TRIBUNWOW.COM - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil mengungkapkan bahwa dirinya menghormati keputusan Partai Gerindra untuk bergabung dengan pemerintahan.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut Nasir Djamil ungkapkan melalui channel YouTube Indonesia Lawyers Club yang tayang pada Rabu (23/10/2019).
Nasir Djamil mengatakan dalam politik kawan menjadi lawan ataupun sebaliknya itu merupakan hal yang biasa, maka dari itu dirinya mengaku menghormati keputusan Partai Gerindra.
"Ketika melihat realita ini kita menghormati, pilihan politik dari pada Partai Gerindra yang bergabung dengan pemerintah," ujarnya.
• Di ILC, Kader PKS Singgung Tempat Duduk Terpisah dari Dahnil Anzar: Saya Pikir Masih di Samping Saya
Walaupun begitu ia mengatakan jangan ada pemikiran, tanpa bergabung dengan pemerintah seseorang tidak bisa memikirkan kepentingan bangsa.
"Cuma kami memang berharap, jangan sampai kemudian ada kata-kata demi kepentingan bangsa dan negara, dan lain sebagainya seolah-olah kalau tidak bergabung dengan pemerintah, kita tidak memikirkan kepentingan bangsa dan negara ini yang harus dihindari," ungkapnya.
"Kalimat seperti ini harus dihindari ya, jangan seolah-olah ya ketika kemudian bergabung dan mengatakan ini demi kepentingan bangsa, dan negara seolah-olah yang tidak bergabung ini tidak memikirkan kepentingan bangsa dan negara seolah-olah."
Nasir Djamil menambahkan bahwa biarkan rekan-rekannya di Partai Gerindra mengawal pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin dari dalam, sedangkan PKS mengontrol dari luar.
"Oleh karena itu memang biarlah teman-teman misalnya mengawal dan menjaga Presiden Jokowi dan Kiai Haji Ma'ruf Amin dari dalam, kami menjaga dari luar," ungkap Nasir Djamil.
Selain itu, Nasir Djamil juga mengungkapkan bahwa PKS merupakan partai oposisi yang loyal.
"Jadi ada yang menjaga dari dalam dan ada dari menjaga luar, jadi sama-sama kita jaga karena sebenarnya kalau meminjam (kata-kata) Nurcholish Madjid almarhum, sebenarnya yang namanya oposisi itu loyal," jelasnya.
"Makanya periode pertama Presiden Jokowi dan Yusuf Kala itu Sohibul Iman sebagai presiden PKS, mengatakan oposisi PKS itu oposisi loyal," sambungnya.
• Presiden PKS Beri Maklumat untuk Kadernya soal Oposisi, Sohibul Iman: Bukan Pilihan Ideal, Berat
Walaupun loyal untuk berada di oposisi, Nasir Djamil menuturkan bahwa sebenarnya PKS tidak ingin berjalan sendirian.
"Karena loyal kepada kepentingan bangsa dan negara, karena itu sekali lagi bang Karni kami juga sebenarnya tidak ingin sendiri, seperti bait lagu jangan biarkan aku seorang diri, sebenarnya begitu Bang Karni," ucap Nasir Djamil.
"Tapi apa boleh dibuat, apa hendak dikata kalau kemudian ada pilihan-pilihan politik, sikap-sikap politik yang dilakukan oleh Gerindra yang dulu memang sering bersama kami," lanjutnya.
Saat tengah menjelaskan mengenai Partai Gerindra yang lebih memilih bersama pemerintah, seorang narasumber di Indonesia Lawyers Club sempat berkata bahwa Nasir Djamil tampak sedih.
Mendengar hal itu Nasir Djamil pun langsung membantah bahwa dirinya tidak merasa sedih.
Ia menuturkan bahwa sebenarnya lebih enak untuk mengawasi pemerintahan bersama partai politik lainya dari pada sendirian.
"Dan tentu saja kita, bukan sedih, yaitu kan penginnya begitu ya agar apa, kemudian kita lebih enak mengawasi pemerintahan ini," ungkpanya.
Selanjutnya ia juga berharap agar DPR tidak kehilangan kekuatanya dalam mengawasi pemerintahan.
• Tetap di Oposisi, PKS Akui Pernah Ditawari Masuk Koalisi oleh Parpol hingga Orang Terdekat Jokowi
"Dan paling tidak DPR tidak boleh kehilangan, kehilangan apa tajinya untuk terus mengawasi pemerintahan ini," ujarnya.
"Jadi sama-sama kita mengawasi pemerintahan, kami tidak punya posisi di pemerintahan, tapi punya posisi di legislatif maka kami berusaha untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan fungsi pengawasan kami."
Lihat video selengkapnya pada menit ke 08:50:
(TribunWow.com/Desi Intan)