TRIBUNWOW.COM - Pekerja Seni Sudjiwo Tedjo dibuat geram dengan aksi politisi PDIP Arteria Dahlan dalam acara Mata Najwa, Selasa (9/10/2019).
Dilansir TribunWow.com, Arteria Dahlan tampak berkata kasar dan membentak ekonom senior yang berusia 89 tahun, Emil Salim.
Mengecam aksi Arteria Dahlan, Sudjiwo Tedjo mendesak agar Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri segera turun tangan.
• Di Balik Layar, Najwa Shihab Beri Sindiran Pedas Arteria Dahlan: Tak Semua Orang Bisa Dibayar Bang
Hal itu ia sampaikan melalui unggahan akun Twitter @sudjiwotedjo, Kamis (10/10/2019).
Apabila Megawati tidak berkenan meminta maaf secara langsung kepada Emil Salim, Sudjiwo Tedjo memberi opsi lain.
Yakni bagaimana apabila Arteria Dahlan dianugerahi gelar 'Bapak Budi Pekerti'.
Tak hanya itu, Sudjiwo Tedjo juga mengusulkan agar penganugerahan itu diberikan di hadapan anak STM se-Indonesia.
"Baiklah, bila Mbak Mega tidak berkenan mohon maaf kepada Bapak Emil Salim atas perlakuan kasar anak buah Mbak kepada beliau, saya usul Mbak:
Gmn kalau yg bersangkutan kita anugerahi gelar “BAPAK BUDI PEKERTI INDONESIA”?
Upacara penganugerahannya di depan #anakSTM se-Indonesia?," tulis Sudjiwo Tedjo.
Dalam cuitan sebelumnya, Sudjiwo Tedjo juga meminta agar Megawati meminta maaf secara langsung kepada Emil Salim.
Sudjiwo Tedjo juga menyebut bahwa permintaan maaf Arteria Dahlan tidak selevel dengan Emil Salim.
"Mbak Mega sebaiknya minta maaf kepada Bapak Emil Salim atas perlakuan kasar anggotanya terhadap sesepuh kita bersama itu.
Bahkan bila salah pun, orangtua tak boleh dikasari.
Begitu adab kita mengajar. Permintaan maaf langsung dari yg bersangkutan, sudah tidak level lagi, Mbak," tulisnya.
• Sosok Arteria Dahlan, Anggota DPR yang Bikin Geram Publik setelah Bentak dan Sebut Emil Salim Sesat
Menurutnya, harus Megawati sendiri yang meminta maaf.
Sudjiwo Tedjo bahkan memberi contoh dalam tokoh pewayangan.
"Harus Mbak Mega sendiri yg memohonkan maaf atas kekasaran orang ini ke Pak Emil Salim, agar levelnya sepadan.
Ponokawan kalau kurangajar ke Kakek Abiyasa yg memohonkan maaf Kresna.
Kalau mereka sendiri yg minta maaf, malah kurangajar," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sudjiwo Tedjo memberikan sindiran dengan mengunggah pepatah pepatah Jawa Adigang Adigung Adiguno.
Menurutnya, Arteria Dahlan berani berkata kasar mentang-mentang memiliki jabatan, di kelompok yang kuat dan berilmu tinggi.
"Adigang: Mentang2 gang/gerombolannya merasa kuat
Adigung: Mentang2 jabatannya agung
Adiguno: Mentang2 ilmunya tinggi
Itulah Adigang, Adigung, Adiguno," ujarnya.
Sementara itu, dalam acara Mata Najwa, terjadi perdebatan panas antara Arteria Dahlan dan Emil Salim.
Awalnya, Emil Salim menyinggung apakah proses pemilihan para anggota DPR itu berlangsung bersih atau tidak.
"Jadi yang menjadi soal adalah ada politic gap, bung bilang saya dipilih yang menjadi persoalan itu cara memilih itu bebas dari korupsi," kata Emil Salim.
"Iyalah," sela Arteria Dahlan.
Kemudian, Emil Salim ingin melanjutkan pernyataanya.
