TRIBUNWOW.COM - Keluarga mantan Presiden BJ Habibie bersama Pollux Properties Group berencana membangun gedung pencakar langit.
Gedung tersebut rencananya akan dibangun setinggi 350 meter.
Melalui Pollux Habibie International, mereka tengah merintisnya dalam pengembangan superblok Meisterstadt 11 menara di atas lahan 9 hektar di Batam Center, Batam, Kepulauan Riau.
Gedung jangkung ini dirancang sebagai perkantoran dengan rencana konstruksi yang mencakup struktur 100 lantai dan menjadi bagian dari pembangunan tahap akhir Meisterstadt.
Dalam laman resminya, B.J Habibie mengatakan, Meisterstadt Batam merupakan salah satu realisasi dari pencapaian Batam menjadi yang terdepan.
• BJ Habibie Jalani Perawatan Selama Satu Minggu, Jokowi Jenguk Langsung di RSPAD Gatot Soebroto
“Batam tempat yang menawan bagi saya. Melalui pembangunan Meisterstadt, kita bangun kota Batam agar menjadi kota yang maju dan sempurna dari segala sisi. Meistestadt adalah wujud nyata berbagai proses perkembangan kota Batam," tutur Habibie.
Hal senada dikatakan Presiden Komisaris Pollux Properties Group Po Sun Kok.
Menurut dia, Batam adalah kota yang memiliki daya tarik tersendiri dalam industri properti.
"Lokasi yang strategis serta potensi perkembangan dari berbagai sisi industri membangun keyakinan Pollux bahwa Meisterstadt akan menjadi salah satu landmark terbesar di Batam," imbuhnya.
Adapun ketinggian pencakar langit yang telah disetujui pemerintah Kota Batam melalui penerbitan Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 80 lantai.
Namun demikian, Pollux Habibie International akan melobi pemerintah kota Batam untuk tetap dapat membangun hingga 100 lantai.
"Seluruh aspek legal gedung 80 lantai telah kami kantongi. Tinggal merealisasikannya. Gedung tertinggi yang dirancang dengan konsep twisted ini akan menjadi tahap akhir atau kelima dari proyek Meisterstadt," tutur Sales and Marketing Director Pollux Properties Indonesia Maikel kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2019).
• Video Detik-detik Crane Patah dan Terjatuh hingga Timpa Gedung Bertingkat
Rencananya, gedung tersebut dibangun serba modern dengan teknologi building automation system, hemat energi, dan ramah lingkungan.
Untuk membangun Meisterstadt Batam, perusahaan merogoh pundi 1 miliar dollar atau ekuivalen Rp 14,06 triliun sebagai investasi.
Dari mana Pollux Habibie International mendapatkan dana untuk merealisasikan megaproyek ini?
Sementara di sisi lain pasar properti masih melambat, dan kredit konstruksi pun terbilang seret.
Maikel menjawabnya dengan optimistis bahwa Meisterstadt Batam didukung oleh sumber pendanaan yang telah teruji mampu membangun beberapa portofolio properti sebelumnya di Singapura, Semarang, Lombok, Jakarta, dan Cikarang.
"Induk usaha Pollux ini adalah Golden Flower Group yang berbisnis inti garment. Produksinya diekspor hingga ke Amerika Serikat. Baju-baju street ware yang populer di sana, garmennya dari Golden Flower Group," buka Maikel.
Selain mengandalkan dukungan subsidi dari induk usaha, Pollux Habibie International juga memiliki kas internal yang diklaim Maikel sangat kuat, serta ditopang oleh hasil penjualan unit-unit apartemen Meisterstadt Batam.
• Kronologi Kerusuhan di Manokwari, Reaksi dari Mahasiswa Papua Ditangkap hingga Api Lahap Gedung DPRD
Tiga menara apartemen pertama telah terjual sebanyak 95 persen dan untuk Erlesen Tower terserap 80 persen dengan estimasi angka penjualan hingga akhir tahun mencapai Rp 1,3 triliun.
Empat menara ini merupakan bagian dari delapan menara apartemen Meisterstadt Batam dengan total 6.500 unit, yang dilengkapi satu hotel, satu rumah sakit internasional, mal, pertokoan, dan kampus.
