknya sensor di tayangan televisi yang disinggung oleh Melaney Ricardo, Kamis (24/10/2019).

TRIBUNWOW.COM - Pihak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan klarifikasi soal banyaknya sensor di tayangan televisi yang disinggung oleh Melaney Ricardo.

Dilansir oleh TribunWow.com, klarifikasi banyaknya sensor di tayangan televisi itu disampaikan langsung oleh Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo saat menjadi bintang tamu acara 'Hotman Paris Show' di iNews, Kamis (24/10/2019).

Mulanya pada kesempatan itu, Melaney Ricardo sebagai co-host menyinggung soal sejumlah sensor di televisi yang ramai dibicarakan publik.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan tanggapan mengenai tokoh Sizuka mengenakan Bikini dan pentil ban yang disensor hingga menjadi sorotan, Kamis (24/10/2019). (YouTube Hotman Paris Show)

Tak Gentar Pagi Pagi Pasti Happy Ditegur KPI, Ini Alasan Uya Kuya Sebut Programnya Banyak Disukai

Di antaranya seperti tokoh Sizuka dalam kartun Doraemon yang mengenakan pakaian renang namun diblur saat ditayangkan.

Bahkan, Melaney sempat melihat adanya pentil ban yang diblur ketika tayang di televisi.

Di hadapan pihak KPI, melaney mengaku bingung dengan adanya tayangan yang kini lebih banyak sensor.

"Cuma kok sampai orang bisa parno, pentil ban itu kok sampai diblur, itu bikin bingung lho pak," kata Melaney.

Pernyataan Melaney itu pun lantas disambut tepuk tangan oleh penonton dalam studio.

"Maksudnya gini lho, kalau dadanya artis yang memang semlehoy diblur karena terbuka dan membuat kaum adam mungkin nafsunya, itu makesense (masuk akal -red)."

"Sapi diperah kok diblurin, mungkin ada kerancuan ketidakpahaman tentang pattern yang tepat dan juga ke pihak televisinya kali ya pak," sambungnya.

Menanggapi itu, Mulyo lantas menjelaskan sejumlah tayangan yang memang harus diblur oleh pihak lembaga penyiaran.

Di antaranya rokok, korban bencana alam, pelaku serta korban pelecehan seksual di bawah umur.

Selain itu, Mulyo juga menerangkan, keluarga pelaku maupun korban pelecehan di bawah umur juga harus disensor dan nama juga diinisial.

"Jadi kalau soal mengaburkan itu, misalnya pada rokok yang memang tidak boleh," papar Mulyo.

"Misalnya itu korban bencana alam, kemudian ada yang agak mengerikan, itu memang harus diblur, ada darah-darah."

"Terus korban atau pelaku tindak kejahatan seksual, sampai pada orangtuanya enggak boleh, karena kalau sampai orangtuanya ditampilin sama saja kan anaknya siapa."

"Terus ke pelaku tindak kejahatan di bawah umur itu juga harus disamarkan, baik itu korban mau pun pelaku harus disamarkan," terangnya.

Program Pagi Pagi Pasti Happy Sempat Dihentikan KPI, Uya Kuya: Kita Sudah Jauh Banyak Berubah

Untuk itu lah, ia menegaskan bahwa selebihnya dari yang disebutkan tadi, bukan lah perintah KPI ke lembaga penyiaran untuk menyensor adegan dalam film.

"Selebihnya yang itu enggak ada," tegas Mulyo.

Lebih lanjut, Melaney mengaku sudah lebih jelas setelah mendengar penjelaskan dari Mulyo tersebut.

"Dengan duduk ngobrol kita gini kan jelas nih," timpal Melaney.

Hotman Paris Soroti Mata Najwa yang Tampilkan Politisi Bersikap Kelewatan, Ajukan Protes ke KPI

Simak videonya dari menit 4.32:

Di kesempatan yang sama, Ketua KPI Pusat, Agung Suprio turut memberikan tanggapan soal banyaknya sensor di televisi yang akhir-akhir ramai dibicarakan.

