TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus Presiden RI Joko Widodo, yaitu Lenis Kagoya turut memberikan pendapat atas terjadinya pengepungan mahasiswa Papua pada Sabtu (17/8/2019), hingga berujung demo di Manokwari pada Senin (19/8/2019).
Lenis Kagoya menyebut bahwa orang Jawa maupaun Papua adalah sama dan tidak berbeda.
Karena itu ia berharap sebagai bangsa Republik Indonesia, kedua suku tesebut dapat berdamai.
Hal itu disampaikan saat wawancara pada acara Breaking News di Kompas Tv.
• Koordinasi dengan Gubernur Jatim, Wagub Papua Barat Minta Cabut Pernyataan Pulangkan Mahasiswa Papua
Acara tersebut juga diunggah di channel YouTube KOMPASTV yang tayang pada Senin (19/8/2019).
Lenis Kagoya mengaku tidak ingin mengotak-kotakan antar suku dan tidak akan membeda-bedakan warna kulit yang dimiliki.
Ia menyebut bahwa orang Jawa yang lama tinggal di Papua, adalah orang Papua dan akan kembali ke Papua.
Staf Khusus Presiden RI Joko Widodo, Lenis Kagoya memberikan pendapat terkait kerusuhan yang terjadi di Papua Barat. (YouTube KOMPASTV)
"Yang masyarakat Jawa yang tinggal di Papua, lahir besar di Papua, perempuan dan laki-laki itu pasti tidak mau tinggal di Jawa, pasti dia pulang," ucap Lenis Kagoya.
Sehingga ia tidak akan membedakan orang berdasarkan suku yang dimiliki.
Lenis Kagoya mengaku menilai seseorang dari tingkah laku, bukan dari suku asal orang tersebut.
"Tapi saya berfikir, kepala suku berfikir agak berbeda. Siapapun yang sudah melakukan atau pekerjaan dengan hati, orang pendatang tinggal di Papua, dia bangun dengan hati dia orang Papua," ucap Lenis Kagoya.
Bahkan dengan tegas, Lenis Kagoya tidak ingin mengakui orang Papua yang tidak bersikap dengan baik.
"Tapi orang Papua bangun tidak dengan hati, hanya jalan-jalan, dia bukan orang Papua. Lebih baik pulang dari Papua itu pindah jauh ke mana, itu ajak kepala suku. Walau ko (kamu) orang Papua tapi tidak membangun dengan hati, jangan harap orang Papua," ucap Lenis Kagoya.
• Wagub Papua Barat Temui Massa Aksi Kerusuhan Manokwari: Mereka Tuntut Oknum Rasis Minta Maaf
Lenin Kagoya menyebut orang pendatang di Papua yang berkerja dengan hati adalah orang asli Papua.
Ia tidak menilai orang dari sukunya berasal, baginya semua orang Indonesia adalah sama.
"Tapi orang pendatang yang tinggal di Papua bangun dengan hati, dialah orang asli Papua, jadi anak-anak mereka siapapun perlu dihargai."
"Jadi tidak ada istilahnya petak-petakan hitam putih, tapi kita adalah bangsa yang sama," tambahnya.
Pada awal media Lenis Kagoya mengajak masyarakat untuk menjaga kerukunan dan kedamaian.
"Tegakkan Bhinneka Tunggal Ika dari Sabang sampai Merauke. Kita sama satu bangsa," ucap Lenis Kagoya.
Lihat video lengkap:
Sebelumnya terjadi penggrebekan di sebuah asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada Sabtu (17/8/2019) sore.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (19/8/2019), ada 43 mahasiswa Papua yang diangkut paksa ke Mapolrestabes Surabaya.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata mengatakan penangkapan dilakukan untuk dilakukan pemeriksaan atas kasus perusakan dan pembuangan bendera Merah Putih ke dalam selokan.
Perukana dan pembuangan bendera Merah Putih tersebut diduga dilakukan oleh oknum mahasiswa Papua.
Atas pengepungan tersebut, Senin (19/8/2019) terjadi demo di beberapa wilayah di Papua.
• Dampak Ekonomi akibat Kerusuhan di Manokwari, Wagub Papua Barat Sebut Lumpuh Total hingga Pelabuhan
Demo tersebut menyebabkan beberapa ruas jalan lumpuh dan beberapa toko serta bank terpaska tutup.
Bahkan sejumlah toko dan bank milik pemerintah juga terpakasa ditutup.
Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku prihatin atas pristiwa yang terjadi di Jawa, khususnya Semarang, Surabaya, dan Malang.
"Pemprov Papua menyatakan empati dan prihatin terhadap insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Semarang, dan Malang, yang berakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua," kata Lukas kepada wartawan di Jayapura, Minggu (18/8/2019).
(TribunWow.com)
WOW TODAY: