TRIBUNWOW.COM - Pengusaha Erick Thohir yang dulu menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin berharap menteri yang terpilih berasal dari kalangan yang turut memperjuangkan Jokowi.
Menanggapi hal tersebut, pengamat Politik Gun Gun Heryanto menyebut kemungkinan jika sampai menteri berasal dari oposisi yang tak sepaham sehingga terkesan seperti 'kawin paksa'.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut diungkapkan Gun Gun dalam tayangan 'Metro Pagi Primetime' unggahan kanal YouTube metrotvnews, Sabtu (19/10/2019).
• Jokowi Segera Umumkan Susunan Kabinet, NasDem: Kami Tidak Sodrokan Nama, tapi Siap Ditunjuk
• 5 Fakta Pelantikan Jokowi-Maruf Amin, dari Sapaan untuk Prabowo-Sandi hingga Kritik Kinerja Menteri
Awalnya, Gun Gun menjelaskan dua jenis koalisi, yakni vote seeking dan office seeking.
Jenis yang pertama bertujuan untuk memenangkan paslon pilihannya dalam pemilus.
Sedangkan jenis kedua untuk mengincar jabatan yang potensial seperti menteri.
"Ya dalam karakter biasanya koalisi itu kan ada dua ya, satu namanya vote seeking, biasanya berkoalisi untuk memenangkan pemilu. Makanya biasanya membuka ragam pihak untuk bekerja sama," ujar Gun Gun.
"Yang kedua office seeking, biasanya dalam konteks mencari sebanyak mungkin potensi untuk masuk dalam kabinet," imbuhnya.
• Berikut Bocoran Terbaru Nama-nama yang Diduga Kuat Bakal Jadi Menteri Kabinet Jilid II, Siapa Saja?
Selain dua jenis koalisi, Gun Gun juga menyorot dua tahap dalam proses pemenangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Yang pertama adalah tahap saat pemilu lalu tahap setelah pemilu, yakni pembentukan pemerintahan.
"Nah, makanya kalau kita perhatikan ada dua tuh tahap dalam koalisi pascareformasi," kata Gun Gun.
"Satu yaitu pada saat kandidasi saat pemilu, kemudian yang kedua saat pembentukan pemerintahan," terangnya.
Menurut Gun Gun, harapan susunan menteri dari Erick Thohir memang hanya merujuk pada anggota TKN yang berjuang selama sebelum hingga sesudah pemilu.
"Nah kalau definisi berkeringat itu mengusung dan mendukung sedari awal, kan tentu jatuhnya pada mitra kongsi pada saat kandidasi saat pemilu," kata Gun Gun.
"Gitu kan kalau definisi berkeringat, artinya berjibaku untuk memenangkan si pasangan."
• Pidato Jokowi setelah Dilantik, Sampaikan 5 Program dari Endowment Fund hingga Pangkas Eselon
Namun Gun Gun tidak memungkiri adanya kader-kader partai politik oposisi yang tiba-tiba masuk dalam koalisi, seperti PAN dan Golkar saat Pilpres 2014.
"Kalau kemudian lihat realitanya, itu banyak kenyataan bahwa banyak partai yang masuk di tengah jalan, terutama setelah proses pemilu," ungkap Gun Gun.
Gun Gun kemudian membeberkan masalah apa saja jika sampai pihak yang dulunya oposisi turut ambil bagian dalam koalisi.
Di antaranya adalah kesolidan dalam tubuh koalisi yang terancam.
"Ya itu ada problem, pertama soal bagaimana mengatasi soliditas, kenapa, karena misalnya seperti PPP dan mitra kongsi pengusung Pak Jokowi kan dari awal sudah konsolidasi," kata Gun Gun.
Ia lalu menyorot pada oposisi yang tiba-tiba menjadi koalisi sehingga belum menyelaraskan tujuan dan masih punya pemikiran yang berbeda.
"Memenangkan, dan tentu mungkin banyak sekali tindakan politik yang sudah diselaraskan, namanya mutual understanding," jelas Gun Gun.
"Kalau misalnya ada tim baru masuk, tiba-tiba menjelang pemerintahan, bisa enggak mengatasi soliditas di internal mitra koalisi?" tuturnya.
• Perbandingan Isi Pidato Pelantikan Jokowi 2014-2019: Dulu Tekankan Kerja, Kerja, Kerja, Sekarang?
Selain itu soal keserasian atau saling paham antara koalisi baru yang berasal dari oposisi serta koalisi lama.
Gun Gun mengingatkan jangan sampai penyatuan antara mantan oposisi dan koalisi menjadi tidak nyaman layaknya 'kawin paksa'.
"Yang kedua soal platform, apakah sedari awal mindset, orientasi ke depannya sama atau tidak," ujarnya.
"Kemudian yang ketiga chemistry yang terbangun dengan si pemilik hak prerogatif, siapa, presiden
Apakah kemudian chemistry-nya terbangun atau tidak, jangan kawin paksa," pungkasnya.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Minggu (20/10/2019), Erich Thohir sebelumnya memang menyatakan ingin menteri dari kalangan yang ikut berkeringat memperjuangkan Jokowi.
• Isi Pidato Lengkap Jokowi setelah Resmi Dilantik Jadi Presiden Indonesia 2019-2024
"Saya selalu bilang siapapun yang terpilih saya berharap orang-orang yang berkeringat kemarin," ungkap Erick Thohir saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Erick Thohir berharap Jokowi-Ma'ruf Amin memilih menteri berkualitas yang bisa dilihat dari rekam jejaknya, terutama dalam bidang ekonomi.
Erick Thohir ingin Indonesia bisa siap menghadapi perang ekonomi yang diawali dengan pemilihan menteri yang tepat.
Meski berharap menteri berasal dari koalisi lama, Erick Thohir enggan mengungkap apakah dirinya kemungkinan masuk dalam kabinet.
"Itu semua hak Beliau (Jokowi)," ujar Erick Thohir.
Berikut video lengkapnya (menit ke-1.34):
(TribunWow.com/Ifa Nabila)