Trending Mati Lampu

Rizal Ramli Sebut Risiko Kerusakan Transmisi di Indonesia Sangat Tinggi Dibanding Negara Lain

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rizal Ramli pertanyakan soal alasan pemadaman massal.

TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Rizal Ramli angkat suara kejadian pemadaman listrik di hampir separuh wilayah Pulau Jawa.

Rizal Ramli mengatakan, resiko kerusakan transmisi di Indonesia cukup tinggi.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Rizal Ramli saat menjadi narasumber di acara 'Indonesia Lawyers Club' Selasa (6/8/2019).

Awalnya, Rizal Ramli terheran-heran mengapa empat transmisi yang dimiliki Indonesia, secara bersamaan mati.

"Nah saya memang ada pertanyaan, yang saya kira belum ada jawaban itu, kok bisa sih kan ada dua eh empat, ada dua di utara, di selatan. Kok bisa sekaligus empat-empatnya jeblok?," tanya Rizal Ramli.

Selain itu, Rizal Ramli juga heran pada rusaknya power station.

"Yang kedua, ada enam atau tujuh power station yang juga shutdown. Kok bisa sekaligus? mungkin satu oke, dua oke, ada sistemnya tentu isoalasi kejadian ini, atau apa?," tanyanya lagi.

Rizal Ramli terheran-heran, apalagi sistem-sistem tersebut tentunya telah mengunakkan pengamanan yang berlapis-lapis agar tidak jeblok.

Pernah Dituduh Curi Listrik hingga Didenda Rp 28 Juta, JJ Rizal Sebut Indonesia Negara Pejabat

Rizal Ramli menduga, pemadaman listrik bisa terjadi karena dua hal.

Pertama, risiko kerusakan transmisi yang dimiliki PLN memang cukup tinggi.

"Dugaan saya sih, memang transmission loss keseluruhan di Indonesia itu paling tinggi, yakni 9%, di negara lain 3%." ujar Rizal Ramli.

Ia menganggap, hal itu terjadi lantaran sistem transmisi PLN sudah cukup tua.

Tak banyak perbaikan yang telah dilakukan PLN.

"Karena transmission sudah tua, itu poinnya sangat tinggi sekali. Sebagian karena ada yang enggak bayar lewat sistem distribusi tetapi juga belum diperbarui sistem jaringannya dan maintenancenya dan macem-macem," papar Rizal Ramli.

Lihat videonya mulai 5:14:

Selain dugaan tersebut, Rizal Ramli menduga, blackout yang terjadi di sebagian wilayah Pulau Jawa akibat adanya masalah di bagian sumber daya manusia.

Australia Pernah Gratiskan Listrik Sebulan karena Blackout Setengah Hari, Bagaimana dengan PLN?

"Saya khawatir ada keteledoran di dalam sistem kontingensinya, ada ketelodaran juga dari segi manusianya," duga Rizal Ramli.

"Saya tahu persis misalnya bahwa keuangan PLN walau besar kuat tapi utangnya misalnya saya berikan contoh," papar Rizal Ramli.

Kemudian, ia membeberkan bahwa PLN memiliki utang hingga ratusan triliun rupiah.

"Utangnya PLN Rp 394 triliun," ujarnya.

PLN memang memiliki untung yang cukup besar, namun, menurut Rizal Ramli, keuntungan itu juga dipinjam oleh pemerintah.

• Di ILC, Politisi NasDem Kurtubi Yakinkan Nuklir Solusi untuk PLN: Enggak Boleh Takut kalau Mau Maju

"Di atas kertas sih PLN untung hampir Rp 12 triliun, tetapi belum masuk, pemerintah masih ngutang sama PLN," tegas Ekonom senior tersebut.

"Yang belum dibayar nilainya itu total, (pada tahun) 2017-2018, (sebesar) Rp 48,1 triliun," imbuhnya.

Selain pemerintah, banyak badan negara yang juga masih berutang dengan PLN.

"Belum BUMN, lembaga-lembaga negara, juga yang enggak ngutang, yang utangnya belum dibayar pada PLN," ungkapnya.

"Jadi di atas kertas kelihatan untung, tapi sebetulnya karena belum dibayarkan, siapa pun bos di PLN pasti akan mencoba tekan cost," tambahnya.

Lebih lanjut, Rizal Ramli menduga, ada tekanan untuk PLN agar dapat memperbaiki keuangan dengan cara menghentikan high cost dan maintenance cost.

• YLKI Wadahi Aduan Konsumen PLN yang Rugi karena Mati Lampu: Kami Pernah Gugat KAI, Menang Sebagian

"Yang paling tinggi biayanya, yang ada power station, di sekitar Jakarta, Muara Karang, Tanjung Priok, itu semua pakai gas."

"Itu biayanya dua kali dibandingkan listrik di Jawa bagian timur, yang pakai batubara yang paling 6 sen. Ini (Jakarta dan sekitarnya) 12 sen."

"Kalau ada Direktur PLN memikirkan keuangan, pasti dia coba mengurangi pakai LNG. Ditutuplah yang di sekitar Jabodetabek ini. Yang walau sebetulnya cukup untuk ngladenin Jabotabek."

"Karena permintaan hanya 11,5 ribu megawatt, kapasitasnya 13,5 ribu watt. Tapi ini mahal banget. Jadi ditutuplah ini supaya bisa dikirim listrik yang lebih murah dari Jawa bagian Timur."

"Tapi kok persoalannya ditutup total? Listrik itu tidak mati total, disisakan sedikit hidup, supaya istilahnya jadi spining reserve. Jadi begitu diperlukan bisa naik dengan cepat."

"Nah ini dimatikan total. Saya rasa ada keteledoran di dalam SOP. Kalau terjadi sesuatu di transmision seharusnya bisa, kalau masih muter, spining reserve, itu bisa dinaikkan dengan cepat kok," ujar Rizal Ramli panjang lebar.

Diberitakan sebelumnya, wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah mengalami pemadaman listrik pada Minggu (4/8/2019).

Dari rilis yang diterima TribunWow.com, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memohon maaf atas pemadaman yang terjadi akibat gangguan yang terjadi pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV, yang mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan dan diikuti trip seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa.

• Siap-siap, Simak Info Waktu Pemeliharaan Jaringan PLN ULP Klaten Kota Besok Rabu 7 Agustus 2019

“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan," ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka.

Selain itu terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV mengakibatkan padamnya sejumlah Area Jawa Barat.

“Sekali lagi kami mohon maaf dan pengertian seluruh pelanggan yang terdampak akibat gangguan ini, kami berjanji akan melakukan dan mengerahkan upaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki sistem agar listrik kembali normal,” tutup Made.

Pengaturan penormalan dilakukan dari UP2B untuk meminimalisir pemadaman.

(TribunWow.com)

WOW TODAY: