TRIBUNWOW.COM - Penemu mobil Esemka, Sukiyat, tidak terima lantaran Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kerap disalahkan soal produksi mobil Esemka.
Sukiyat pun menunjuk ada berbagai pihak yang memang sirik dengan keberhasilan mobil Esemka sehingga Jokowi sebagai yang mempromosikan menjadi sasaran.
Hal tersebut disampaikan Sukiyat dalam wawancara ekslusif unggahan kanal YouTube Tribunnews.com, Jumat (6/9/2019).
Dalam wawancara itu, Sukiyat menyebut yang selama ini membuat mobil Esemka dipermasalahkan adalah pihak-pihak yang sirik.
"Jadi polemik itu kan ya itu tadi, kita kembalikan, kita itu kan...orang-orang yang grup partai sirik itu loh, grup partai sirik itu yang bikin masalah," ujar Sukiyat.
Sukiyat menyebut Jokowi selama ini hanya menjadi orang yang mempromosikan serta memperagakan penggunaan mobil Esemka.
• Sukiyat Beberkan Alasan Mobil Esemka Lama Diproduksi: Di Indonesia Apa-apa Harus Debat Kepanjangan
Sukiyat mengibaratkan dirinya sebagai penjahit baju, sedangkan Jokowi adalah sang model yang ia pilih untuk mempromosikan baju buatannya.
"Pak Jokowi ini kan cuma sebagai peragawan, saya ini kan yang jahit, yang memotong pakaiannya, terus (membuat) bentuknya pakaian, karena Pak Jokowi itu tinggi, saya desainernya to? Desainernya, yang jahit," jelasnya.
Pria asal Boyolali ini mengaku senang produknya digunakan oleh Jokowi yang juga memancing para calon pembeli yang memesan mobil Esemka.
"Terus akhirnya saya kok senang Pak Jokowi, Pak Jokowi jalan lenggak-lenggok, akhirnya pengunjung banyak, senang modelnya, banyak yang pesan, benar, benar waktu itu banyak," kata Sukiyat.
Meski mobil Esemka saat itu sudah dipesan banyak orang, namun harus menghadapi berbagai kendala sehingga produksinya sempat terhenti.
• Perjalanan Mobil Esemka: Diperkenalkan Jokowi hingga Dianggap untuk Bonceng Popularitas Politik
"Tapi karena ada aturan di Indonesia ini terlalu panjang aturannya, kita kan hati-hati, enggak terus (asal) bikin, kalau bikin tenggok atau bikin apa gampang, dari bambu itu loh."
"Itu mudah, kalau mobil ini kan ada safety-nya, keselamatan, dan sebagainya," terangnya.
Sukiyat pun geram ketika Jokowi menjadi objek yang disalahkan.
Menurut Sukiyat, yang harus disalahkan adalah dirinya sebagai pembuat mobil Esemka.
"Jadi, kalau Pak Jokowi disalahkan itu ya sangat-sangat disayangkan ya, salahkan saya to, yang membuat (saya) kok disalahkan Pak Jokowi, salahkan Pak Kiyat saja," kata Sukiyat.
"Tanya ke Pak Kiyat, 'Kenapa Pak Kiyat dulu kok bikin gitu?', 'Loh memangnya enggak boleh? Orang cacat enggak boleh?'," imbuhnya.
• Singgung Kekurangan Mobil Esemka, Jokowi: Ya Namanya Juga Pertama
Dalam video itu, Sukiyat juga menjelaskan mengapa mobil Esemka sempat lama tak kunjung diproduksi.
Sukiyat menyebutkan ada beberapa unsur sehingga suatu industri bisa terus memproduksi barang.
"Usaha itu ada tiga, ada penemu (atau) inisiator, ada yang beli, ada yang produksi. Tiga ini harus linked dan matched," ucap Sukiyat.
Sebagai insiator yang sudah menemukan mobil Esemka, Sukiyat selanjutnya membutuhkan pabrik serta pembeli.
"Inisiator itu kan cuma menemukan, saat sudah jadi barang, ada yang senang ada yang beli, ada yang beli ada industri," lanjut Sukiyat.
Tak hanya itu, Sukiyat harus menempuh perjalanan panjang ketika mobil sudah diciptakan, yakni harus lolos berbagai uji hingga layak dipasarkan.
"Nah perjalanan-perjalanan itu kan harus ada aturan dari pemerintah untuk uji emisi, uji kelayakan, sertifikasi, dan sebagainya," terang Sukiyat.
• Jokowi Singgung soal Harga dan Desain di Peluncuran Mobil Esemka Bima: Feeling Saya Laku Keras
Mengingat perjalanan produksi mobil yang panjang, Sukiyat menegaskan bahwa proses tersebut tidaklah mudah.