"Satu lagi sumber pendanaan kami adalah pinjaman perbankan. Namun sumber ini belum akan kami gunakan, karena kas internal dan hasil penjualan masih mampu menutupi kebutuhan investasi," cetus Maikel.
Segelintir
Sanggupkan Pollux Habibie International mewujudkan ambisinya membangun gedung tertinggi di Sumatera, bahkan Indonesia dan bersaing dengan PT Grahamas Adisentosa yang membangun Signature Tower?
Mendirikan struktur di atas 250 meter bukanlah perkara gampang.
Ada banyak hal yang harus dipenuhi, selain masalah pendanaan.
Termasuk di antaranya adalah koefisien lantai bangunan (KLB) sehingga berdampak pada perubahan desain dan proses perizinan.
Tak hanya proses izin yang dipersyaratkan oleh Pemerintah Kota Batam, melainkan juga Izin Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan KKOP dari Dinas Perhubungan.
Hal ini menyusul lokasi Meisterstadt Batam yang berdekatan dengan Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
• BJ Habibie Diisukan Meninggal Dunia, Melanie Subono Geram pada Penyebar Hoaks: Terkutuklah Kalian
Masalah KLB, revisi desain, serta arsitektur kota dan keamanan konstruksi bangunan inilah yang mengganjal pembangunan Signature Tower di Sudirman CBD Jakarta setinggi 638 meter dalam 111 lantai.
Padahal, Signature Tower dibangun oleh pengembang PT Grahamas Adisentosa yang notabene merupakan bagian dari Artha Graha Group sebagai pemilik konsesi pengembangan Sudirman CBD Jakarta.
Jadi, mudah dimafhumi, jika hanya segelintir pengembang yang mampu membangun pencakar langit dengan ketinggian lebih dari 250 meter atau yang sanggup mendirikan supertall.
Supertall sendiri merupakan kategori Council on Tall Building and Urban Habitat (CTBUH) untuk gedung yang menjulang lebih dari 300 meter.
Hanya delapan pengembang yang sukses mewujudkan ambisi membangun pencakar langit di Jakarta.
Itu pun dengan ketinggian yang masih di bawah supertall.
Mereka adalah Gama Land dengan Gama Tower-nya yang hingga saat ini masih memegang rekor sebagai pencakar langit tertinggi di Indonesia dengan 285,5 meter.
• Kabar BJ Habibie Meninggal Dipastikan Hoaks, Begini Update Kondisi Kesehatannya
Menyusul di posisi kedua, Agung Sedayu Group yang mematahkan keraguan publik dengan Treasury Tower setinggi 279,5 meter.
Berikutnya PT Swadharma Primautama yang punya menara ikonik dan belum tergantikan, yakni Wisma 46 setinggi 261,9 meter.
Di posisi keempat terdapat Astra Property.
Pendatang baru di sektor properti ini langsung menggebrak dengan mendirikan gedung yang mengangkasa 261,5 meter, Menara Astra.
Selanjutnya kolaborasi strategis Sahid Group, Pikko Land, dan Tan Kian dalam KSO Sahid Megatama Karya Gemilang dengan gedung Sahid Sudirman Center setinggi 258 meter.
Peringkat keenam diduduki PT Permata Birama Sakti yang mampu menyelesaikan Millennium Centennial Center setinggi 254 meter tahun ini.
Kemudian PT Ciputra Development Tbk yang berhasil menjadikan Raffles Hotel sebagai pilihan akomodasi Raja Salman pada 2017 lalu.
Ketinggian hotel ini mencapai 253,3 meter.
Posisi kedelapan diduduki The Pakubuwono Development dengan gedung The Pakubuwono Signature setinggi 252 meter.
Sementara pengembang yang sedang membangun supertall tercatat hanya ada satu perusahaan yakni PT Putragaya Wahana dengan Thamrin Nine 1 yang mengangkasa 333,5 meter.
Saat ini, konstruksinya masih berjalan, bersamaan dengan fungsi properti lainnya seperti apartemen Le Parc yang merupakan salah satu termewah dan termahal di Indonesia.
Sanggupkah Pollux Habibie mewujudkan 80 lantai menara ikonik Meisterstadt Batam? Waktu yang akan mengujinya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menguji Ambisi Pollux Habibie Bangun Gedung Tertinggi ".
WOW TODAY: