TRIBUNWOW.COM - Seorang siswi berusia 12 tahun di Ponterfract, West York, Amerika Serikat, diasingkan ke ruang isolasi gara-gara seragam yang ia kenakan.
Dilansir TribunWow.com dari mirror.co.uk, Kamis (12/9/2019), rok siswi bernisial IB itu disebut pihak sekolah terlalu pendek.
IB ditegur seorang guru, karena roknya 5 cm di atas lutut.
Siswi tersebut kemudian dibawa ke ruangan khusus dan di asingkan di sana selama sisa jam pelajaran.
Mengetahui apa yang terjadi pada putrinya, DE, ibu IB mengaku sangat geram.
DE mengaku itu adalah satu-satunya rok yang muat dan sesuai dengan putrinya.
• Ada Negosiasi sebelum Siswa SMA Bunuh Begal di Malang, ZA Sempat Tawarkan Hal Lain ke Misnan
Diketahui, IB tidak diizinkan mengikuti sisa pelajaran, dan selama 6 jam terakhir menghabiskan waktu dengan mencoba 23 pasang celana panjang sebagai alternatif.
DE mengaku mereka merasa sulit menemukan pasangan yang cocok lantaran ukuran pinggang anaknya.
Sementara anaknya disebut melanggar kebijakan sekolah gara-gara ukuran rok yang ia pakai.
"Dia diasingkan selama sisa hari itu karena roknya terlalu pendek," kata DE.
"Roknya harus dekat dengan lutut seperti yang dinyatakan dalam aturan penggunaan seragam."
"Dia sudah sekolah selama satu jam, aku pergi ke sekolah untuk menjemputnya, karena dia dikucilkan," imbuhnya.
DE kemudian mengaku mempertanyakan perlakuan pihak sekolah kepada putrinya.
"Saya meminta berbicara dengan seseorang untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, dan mengapa itu menjadi masalah," kata DE.
"Ketika saya bertanya apakah roknya secara langsung memengaruhi pendidikan dan kemampuannya untuk belajar, saya diberi tahu 'Ya'."
"Ketika ditekan tentang bagaimana hal itu secara langsung mempengaruhi pendidikan dan kemampuannya untuk belajar, saya diberitahu itu karena kebijakan sekolah," ungkap DE.
• Fakta Siswi SMA Dihajar Teman Pria di Kelas, Ditendang Bagian Dada sampai Tak Sadarkan Diri
Menurut DE, pernyataan pihak sekolah tidak menjawab apa yang ia tanyakan.
"Tidak menjawab pertanyaanku, jadi aku menjelaskan," katanya.
"Pendidikan dan kemampuannya untuk belajar semata-mata didasarkan pada apa yang keluar dari mulut gurunya, dan apa yang tertanam di antara telinganya dan tingkat pemahaman yang ia miliki di sekitar pelajaran atau subjek tertentu."
DE juga kembali mempertanyakan korelasi antara rok pendek dengan kemampuan belajar seorang siswa.
"Jadi, sekali lagi, bagaimana panjang roknya secara langsung memengaruhi dia menerima pendidikan, dan / atau kemampuannya untuk belajar?"
"Kebijakan sekolah menentukan bahwa jika seragam tidak mematuhi kebijakan, siswa akan dikucilkan untuk hari itu."
"Jadi sungguh, itu adalah kebijakan sekolah yang memengaruhi dia menerima pendidikan, berdasarkan pada gagasan sewenang-wenang tentang seberapa dekat lutut dengan roknya. Sebenarnya, tidak panjang roknya," ungkap DE.
DE kemudian mengatakan bahwa ia tidak memiliki masalah dengan kebijakan seragam sekolah.
"Itulah kebijakan yang secara tidak sadar mengajar anak-anak kita," ujarnya.
"Ini adalah pengondisian sosial, sekelompok orang yang memandang orang lain dan mendiskriminasi dan menganiaya mereka," tambahnya.
Sementara itu, pihak sekolah menolak memberikan komentar terkait apa yang terjadi. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)