TRIBUNWOW.COM - Zaenal Abidin (29), pemuda yang tewas setelah dipukul oknum polisi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis (5/9/2019) lalu diberi santunan oleh pihak kepolisian.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (10/9/2019), Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Negeri Mataram (Unram) menduga kuat adanya kesalahan standara operasi prosedur (SOP) dari pihak kepolisian.
Advokat BKBH Unram, Joko Jumadi meyakini adanya kesalahan SOP kepolisian saat menangani Zaenal yang berniat mengambil motornya yang ditilang hingga terjadi pemukulan pada Kamis (5/9/2019) lalu.
"Kuat dugaan dari kami ada kesalahan SOP yang dilakukan kepolisian dalam menangani kasus Zaenal," ujar Joko Jumadi.
• Surat Keluarga Zaenal, Pria yang Tewas Dipukul Oknum Polisi karena Tilang, Sebut soal Gangguan Jiwa
Joko menyebut dugaan kuat itu dibuktikan dengan pemberian santunan atau tali asih dari pihak kepolisian kepada keluarga Zaenal.
Tak hanya itu, keluarga Zaenal juga sudah menandatangani sebuah surat pernyataan damai.
"Karena ini ada tali asih dan surat pernyataan dari keluarga, kami menduga ada proses kesalahan dalam penanganan saudara Zaenal," ungkap Joko Jumadi.
Sementara itu, pihak Polda NTB kini sudah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus ini.
"Dalam hal ini kami sudah membentuk tim investigasi," kata Kapolda NTB Irjen Pol Nana Sujana dalam jumpa pers di Mapolda NTB.
Kini empat oknum anggota Polres Lombok Timur sedang menjalani pemeriksaan oleh Kabid Propam Polda NTB.
• Zaenal Tewas setelah Dipukul Oknum Polisi, Ayah: Lebih Baik Dipenjara 10 Tahun daripada Dipukul Mati
Jika sampai ditemukan bukti-bukti para oknum tersebut melakukan penganiayaan hingga menyebabkan Zaenal meninggal dunia, maka akan ditindak tegas.
"Kalau anggota kami salah, anggota kami kemudian sampai melakukan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia akan kami tindak tegas. Akan kami tindak tegas," ujar Nana.
Nana menyebut pihaknya melakukan pendalaman dengan menggali keterangan dari beberapa saksi.
Di antaranya adalah Ikhsan, keponakan Zaenal yang saat itu mengantar Zaenal ke Polres Lombok Timur untuk mengambil motornya.
• Sakit Hati Cinta Ditolak, Pemuda di Bandung Peluk lalu Tusuk Gadis Pujaan Hatinya
Kronologi Kejadian
Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana mengungkap kronologi perkelahian antara oknum polisi dengan Zaenal.
Mulanya Zaenal mendatangi Polres Lombok Timur untuk mengambil sepeda motornya yang disita polisi saat razia operasi patuh.
Zaenal mendatangi lapangan apel Satlantas Polres Lotim pada Kamis (5/9/2019) sekira pukul 20.20 WITA.
Saat itu, anggota Satlantas Aipda I Wayan Merta Subagia dan Bripka Nuzul Husein sedang bertugas menjaga kendaraan yang disita dari operasi patuh di Polres Lombok Timur.
Kemudian Zaenal datang dengan mengendarai motor melawan arus dan tidak memakai helm.
"Saya mulai dari kronologi saja, pada hari Kamis tanggal 5 September 2019 pukul 20.20 WITA, bertempat di lapangan apel Satlantas Polres Lotim."
"Si Zaenal dengan menggunakan sepeda motor dari arah melawan arus dan tanpa helm memasuki pintu gerbang kantor Satlantas," terang Nana, dalam jumpa pers, Senin (9/9/2019).
• Ditembak saat Ditangkap, 2 Penusuk Santri hingga Tewas di Kuningan Konsumsi 20 Butir Narkoba
Tanpa turun dari sepeda motor, Zaenal langsung bertanya perihal keberadaan motornya yang disita polisi dengan cara kasar yang menyulut emosi dua petugas satlantas yang sedang berjaga.
Saat Bripka Nuzul berusaha menenangkan Zaenal, ia justru mendapat pukulan di pipi dan hidung berkali-kali.
Hal tersebut lantas memicu terjadinya perkelahian antara Zaenal dan para anggota kepolisian.
"Tiba-tiba Zaenal memukul anggota lantas (polantas) yang mengakibatkan terjadinya perkelahian dengan anggota yang bertugas," tutur Nana.
Berusaha memberi perlawanan, Zaenal justru terjatuh dan menabrak pot bunga yang ada di lapangan apel Satlantas Polres Lomok Timur.
Setelah perkelahian, lanjut Nana, Zaenal yang babak belur dibawa ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) untuk diperiksa.
Saat menuju SPKT, Zaenal terjatuh hingga tak sadarkan diri.
Zaenal kemudian dibawa pihak kepolisian ke Rumah Sakit Umum Selong, Lombok Timur.
Setelah menjalani perawatan beberapa hari, Zaenal meninggal dunia pada Sabtu (7/9/2019).
• Anaknya Viral Disebut Pelaku Pembully FA hingga Tewas, Orangtua IB: Kasihan, Anak Saya Ramai Dituduh
Surat Pernyataan Keluarga Zaenal
Surat pernyataan keluarga Zaenal didapatkan dari Ketua Forum Rakyat Bersatu (FRB) Lombok Timur, Eko Rahady dan tertanggal Sabtu (7/9/2019).
Surat pernyataan yang terdiri dari satu lembar itu memuat dua poin.
Poin pertama menyebut pihak keluarga Zaenal tidak menuntut secara hukum atas apa yang menimpa putranya.
Pihak keluarga memaklumi kejadian itu lantaran Zaenal memiliki gangguan jiwa.
“Kami selaku orang tua dan keluarga dari Zaenal Abidin tersebut di atas, tidak keberatan dan tidak akan menuntut secara hukum dari pihak manapun di kemudian hari, atas apa yang sudah terjadi dan yang dialami oleh anak kami tersebut di atas dikarenkan kami selaku keluarga menyadari/memaklumi klondisi anak kami yang sedang mengalami gangguan jiwa.”
Kemudian poin kedua adalah ucapan terima kasih kepada pihak kepolisian lantaran sudah membiayai perawatan Zaenal selama di rumah sakit.
“Kami selaku orangtua mewakili keluarga mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan/sumbangsih biaya pengobatan/perawatan dan santunan yang telah diberikan oleh pihak kepolisian.”
“Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagai mana mestinya,” tutup surat pernyataan tersebut.
• Keinginan Terakhir FA, Bocah TK yang Tewas Di-bully oleh Temannya Diungkap sang Ibunda
Surat pernyataan itu ditandatangani oleh ayah Zaenal atas nama Sahabudin serta anggota keluarga lain dan bermaterai 6000.
Dengan adanya surat pernyataan itu, Sahabudin menyebut sudah damai dan tak ada masalah lagi dengan pihak kepolisian.
“Kan sudah ada surat itu, katanya sudah damai, tidak ada masalah lagi,” kata Sahabudin.
Sahabudin kini enggan bicara banyak lantaran takut salah berkomentar karena sudah menandatangani surat pernyataan itu.
"Tidak tahu mau ngomong apa, takut nanti salah-salah, karena sudah tanda tangan surat," ujar Sahabudin.
(TribunWow.com/Ifa Nabila)
WOW TODAY: