"(Tahun) 98 itu praktis seperti kekuatan massa melawan kekuatan kuasa jadi state (negara) melawan society (rakyat)."
"Kalau ini pernyataan politik lebih pribadi, jadi saya seneng yang melihat sekarang ini menurut saya," terang Fadjroel.
• Tidak Takut Sering Kritisi Demo Mahasiswa, Fahri Hamzah: Saya Lagi Ngasih Rumus agar Demonya Lama
Ia lantas memuji adanya gerakan berdasarkan konektivitas dengan perkembangan teknologi telepon pintar.
"Jangan-jangan ini yang disebut connectivity movement, gerakan berdasarkan konektivitas, leaderless tanpa pemimpin semuanya hanya dihubungkan dengan jaringan smart phone maka kita turun sama-sama without leader (tanpa pemimpin).
Lihat videonya mulai menit ke 9:25:
Fahri Hamzah Kritisi Demo Mahasiswa
Dilansir TribunWow.com melalui channel YouTube Talk Show tvOne, Fahri Hamzah mulanya membandingkan antara demo pada 2019 ini dengan unjuk rasa pada 1998 silam.
Menurut Fahri Hamzah, demonstrasi mahasiswa pada 1998 terjadi lantaran masalah yang telah menumpuk.
"Lalu kita bandingkan dengan yang dulu memang, ya kalau bicara melawan rezim orde baru itu kan terlalu akumulatif. Kesalahannya itu menumpuk begitu," kata Fahri Hamzah.
Kemudian, politisi asal NTB ini membeberkan masalah apa saja pada masa itu.
"Jadi mulai hilangnya kebebasan berakhir dengan hilangnya kesejahteraan sehingga orang mengantri sembako dan sebagainya," ujarnya.
• Rosi Singgung Demo Ingin Jatuhkan Jokowi, Haris Azhar: Itu dari Mantan 02, Bukan dari Mahasiswa
Sehingga masalah yang sudah menumpuk itu pantas untuk diprotes dan segera diselesaikan.
"Jadi rasanya akumulasi dari sebab musababnya itu memang komplit, itulah yang membuat konsolidasi yang masif di kalangan mahasiswa," ujar Fahri Hamzah.
Lantas ia mengatakan, demonstrasi pada akhir-akhir ini jauh berbeda dengan 1998.
Kendati demikian, Fahri Hamzah mengaku aksi mahasiswa itu tetap harus diapresiasi.