TRIBUNWOW.COM - Ramai kabar mengenai penolakan Puskesmas Cikokol di Tangerang, untuk mengantar jenazah ke rumah duka di kawasan Kampung Kelapa, Kota Tangerang.
Kabar tersebut ramai, lantara pihak keluarga yang mendapat penolakan, memutuskan untuk membopong jenazah Husein (8) pulang ke rumah.
Sedangkan melalui web resmi pemerintah tangerangkota.go.id, diketahui Tangerang mulai memiliki menambah jumlah ambulans yang dimiliki.
Kota Tangerang mulai memperbanyak armada ambulans yang dimiliki.
Bahkan Kota Tangerang juga memiliki ambulans smart 119, yang dapat digunakan secara gratis oleh masyarakat umum.
Kota Tangerang menyiapkan dua jenis ambulans yakni ambulans umum dan ambulans smart 119.
• Kesaksian Supriyadi, Pria yang Bopong Jenazah dengan Jalan Kaki, Sempat Diberi Opsi oleh Puskesmas
Menurut keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspitadewi mobil ambulans smart 119 memiliki kecanggihan lebih daripada ambulans umum.
Mobil ambulans smart 119 berfungsi untuk memberikan pelayanan, melalui fasilitas kesehatan selama perjalanan menuju rumah sakit.
Ambulans terbaru itu memiliki perlengkapan, untuk pelayanan pasien dengan kondisi gawat darurat.
Pelayanan tersebut dengan adanya alat medis berupa alat bantu nafas, ICU, dan detak jantung.
Karena khususnya mobil ambulans itu, tenaga medis yang menggunakan dari perwat hingga driver harus memiliki sertifikat tersendiri.
Kini Tangerang telah memiliki tiga mobil ambulans smart 119 yang bisa membantu masyarakat.
• Detik-detik Jenazah Dibopong Jalan Kaki karena Puskesmas Tolak Antar, Ini Respons Warga yang Lihat
Rencananya Kota Tangerang akan menambah jumlah mobil ambulans smart menjadi empat armada.
Hal itu ditujukan agar mobil ambulans smart dapat dibagi, menjadi empat wilayah penanganan yaitu Barat, Timur, Tengah, dan Pusat.
Liza pun menjelaskan bahwa masyarakat yang membutuhkan cukup menghubungi call center dengan nomor 119.
Fasilitas yang disiapkan mobil ambulans tentunya berbeda dengan mobil jenazah.
Hal itu yang menjadi alasan pihak Puskesmas Cikokol tidak memberikan izin, menggunakan mobil ambulans untuk mengantar jenasah Husein (8).
Dikutip TribunWow.com dari dari Wartakotalive.com, Minggu (25/8/2019), Kepala Dinas Kesehatan Liza Puspitadewi menyebut alasan pihak puskesmas tidak mengantar jenazah dengan ambulans, sudah sesuai dengan standar operasioal prosedur (SOP) Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Ia juga menjelaskan, bahwa ambulans hanya diperuntukkan untuk pasien dalam kondisi kegawatdaruratan, dan memerlukan penanganan cepat.
Selain itu, beberpa peralatan medis di dalam ambulans harus dijaga, supaya tetap steril sehingga tidak bisa untuk membawa jenazah.
• Bukan Ayah, Ini Sosok Pria Bopong Jenazah Jalan Kaki karena Puskesmas Tolak Antar Pakai Ambulans
"Ditambah di dalam mobil ambulans banyak alat medis yang harus dalam kondisi steril," jelas Liza, Sabtu (24/8/2019).
Ia juga menyebut bila mobil ambulans digunakan untuk mengangkut jenazah, maka ditakutkan akan berpengaruh pada perlengkapan medis yang ada di dalamnya.
"Kalau digunakan untuk jenazah, khawatir akan berdampak pada pasien yang nantinya menggunakan ambulans tersebut," ucap Liza.
Liza menjelaskan bahwa pihak pemkot memiliki layanan mobil jenazah gratis, yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum.
"Selain ambulans, Pemkot juga telah menyediakan fasilitas mobil jenazah melalui panggilan darurat 112," jelas Liza.
Atas kejadian tersebut, Liza menyampaikan permohonan maaf pada pihak keluarga jenazah Husein.
"Mewakili Pemkot Tangerang, saya mohon maaf kepada keluarga korban yang tenggelam," ucap Liza.
Sebelumnya Husein diketahui tenggelam saat berenang, bersama dengan temannya di Sungai Cisadane.
• Ini Penyebab Tewasnya Husein, Anak yang Jenazahnya Dibopong sang Paman karena Ditolak Ambulans
Husein berhasil ditemukan terlebih dahulu dalam kondisi tidak bernyawa.
Sedangkan temannya yang bernama Fitra Adi Hidayat (12), yang turut tenggelam bersama dengan Husein.
Pencarian pun dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas Jakarta, PMI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kapolsek Tangerang, Kompol Puji Hardi mengaku, banyak mendapat bantuan dari masyarakat sekitar, saat melakukan pencaraian dua Husein dan Fitra Adi.
"Bantuan dari masyarakat juga akhirnya bisa menolong tapi durasinya sudah satu jam lebih. Sehingga satu korban ditemukan itu sudah meninggal. Sementara sampai saat ini satu lagi masih dalam pencarian," jelas Kompol Puji Hardi.
(TribunWow.com)
WOW TODAY: