Bencana Kabut Asap Karhutla

Di ILC, Fadli Zon Sindir Jokowi yang Marah-marah soal Karhutla tapi Tak Ada Hasil: Weak Leadership

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengkritik sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah terjadi di Kalimantan dan Sumatera belakangan ini, Selasa (17/9/2019).

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengkritik sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah terjadi di Kalimantan dan Sumatera belakangan ini.

Diketahui kabut asap pekat dari karhutla menghantui warga Kalimantan dan Sumatera hingga membuat dampak gangguan kesehatan.

Dikutip TribunWow.com, Fadli Zon menuturkan pendapatnya saat menjadi narasumber program Indonesia Lawyers Club (ILC), yang diungah dalam saluran YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (17/9/2019).

 

Jokowi Minta Laporan Menteri soal Karhutla: Tak Perlu Banyak, yang Penting Tindakan di Lapangan

Fadli Zon mulanya menuturkan persoalan karhutla bukanlah persoalan yang biasa namun luar biasa.

"Dan kita sudah menyaksikan sendiri testimoni dari para korban di berbagai provinsi, bahwa persoalan ini bukan persoalan biasa tapi luar biasa," ujar Fadli Zon.

Dirinya lantas bercerita pernah mendatangi lokasi wilayah yang terdampak kabut asap karhutla pada tahun 2015.

"Saya tahun 2015 pernah langsung datang ke lokasi kebakaran hutan, di Kabupaten Pulang Pisau waktu itu, dengan jarak pandang yang sangat terbatas sekali, menginap di Palangkaraya waktu itu penuh dengan asap," paparnya.

Dalam kunjungan itu, Fadli Zon mengakui hidup di tengah kepungan kabut asap adalah hal yang sulit.

"Saya kira untuk menginap semalam saja susah sekali apalagi kalau berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan," ungkap Fadli Zon.

Ia juga terlihat menyindir respons Jokowi yang selalu menuturkan karhutla bisa diatasi.

"Ini adalah satu keprihatianan bersama kok bisa terulang lagi. Padahal presiden berkali-kali dalam berbagai kesempatan mengatakan ini sudah bisa diatasi dan tidak terjadi lagi," katanya.

"Ternyata tidak demikian," tambahnya.

Gubernur Sumsel Tanggapi 6 Poin Tuntutan Mahasiswa soal Karhutla: Siap Turun jika Tak Saya Jalankan

Fadli Zon kemudian mengatakan setuju atas ucapan Anggota DPR RI PDIP, Maruarar Sirait.

"Nah saya ingin mengutip apa yang disampaikan oleh Ara, 'Negara tidak boleh kalah oleh mafia' tapi kenyataaannya kalah melulu, kenapa kalah melulu?"

"Saya kira persoalannya yang kita bicarakan ini adalah akibat-akibat tapi tidak merujuk kepada penyebab," sebut Fadli Zon.

Dikatakannya, bahwa karhutla merupakan persoalan kepemimpinan.

Ia juga tampak menyindir Jokowi yang pernah marah karena masalah karhutla namun tak bisa menyelesaikannya.

"Salah satu penyebabnya saya kira adalah persoalan leadership, leadership nasional, kepemimpinan nasional, ternyata presiden sendiri marah tidak efektif," sindir Fadli Zon.

"Kalau presiden marah sekali harusnya selesai persoalan ini. Ini marah berkali-kali tapi kebakaran hutan jalan terus," pungkasnya.

Fadli Zon lantas mengutip data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai penyebab karhutla terjadi.

"Dan kebakaran hutannya kenapa? Tadi juga sudah disimpulkan, 99 persen kata BNPB karena manusia."

"Ini data yang menurut saya sangat penting," kata Fadli Zon mengangkat data dari BNPB.

"Plus 80 persen hutan yang dibakar atau kebakaran itu dijadikan kebun. Jadi saya kira faktor kesengajaan sangat tinggi sekali dalam hal ini."

"Karena itu persoalannya adalah di leadership-nya, kepemimpinan nasional, di daerah itu sangat penting," sindirnya kembali.

Dia lantas menuturkan apa yang dilakukan Jokowi justru memperlihatkan bahwa pemerintah kini lemah.

"Jadi mungkin Pak Jokowi ini masih kurang efektif. Jangan terlalu sering marah-marah tapi tidak ada hasilnya, itu percuma. Itu menunjukkan itu justru weak leadership," ulasnya.

Lihat videonya dari awal:

144 Ribu Masyarakat Terkena ISPA

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (18/9/2019), karhutla di Kalimantan dan Sumatera berakibat buruk bagi kesehatan.

Tercatat 144.219 warga terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Angka itu berasal dari data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan per Senin, (16/9/2019) pukul 16.00 WIB.

Kota Palembang menjadi kota dengan penderita ISPA terbanyak yakni 76.236 penderita, periode Maret hingga September.

Yang kedua diduduki Provinsi Kalimantan Barat dengan jumlah penderita ISPA sebanyak 15.468 periode Juli 2019.

Hari Kedua Tinjau Karhutla, Jokowi Ikut Salat Istisqa Minta Turun Hujan di Riau

Selanjutnya, Provinsi Riau dengan 15.346 penderita ISPA periode 1 hingga 15 September 2019.

Disusul Provinsi Jambi dengan penderita ISPA sebanyak 15.047 pada Juli hingga Agustus 2019.

Provinsi selanjutnya dengan penderita ISPA terbanyak yakni Kalimantan Selatan, tepatnya di Kabupaten Banjarbaru.

Tercatat, setidaknya 10.364 penderita ISPA periode Juni hingga Agustus 2019.

Dan Provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya di Kota Palangkaraya.

Tercatat ada 11.758 penderita ISPA pada Mei hingga September 2019.

Pengendara melintas di Jalan Sutan Syahrir, Pontianak dengan Kondisi udara yang sangat tidak sehat akibat dari pencemaran kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (11/9/2019). (TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA)

(TribunWow.com/Roifah Dzatu Azmah)