TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menyebut istilah 'duri dalam daging' untuk menggambarkan posisi Partai Gerindra jika masuk dalam koalisi.
Seperti diketahui, Partai Gerindra merupakan oposisi ramai diisukan akan masuk dalam koalisi Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menyatakan hal tersebut saat menjadi bintang tamu dalam acara 'DUA SISI' yang diunggah kanal YouTube Talk Show tvOne, Kamis (17/10/2019).
• Disentil KPK soal Kacamata Gucci, Mulan Jameela: Insya Allah Saya dan Gerindra Bersih dari Korupsi
• Anggap Prabowo Ingin Gabung Jokowi, Survei PPI: Mayoritas Tak Setuju Gerindra Masuk Pemerintah
Rocky Gerung mengibaratkan dengan istilah 'tidur bersama musuh' jika Gerindra akhirnya masuk dalam koalisi.
"Satu ranjang tapi dua selimut, pasti dua selimut karena enggak selesai kan, ini semacam sleeping with the enemy," ucap Rocky.
Rocky Gerung lantas menyinggung pernyataan Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani.
Rocky menyoroti tentang istilah mitra konstruktif yang disebut Irma Suryani.
"Ya justru karena itu problem kita hari ini kesulitan merumuskan posisi (Gerindra)," kata Rocky.
"Tadi Ibu Irma menyebut istilah mitra yang konstruktif, karena kesulitan untuk memakai istilah oposisi."
Rocky menambahkan, terdapat pihak yang berusaha masuk koalisi dan mengintervensi kebijakan.
"Jadi di situ di pihak lain ada upaya untuk berkoalisi secara terbatas, di pihak sini ada upaya untuk mengintervensi kebijakan," terang Rocky.
Menurutnya, Gerindra sebagai partai oposisi tak akan dapat mengkritik pemerintah jika akhirnya memutuskan bergabung dalam koalisi.
"Oposisi tugasnya mengintervensi kebijakan, atau bahkan menginterupsi kebijakan," kata Rocky.
Rocky menilai jika Gerindra masuk dalam koalisi maka partai itu akan kehilangan daya untuk mengkritik kebijakan pemerintah.
"Sekarang kita mengukur kapan dia (Gerindra) bisa interupsi kalau dia (Gerindra) ada di ranjang yang sama (koalisi) gitu?," ucap Rocky menambahkan.
"Ya kalau urgent bisa, tapi kan kan kalau urgent dari luar sinyalnya, sesama pasangan enggak boleh mengurgensikan diri kan?"
Rocky Gerung lantas juga menyinggung tentang hak prerogatif presiden dan keinginan Partai NasDem mempertahankan keadaban politik.
"Saya bukan politisi, karena itu saya mau ukur dari segi political ethnic, istilah yang beredar hari ini berikan kesempatan pada presiden untuk memaksimalkan hak prerogatifnya," kata Rocky.
"Terus istilah sebaliknya adalah misalnya NasDem kami ingin mempertahankan keadaban politik diucapkan oleh NasDem saya baca."
Menurutnya, Gerindra lebih baik tetap menjadi oposisi pemerintah.
"Oleh karena itu kalau cara yang paling bagus ya (Gerindra) jangan tidur seranjang (koalisi), ada yang mesti di luar (oposisi,-red)," imbuhnya.
• Jadi Kader Terbaik Partai Gerindra, Fadli Zon Dapat Penghargaan Keris dari Prabowo Subianto
• Hukuman Pelaku Penusukan Wiranto Bertambah Berat karena Telah Siapkan Anaknya untuk Menyerang Polisi
Ia lantas juga menyoroti tentang sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang secara tegas menyatakan tetap menjadi oposisi.
"Kalau PKS enggak ada soal, PKS itu yang paling clear soal itu (tetap di oposisi)," ujar Rocky.
"Karena itu (Gerindra) kan dalam keadaan keragu-raguan, itu orang bingung ini mau ngapain sih?," lanjutnya.
Rocky menyarakan kepada NasDem untuk secara tegas menolak Gerindra masuk dalam koalisi jika mereka ragu-ragu menerimanya.
"Eh kalian NasDem misalnya, kalau kalian memang menganggap bahwa Prabowo itu akan jadi duri dalam daging ya cabut durinya itu, enggak usah basa-basi," ucap Rocky.
Simak video selengkapnya berikut ini menit 4.15:
(TribunWow.com)