"Nah di situ itu kan sudah dilalui, lah dalam perjalanan lama itu, itu karena, ya membuat mobil itu enggak gampang," ucap Sukiyat.
Tak hanya itu, Sukiyat juga menyinggung bahwa di Indonesia terlalu banyak perdebatan.
"Karena kebanyakan di Indonesia itu apa-apa kan harus banyak udur, udur itu debat," ujar Sukiyat.
Perdebatan dari berbagai kalangan mengenai mobil Esemka inilah yang juga menghambat produksi mobil.
"Debat, saling mengeluarkan (argumen), itu juga bagus, tapi karena kepanjangan, terus akhirnya kan juga industri (terkena dampak), industri kan harus laba, harus hitung-hitung, harus menyiapkan," jelasnya.
"Baru ini tadi kan (diluncurkan), karena membikin kendaraan itu memang ribuan ya komponennya, supaya nantinya vendor-vendor itu jalan," kata Sukiyat.
Meski mobil sudah bisa dipasarkan, keterlibatan industri lain pun juga dibutuhkan sehingga harus ada proses lain yang memakan waktu.
Berikut video lengkapnya (menit ke-9.25):
• Fakta Perjalanan Mobil Esemka: Dirintis 10 Tahun, Sempat Mandek hingga Harga Rp 100 Jutaan
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, mobil Esemka pertama kalinya diciptakan oleh Sukiyat pada 7 Januari 2012.
Sukiyat saat itu ingin membantu para siswa Jurusan Otomotif Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, dengan memberikan bodi mobil Toyota Kijangnya.
Siswa lantas diajari cara membuat badan mobil secara manual, yakni membentuk pelat eser dengan teknik ketok (kenteng).
Ia yang mengarahkan siswanya membuat Sedan berubah menjadi mobil sport utility vehicle (SUV).
Sukiyat di tahun 2012 lantas dipertemukan dengan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Joko Sutrisno.
Dari sini, bengkel milik Sukiyat menjadi mitra perusahaan untuk program perakitan mobil oleh siswa SMK.
Tercetuslah mobil prototipe yang belakangan dinamakan Kiat Esemka.
Esemka sendiri terinspirasi bentuk Toyota Land Cruiser Prado dan Ford Everest.
• Jokowi Singgung soal Harga dan Desain di Peluncuran Mobil Esemka Bima: Feeling Saya Laku Keras
Mobil Esemka Diluncurkan
Setelah berproses cukup lama, sejak tahun 2012, mobil Esemka akhirnya resmi diluncurkan pada Jumat (6/9/2019).
Mobil Esemka akan berfokus dengan niaga ringan untuk komersial bukan penumpang.
Informasi itu disampaikan langsung oleh Presiden Direktur Esemka Eddy Wirajaya, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (6/9/2019).
"Rencana demikian, untuk produk yang akan meluncur seperti yang sudah saya bicarakan beberapa waktu lalu, yakni Bima 1.2 dan Bima 1.3. Kita sudah komitmen soal ini," ucap Eddy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/9/2019).
Eddy menjelaskan, selain dari kubikasi mesin, perbedaan antara Bima 1.2 dan 1.3 juga dari kapasitas ruang kargo.
Namun Model 1.3 akan memiliki kargo dengan dimensi yang lebih besar.
Serta keduanya menggunakan mesin yang sama dan dijalankan dengan bensin.
Dalam peluncurannya, akan diperkenalkan juga fasilitas produksi di pabriknya yang berada di Jalan Raya Demangan KM 3.5 Sambi-Boyolali, Jawa Tengah.
Eddy menuturkan bahwa mobil Esemka nantinya akan dibanderol dengan harga di bawah Rp 150 juta.
• Resmikan Pabrik Mobil Esemka, Jokowi Tulis Kalimat Ini di Bagian Bodi Depan Mobil
"Pastinya sebagai pendatan baru kita harus memberikan perbedaan yang signifikan agar orang bisa melirik produk kita. Angka pastinya tunggu tanggal main saja, tapi yang jelas akan di bawah Rp 150 juta," ucap Eddy di Kuningan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan wilayah yang akan dibidik sementara difokuskan untuk area pinggiran Jawa.
"Penetrasi pasar di wilayah pinggiran Jawa, dari Timur, Tengah, dan Barat. Kita fokus di Jawa kerena untuk kemudahan mengkontrol aftersales-nya juga pelatihan ke teknisi. Untuk diler beberapa sudah ada yang mulai negosiasi, dan tidak menutup kemungkinan kedepannya nanti kami juga bermain di luar Jawa," ucap Eddy.
Sedangkan jenis bodi juga menjadi dasar wilayah bidikan.
Yakni pikap dipilih untuk mendukung perekonomian di daerah-derah.
(TribunWow.com/Ifa Nabila/Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY: