Pelantikan Jokowi dan Maruf Amin

PKS Pilih Oposisi, Tolak Bertemu Presiden sebelum Pelantikan Jokowi-Ma'ruf dan Kabinet Diumumkan

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/9/2019).

TRIBUNWOW.COM - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Shohibul Iman menuturkan PKS telah menolak pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan susunan menteri kabinet jilid II.

Pengumuman itu akan diumumkan seusai pelantikan presiden dan wakil presiden RI 2019-2024, Jokowi-Ma'ruf Amin pada Minggu (20/10/2019).

Banyak Parpol Merapat ke Jokowi, Pengamat: Koalisi Belum Tentu Berujung Kursi Menteri

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (17/10/2019), Sohibul menuturkan penolakan itu terjadi saat Menteri Sekretaris Negara Pratikno bertemu Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW).

Shohibul menceritakan Pratikno berbicara empat mata kepada Hidayat Nur Wahid untuk menanyakan kapan PKS bisa dijadwalkan untuk bertemu Jokowi.

"Beliau (HNW) diajak bicara empat mata oleh Pak Pratikno selepas pertemuan antara Presiden Jokowi dengan para pimpinan MPR di Istana kemarin siang," ujar Sohibul kepada Kompas.com, Kamis (17/10/2019).

"Pak Pratikno menyampaikan, 'Pak Hidayat tinggal PKS yang belum bertemu dengan Pak Jokowi, karena itu jika memungkinkan Presiden PKS bisa dijadwalkan bertemu Pak Jokowi nanti sore'," lanjut dia.

Dalam kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid diungkapkan Shohibul, menolak agenda itu.

PKS ingin agar menjaga ruh demokrasi Indonesia dengan tetap berada di oposisi atau penyeimbang.

"Pak Hidayat menjawab, 'terima kasih Pak Pratikno, tapi seperti disampaikan oleh Pak Sohibul Iman, kami ingin menjaga ruh demokrasi indonesia dengan cara menjadi penyeimbang atau oposisi'," ujar Sohibul.

"Kalau semua (partai politik) ikut pemerintah, nanti apa kata dunia tentang demokrasi Indonesia," lanjut dia.

Arif Wibowo Ungkap Posisi Menteri Kabinet Kerja Jilid II Incaran PDIP

Meski begitu, Shohibul mengatakan silaturahmi harus tetap terjalin.

Dan keputusan partainya, menyanggupi bertemu Jokowi susai pengumuman kabinet yang berarti setelah pelantikan presiden dan wakil presiden.

"Bahkan, bisa saja kabinet diumukan pagi misalnya, maka siang atau sorenya kami siap bertemu jika Presiden Jokowi berkenan. Atau kapan saja yang penting setelah kabibet diumumkan," kata Sohibul.

Ia menuturkan telah menyampaikan hal tersebut kepada Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

"Saat itu saya ngontak beliau untuk cari update terkait rusuh Papua. Disitu saya sampaikan Insya Allah akan silaturahim ke Istana setelah pembentukan kabinet. Mungkin awal 2020," kata Sohibul.

Ia kembali menegaskan, partainya tidak akan berusaha bertemu Jokowi sebelum kabinet diumumkan secara sah.

"Yang kami takar adalah timing. Kami tidak akan berusaha menemui Pak Jokowi sebelum pembentukan kabinet," kata Sohibul.

Partai Keadilan Sejahtera (Tribunnews.com)

Banyak Parpol Merapat ke Jokowi, Pengamat: Koalisi Belum Tentu Berujung Kursi Menteri

PKS disebutkannya siap menjadi partai oposisi meski harus menjadi satu-satunya partai.

"Yang jelas ketika tidak ada satu partai pun yang siap jadi oposisi, maka PKS Insyaallah siap agar ada kepantasan demokrasi," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan telah melakukan pertemuan dengan Jokowi di Istana.

Partai Demokrat, Gerindra, dan PAN diketahui merupakan partai oposisi pada Pilpres 2019 lalu.

(TribunWow.com)