Saat itu, Agung memberikan tanggapan mengenai tokoh Sizuka yang mengenakan bikini dan pentil ban yang disensor hingga menjadi sorotan.

Ia menegaskan bahwa Sizuka yang mengenakan bikini dan pentil ban yang disensor adalah tindakan bluring yang berlebihan.

Mulanya, Melaney menceritakan pengalamannya saat melihat tayangan kartun anak-anak Doraemon.

Selain Pagi Pagi Pasti Happy, Ini Daftar Acara yang Disemprit KPI, Hotman Paris Show Termasuk

Dalam film Doraemon tersebut, Melaney mengaku heran saat melihat tokoh Sizuka diblur saat mengenakan bikini.

"Aku agak penasaran ini pak, aku pernah nonton tayangan Doraemon, itu Sizuka di kolam renang pakai baju renang, Sizuka diblur semua, kenapa sih pak?," tanya Melaney.

Setelahnya, ia menampilkan cuplikan Sizuka yang diblur saat mengenakan pakaian renang.

Dari gambar yang ditampilkan, Sizuka terlihat memakai pakaian renang berwarna oranye saat bersama dengan Suneo.

Menanggapi itu, Agung menegaskan bahwa bluring bukan merupakan tindakan dari KPI.

Dikatakan, KPI hanya memantau acara setelah ditanyakan di televisi.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan tanggapan mengenai tokoh Sizuka mengenakan Bikini dan pentil ban yang disensor hingga menjadi sorotan, Kamis (24/10/2019). (YouTube Hotman Paris Show)

 

• Ulang Tahun, Hotman Paris Dapat Kado Polo Shirt Mahal dari Asisten Pribadi: Buka Kado di Singapore

"Jadi KPI tidak bluring ya," tegas Agung.

"Kita memantau pasca tayang bukan sebelum tayang," sambungnya.

Agung menjelaskan, soal Sizuka memakai bikini sampai disensor merupakan tindakan yang berlebihan.

"Jadi kalau kami melihat, ini adalah reaksi yang berlebihan," tegas Agung.

Belum selesai Agung menjelaskan, Melaney kembali menunjukkan gambar yang memperlihatkan pentil ban turut disensor.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan tanggapan mengenai tokoh Sizuka mengenakan Bikini dan pentil ban yang disensor hingga menjadi sorotan, Kamis (24/10/2019). (YouTube Hotman Paris Show)

• Kemewahan Ulang Tahun Hotman Paris di Singapura, Mesra dengan Istri hingga Diramaikan Penari Wanita

Terkait itu, Agung kembali memaparkan bahwa lembaga penyiaran telah melakukan tindakan yang berlebihan terkait menyensor Sizuka dan pentil ban tersebut.

Ia menilai, lembaga penyiaran melakukan sensor demikian lantaran takut jika tayangannya akan mendapat sanksi dari KPI.

"Jadi ini reaksi berlebihan dari lembaga penyiaran, karena mungkin takut disanksi oleh KPI," kata Agung.

"Padahal KPI tidak melakukan penyensoran," sambungnya.

Selain itu, Agung juga menyoroti soal adanya salah persepsi publik terhadpa KPI terkait masalah sensor tayangan.

Digaris bawahi, KPI bukanlah pihak yang melakukan sensor terhadap seluruh acara yang ditayangkan di televisi.

Melainkan, sensor dilakukan sendiri oleh pihak lembaga penyiaran.

• Hotman Paris Syok Bupati Banjarnegara Gaji Rp 5,9 Juta tapi Punya Rolex, Budhi Sarwono: Saya Ngambil

"Jadi publik ini sering salah persepsi 'KPI mewajibkan penyensoran' tidak, kami tidak membluring sama sekali," ujar Agung.

"Jadi yang melakukan bluring adalah pihak lembaga penyiaran," tukasnya.

(TribunWow.com/Atri Wahyu Mukti)