Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK

Di ILC, Johnson Panjaitan Singgung 2 Mahasiswa yang Tewas saat Demo: Ini Pembunuhan, Harus Diungkap

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Praktisi Hukum Johnson Panjaitan

TRIBUNWOW.COM - Praktisi Hukum Johnson Panjaitan menyebut kasus tewasnya 2 mahasiswa Kendari saat unjuk rasa menolak Undang-undang (UU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus segera dibawa ke pengadilan.

Johnson Panjaitan mengungkapkan, saat ini masyarakat Indonesia sedang dipertontonkan dengan aksi demonstrasi yang berujung ricuh.

Menurutnya, aksi demonstrasi ricuh tersebut membuat kondisi negara saat ini menjadi genting.

Hal itu disampaikan Johnson Panjaitan saat menjadi narasumber di acara 'Indonesia Lawyers Club', Selasa (1/10/2019).

"Keadaan bisa genting jika demonstrasi mahasiswa itu ada warna kerusuhan kalau bisa ada mati-matian gitu ya," kata Johnson Panjaitan.

"Kan itu yang sekarang dipertontonkan ke kita, sehingga bisa juga kalau saya mengutip jargonnya ILC atau tvOne, anda yang mendiskusikan, saya yang memaksakan."

Johnson menyebut tewasnya mahasiswa Kendari itu harus segera diusut tuntas.

"Jadi yang disukusi siapa, yang mamaksa siapa, entar yang berunding siapa, entar yang mati tetap mahasiswa," ucap Johnson.

Kronologi Ibu Hamil Terkena Peluru Nyasar saat Demo Mahasiswa di Kendari, Ada Suara dari Atap Rumah

Tunjukan Belasungkawa Terhadap 2 Mahasiswa yang Tewas di Kendari, Kapolda Jatim Titip Karangan Bunga

Ia mengungkapkan, pembunuh 2 mahasiswa Kendari itu harus segera ditangkap.

"Karena itu saya kira bela sungkawanya Pak Karni tidak cukup, kita harus menekan dan membawa ke pengadilan siapa yang membunuh mahasiswa itu," tuturnya.

Johnson Panjaitan lantas mengutip pernyataan Kapolda Sulawesi Tenggara, Brigjen Pol Merdisyam.

Ia menilai dua mahasisa Universitas Hulu Oleo (UHO) Kendari itu tewas karena dibunuh.

"Saya ulangi lagi, apa yang dikatakan oleh Kapolda, mahasiswa itu mati dadanya tertembus peluru tajam," imbuh Johnson.

"Jadi ini pembunuhan."

Jonson juga menyoroti pernyataan Polda Sulawesi Tenggara yang mengaku tak membekali personelnya dengan senjata api saat mengamankan aksi unjuk rasa.

"Ini pembunuhan, walaupun sebelumnya institusinya mengatakan tidak ada peluru karet, tidak ada peluru tajam," terang Johnson.

Johnson juga mempertanyakan tentang orang yang menyebabkan situasi rusuh di sebagian besar wilayah Indonesia.

"Jadi yang terjadi seperti itu, pertanyaannya siapa yang menciptakan keadaan-keadaan seperti ini?," tanya Johnson.

Lebih lanjut ia menilai rasa bela sungkawa saja tak cukup untuk mengungkap kematian dua mahasiswa Kendari.

Kasus tersebut disebut Johnson perlu dibawa ke pengadilan untuk mengetahui pembunuh mahasiswa itu,

"Jadi kita sudah tidak bisa lagi hanya bela sungkawa," ungkapnya.

"Kita harus membuktikan sekarang ini entah polisi atau siapapun yang membunuh mahasiswa itu harus dibawa ke pengadilan dan polisi harus bisa mengusut."

Simak video selengkapnya berikut ini menit 1.05:

Dua Mahasiswa Kendari Tewas saat Demonstrasi

Diberitakan sebelumnya, Yusuf Kardawi (19) dan Immawan Randy (21), mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sulteng), tewas setelah mengikuti demonstrasi di depan Gedung DPRD Kendari, Kamis (26/9/2019).

Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (27/9/2019), Yusuf Kardawi meninggal dunia karena mengalami luka yang cukup parah pada bagian kepala.

"Iya, pasien Muhammad Yusuf Kardawi (19) yang menjalani perawatan intensif pasca dioperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sultra, meninggal dunia sekitar pukul 04.00 WITA," kata Sjarif, Jumat (27/9/2019).

Ia menuturkan, Yusuf mengalami benturan dan beberapa luka di kepala.

"Pas masuk di sini sudah koma, dan sampai sekarang kondisinya juga koma dan sementara dirawat," ujar Sjarif.

Sementara itu, Immawan Randy tewas setelah mengalami luka tembak pada dada sebelah kanan.

2 Mahasiswa Tewas saat Demo di Kendari, Polri Janji Transparan Ungkap Hasil Investigasi

Tito Karnavian Kirim 2 Tim untuk Investigasi Tewasnya 2 Mahasiswa UHO, Wakapolri Terjun ke Kendari

Dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com, Kamis (26/9/2019), Immawan Randy tewas setelah terkena tembakan saat melakukan demonstrasi di depan Gedung DPRD, Sulawesi Tenggara.

Ia sempat mendapat perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit (RS) Ismoyo, Kendari.

"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam," kata Yudi Ashari, dokter RS Ismoyo, seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (26/9/2019).

Terkait mahasiswa UHO yang tewas tertembak, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart menyebut pihaknya hanya membekali aparat kepolisian yang bertugas dengan tameng, water canon dan gas air mata.

Ia mengaku aparat kepolisian yang berjaga di depan Gedung DPRD Sultra tak dibekali senjata api

"Anggota tidak pakai peluru tajam, peluru karet maupun peluru hampa dalam pengamanan aksi hari ini," kata Harry, Kamis (26/9/2019).

"Untuk cari penyebab korban meninggal dunia masih kita tunggu hasil otopsi di RS Kendari." (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)