TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan perintah kan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk jaga ambulans yang bertugas di depan Gedung Dewan perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Penjagaan itu dilakukan untuk menjaga kemanan tim medis dan ambulans yang digunakan.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (30/9/2019), penjagaan dilakukan untuk menghindari adanya tuduhan ambulans yang membawa batu.
• Soal Demo Mahasiswa, Wiranto: Jangan Mau Diprovokasi, Didorong Melakukan Langkah Anarkis
Bukan hanya ambulans dari Pemprov DKI Jakarta, ambulans dari Palang Merah Indonesia (PMI) juga akan mendapat penjagaan dari Satpol PP.
"Sekarang untuk pengamanannya, kita mendampingi mereka dengan petugas Satpol PP. Jadi petugas-petugas (Satpol PP) kita mendampingi ambulans," ucap Anies Baswedan, Senin (30/9/2019).
Anies Baswedan juga menjelaskan bahwa ambulans yang disiagakan adalah permintaan dari Polda Metro Jaya.
Selain itu, ia juga menyebut bahwa petugas yang ada di ambulans sudah bekerja sesuai dengan prosedur.
"Perlu dicatat bahwa Pemprov DKI mengirimkan ambulans itu berdasarkan permintaan dari Polda. Jadi kalau kita mengirimkan itu bukan inisiatif kita sendiri saja, tapi selalu ada permintaan Polda," ucap Anies Baswedan.
Ambulans kembali diturunkan pada aksi unjuk rasa pada Senin (30/9/2019) di depan Gedung DPR.
• Dapat Laporan Daftar 119 SMK yang Ikut Demo, KPAI Minta Orangtua Langsung Jemput Anak saat Pulang
Anies Baswedan memberikan penjagaan khusus pada ambulans mengingat adanya mobil ambulans yang ditahan oleh pihak kepolisian.
Saat demo pada Kamis (26/9/2019) dini, muncul kabar adanya mobil ambulans yang diamankan oleh pihak berwajib.
Mobil itu diduga menyimpan batu dan bensin yang digunakan mahasiswa.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono membenarkan adanya penahanan sebuah mobil ambulans dan petugas medis.
"(Mobil ambulans beserta sopir) diamankan di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan," ujar Argo Yuwono, Kamis (26/9/2019).
Pihak kepolisian kemudian mengklarifikasi bahwa mobil-mobil ambulans yang diamankan ternyata tidak menyimpan batu ataupun bensin.
Pada Kamis (27/9/2019) siang, pihak kepolisian membuat pernyataan bahwa dugaan brimop salah.
Argo Yuwono menyebut adanya batu, bensin, dan kembang api adalah milik para pendemo.
• Isi Nasihat TNI yang Buat Para Pelajar Asal Banten Pilih Pulang dan Tak Jadi Ikut Demo di Gedung DPR
Ia menyebut bahwa pendemo berusaha mencari perlindungan di dalam mobil ambulans.
"Jadi anggapan dari Brimob, diduga mobil ini yang digunakan perusuh, tapi bukan. Perusuh masuk ke mobil untuk perlindungan," jelas Argo Yuwono.
Argo Yuwono menjelaskan ada enam ambulans yang sempat ditahan.
Tidak hanya ambulans, polda juga menahan semua petugas medis dari enam ambulans tersebut.
Dari enam ambulans itu, lima di antaranya adalah milik PMI dan satu unit milik Pemprov DKI Jakarta.
"Kami menyerahkan mobil ambulans kepada PMI dan Dinas Kesehatan DKI. Kami serahkan dengan perangkatnya. Artinya dengan krunya. Tapi nanti kalau mau dimintai keterangan sebagai saksi, mereka sudah siap," jelas Argo Yuwono.
Sementara itu dikutip TribunWow.com dari TribunJakarta.com, Senin (30/9/2019), pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta nama baiknya dipulihkan atas tuduhan membawa batu dan bensin.
• Bersikeras Ikuti Demo Tolak RKUHP di DPR Bersama Mahasiswa, Pelajar: Nenek Saya Ayamnya Banyak
"Kami minta ada rehabilitasi nama baik institusi Pemprov DKI Jakarta termasuk jajaran Dinas Kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Mapolda Metro Jaya, Kamis (26/9/2019).
Widyastuti menyebut bahwa ambulans yang diturunkan merupakan permintaan dari Polda Metro.
"Kami memastikan Pemprov dan Dinas Kesehatan DKI akan selalu mendukung kegiatan masyarakat dalam jumlah besar. Kami akan berpartisipasi menyediakan dukungan kesehatan untuk saat ini dan seterusnya," jelas Widyastuti.
(TribunWow.com/Ami)