TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staff Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menyebut hadirnya buzzer ada kaitannya dengan kebiasaan masyarakat menggunakan sosial media.
Ngabalin menjelaskan, media sosial juga memiliki pengaruh besar saat masa kampanye.
Hal itu disampaikan Ngabalin saat menjadi bintang tamu di acara 'Dua Arah', Senin (7/10/2019).
• Kontrak Marc Marquez dengan Tim Repsol Honda akan Habis, Alberto Puig: Kami akan Lakukan Segala Cara
• Empat Pemain Arema FC Sudah Fit dan Siap Hadapi PSM Makassar, Milomir Seslija Tak Pusing Lagi
Ngabalin menyebutkan Buzzer bisa dikatakan sebagai Cyber di dunia maya.
"Buzzer itu kan sebetulnya ketika kita berbicara mengenai industry 4.0, maka istilah Buzzer itu dikenal dengan istilah Cyber di dunia maya," ucap Ngabalin.
Ngabalin menganggap Buzzer muncul dari kesadaran masyarakat terhadap bangsa dan negara.
"Saya ingin mengatakan pada pemirsa dan teman-teman semua, pasukan cyber ini bangkit dari satu kesadaran yang mereka miliki," ucap Ngabalin.
"Kesadaran tentang individu, kesadaran tentang bangsa dan negaranya."
Ia menyebut di semua negara pasti terdapat buzzer.
"Sebetulnya Oxford London punya penelitian terakhir Oktober kalau bisa diungkapkan juga bagus," ujar Ngabalin.
"Karena tidak saja di Lebanon, di Jordan, di Irak dan di Mesir."
Menurutnya, media sosial saat ini sangat berperan dalam pemerintahan.
"Centang perenangnya negara itu juga tidak lepas dari seberapa dahsyatnya kekuatan media sosial," ujarnya.
"Jadi kalau ada kesadaran para netizan terhadap bangsa dan keselamatan negara mereka tentang NKRI-nya, tentang pemerintahannya."
Ngabalin menyatakan, terkait siapa yang mengoordinir buzzer itu perlu dilakukan penelitian.
Sebab, kini banyak berita hoaks yang tersebar di media sosial.
"Nah itu yang saya kira harus butuh diteliti, supaya tidak menjadi fitnah, karena urusan fitnah-fitnah, caci-maki terhadap berita bohong itu," tutur Ngabalin.
• Ungkap Mahasiswa Kini Lebih Populer dari Jokowi, Haris Azhar Minta Ali Ngabalin Turunkan Microphone
• Akui Tak Hanya Kritik Jokowi, Rocky Gerung: SBY Itu Teman Diskusi Saya, Saya Juga Kritik Terus
Ngabalin juga tak menampik bahwa buzzer memiliki peran penting dalam kampanye.
"Bahwa media sosial dipakai untuk pengembangan pesan ketika orang berkampanye," ucapnya.
"Tidak ada satu pun di dunia ini di negara ini di dunia di seluruh Indonesia yang tidak menggunakan sosial."
Namun, ia menampik pihak istana memanfaatkan buzzer untuk memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2019 lalu.
"Tidak, kalau KSP (Kantor Staff Presiden) kalau kita cerita tentang kampanye KSP tidak ada hubungannya, mungkin nanti Mas Joko bisa menjelaskan," ujarnya.
Ia menambahkan, buzzer memiliki kaitan erat terhadap industry 4.0 yang dicanangkan presiden.
"Tapi kalau saya mau bilang bahwa terkait Kantor Staff Presiden, Istana Negara dan pemerintah, kaitannya dengan kan bahwa presiden berbicara tentang industry 4.0 memberikan dorongan kuat pada masyarakat terpelajar," ungkapnya.
Ngabalin menyebut kemajuan sumber daya manusia saat ini juga dipengaruhi oleh adanya internet.
"Membangun human resources dengan pembangunan lima tahun akan datang itu kan tidak ada orang yang terlepas komunikasinya dengan menggunakan internet," kata dia. (TribunWow.com)
Simak video selengkapnya berikut ini menit 4.40: