TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menjelaskan alasannya selama ini terus memberikan kritikan terkait demo mahasiswa akhir-akhir ini.
Fahri Hamzah mengkritisi demo mahasiswa yang menolak Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Revisi Undang-undang KPK.
Hal itu disampaikan Fahri Hamzah saat menjadi bintang tamu di acara E Talk Show, pada Jumat (4/10/2019).
Fahri Hamzah menilai, tuntutan mahasiswa yang menolak RKUHP dan RUU KPK bukan dari pertimbangan yang cukup dalam.
"Kalau misalnya meminta rancangan undang-undang KUHP dibatalkan rasanya itu enggak solid, itu tidak datang dari dialog yang mendalam."
"Yang lain-lain saya rasa juga bisa saya kritik termasuk soal KPK apalagi ada yang terkait dengan sahkan undang-undang PKS dan sebagainya itu," terang Fahri Hamzah dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne.
Meski demikian, sekali lagi ia akan tetap mengapresiasi usaha mahasiswa.
"Ya yang kejahatan seksual itu yang saya khawatir itu tidak well disscused (diskusi yang benar), tetapi dia sudah muncul tetap harus dihargai," puji politisi PKS ini.
Sehingga, Fahri Hamzah menantang mahasiswa untuk menunjukkan bahwa demo itu banar-benar dilakukan untuk memperjuangkan aspirasi.
• Kritisi Demo Mahasiswa dengan Kejadian 1998, Fahri Hamzah: Saya Menganggapnya Itu Kurang Solid
Selain itu, untuk menunjukkan seberapa kuat alasan mereka menolak RKUHP dan RUU KPK.
"Tantangan bagi mereka adalah apakah mereka akan relevan atau tidak itu tergantung kemampuan mereka berargumen bahwa itu memang substantif," katanya.
Menanggapi hal itu, Wahyu Muryadi alias Om Way bertanya mengapa Fahri Hamzah terus memberikan kritikan tajam pada mahasiswa-mahasiswa tersebut.
"Teman-teman sekalian para mahasiswa-mahasiswi Bung Fahri ini ngomongnya agak tajem bahwa tuntutan kalian ini dianggap tidak solid, anda mengkritik demonstran itu ya sekarang?," tanya Om Way.
"Sebagai senior tentu saya menyarankan," jawab Fahri Hamzah.
Belum selesai Fahri Hamzah menjelaskan, namun Om Way kembali bertanya.
Ia bertanya apakah Fahri Hamzah tidak takut jika suatu hari dirinya gantian didemo.
"Enggak takut? enggak takut Anda nanti didemo balik?," tanya Om Way lagi.
Fahri Hamzah mengungkapkan, kritik pada mahasiswa itu rupanya dilakukan agar para mahasiswa itu konsisten memperjuangkan aspirasinya.
"Sebagai senior tentu saya menyarankan, saya ini lagi ngasih rumus agar demonya agak lama," jawab Fahri Hamzah lagi.
• Rosi Singgung Demo Ingin Jatuhkan Jokowi, Haris Azhar: Itu dari Mantan 02, Bukan dari Mahasiswa
Mendengar hal itu, Om Way dan para hadirin langsung tertawa.
Om Way kembali bertanya rasanya mengalami perubahan posisi di mana dulunya menjadi pendemo sekarang didemo.
"Nah cuma dulu kan Anda demo tahun 98, nah sekarang malah didemo bagaimana rasanya?," tanya Om Way.
Fahri Hamzah mengatakan, hal itu justru patut disyukuri.
Adanya pendemo merupakan awal munculnya bibit-bibit pemimpin baru.
"Saya kira itu harus disyukuri, artinya telah lahir generasi baru yang punya keberanian dan pembacaan politik yang lebih luas dan itu adalah cikal cikal bakal dari pemimpin-pemimpin Indonesia ke depan," ucapnya.
"Kita ini, saya Pak Fadjroel pernah demo, karena kita pernah demolah lalu suatu hari bisa menjadi pemimpin," imbuh Fahri Hamzah.
Politisi 47 tahun ini yakin, para pendemo itu nantinya bisa jadi pemimpin-pemimpin Indonesia kelak
"Kalau Anda mengharapkan Indonesia punya pemimpin lagi musti ada yang demo. Saat ini yang demo-demo ini yang lagi memimpin gantian kita," jelas dia.
Kritikan-kritikan yang dilayangkan pada para mahasiswa dapat dijadikan pembelajaran sebelum menjadi pemimpin kelak.
"Jadi dan merekapun mimpin akan didemo juga. Harus siap," jelas Fahri Hamzah.
Lihat videonya mulai menit ke-6:54:
Diketahui, ada tujuh tuntutan yang disampaikan para mahasiswa dalam aksi unjuk rasanya seperti dikutip TribunWow.com dari Tribun Jateng.
Tujuh tuntutan tersebut yakni meminta agar DPR RI membatalkan draf RKUHP, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, dan RUU Pemasyarakatan.
Selain itu mahasiswa juga meminta agar DPR RI segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan RUU Masyarakat Adat.
Para mahasiswa juga menuntut agar presiden mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) untuk mencabut Undang-undang (UU) KPK dan UU Sumber Daya Air.
Tidak hanya meminta pemerintah menyelesaikan permasalahan RUU.
Mahasiswa juga menuntut adanya kesejahteraan masyarakat dengan menjamin pemberian layanan kesehatan BPJS secara baik.
• Isi Nasihat TNI yang Buat Para Pelajar Asal Banten Pilih Pulang dan Tak Jadi Ikut Demo di Gedung DPR
Mereka juga meminta pemerintah menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa lalu dan masa kini.
Pada aksi unjuk rasa itu, para mahasiswa meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk bertanggung jawab sebagai kepala negara.
Para mahasiswa itu mengacam akan pergi ke Jakarta bila tidak mendapat respon dari Jokowi.
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Amirul Nisa)