Namun, saat ingin melanjutkan pernyataannya, Arteria Dahlan justru terus memotong bicara Emil Salim.
"Ada buku bung," lanjut Emil Salim.
"Prof nanya saya terpilih korupsi atau tidak, saya yakin," bantah Arteria Dahlan sambil mengangkat diri dari kursi.
Lalu, Emil Salim terus berusaha untuk meminta agar Arteria Dahlan mendengarnya.
"Ada laporan demokrasi forsil, tunggu dulu," pinta Emil Salim.
Namun, Arteria Dahlan justru menyinggung jabatan menteri yang pernah dijabat Emil Salim.
Emil Salim sendiri pernah menjabat sebagai Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup di masa orde baru.
"Jangan dikira, Anda bisa menjadi menteri karena proses politik di DPR pak jangan salah," sentak Arteria Dahlan.
Namun, Emil Salim masih berusaha meminta agar Arteria Dahlan mendengar pernyataannya.
"Tunggu dulu, demokrasi forsil," ungkap Emil Salim belum selesai.
"Tapi contoh pak yang kayak dengan generasi yang baik, berbicaralah dengan baik, berdebat dengan baik," sela Arteria Dahlan keras.
Mendengar pernyataan itu, Najwa Shihab lantas menyinggung bahwa DPR juga harus memberi contoh untuk menghormati orang yang tengah berpendapat.
"Anggota DPR memberi contoh yang baik dengan mendengarkan," kata Najwa Shihab.
Mendengar pernyataan itu, penonton lantas bersorak riuh.
Arteria lalu terdiam, namun ia tampak kesal dengan suara penonton tersebut.
"Woy suporternya, suporter apa ini," seru Arteria Dahlan.
Berhasil diam untuk beberapa saat, Emil Salim kemudian melanjutkan pendapatnya.
Namun, lagi-lagi Arteria Dahlan memotong pembicaraan Emil Salim.
"Yang menjadi persoalan dalam demokrasi kita adalah ada laporan buku yang namanya demo," kata Emil Salim belum selesai.
"Jangan digeneralisir," potong Arteria Dahlan lagi.
Terlihat kesal karena tak bisa melanjutkan bicaranya, Emil Salim lantas meminta dengan keras agar Arteria Dahlan diam.
Ia sampai menggebrakan tangan ke meja.
"Dengar dulu," seru Emil Salim.
Kemudian, Emil Salim mengungkapkan bahwa tindak korupsi paling banyak dilakukan oleh politisi yang dipilih oleh pemilihan rakyat.
Sehingga, pemilihan umum belum tentu benar-benar terpercaya.
"Demokrasi forsil dan seluruh yang terjadi pada penangkapan dari KPK adalah politisi yang dipilih," lanjutnya.
"Jadi persoalan adalah pemilihan kita yang kita jalankan belum tentu kredibel itu menjadi persoalan," ungkap Emil Salim.
Lantas, Emil Salim bertanya jangan terlalu bangga jika pemilihan itu berlangsung secara tidak jujur.
"Jadi Bung bangga saya dipilih? Tapi apa dipilih secara betul?," tanya Emil Salim.
Lalu, Arteria Dahlan menjawab kalau dirinya memang benar-benar dipilih rakyat.
"Iya," kata Arteria Dahlan.
Lalu, Emil Salim mendesak berapa uang yang dikeluarkan agar bisa terpilih.
"Berapa ongkosnya buat keluarkan?," tanya Emil Salim.
"Apa?," kata Arteria Dahlan.
"Dari mana Bung dapat uangnya?," tanya Emil Salim lagi.
Tidak terima, Arteria Dahlan terlihat marah hingga membentak dan mengangkat diri dari kursinya.
"Oh pasti saya punya! Kalau saya bisa pak!," seru Arteria Dahlan sambil menunjuk-nunjuk.
• Kekayaan Arteria Dahlan Jadi Sorotan seusai Bentak Emil Salim di Mata Najwa, Ada Utang Rp 8,8 M
Lihat videonya mulai menit ke-9:37:
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah/Mariah Gipty)