Paskibraka Meninggal Dunia

FAKTA BARU Paskibraka Meninggal dengan Tubuh Lebam, Pelatih Sebut Aurel Dipaksa Makan Kulit Jeruk

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aurellia Qurrota Ain, anggota Pasukan Pengebar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Tangerang Selatan meninggal dunia pada Kamis (1/8/2019) di kediamannya.

TRIBUNWOW.COM - Kematian Aurellia Qurratu Aini (16) seorang Paskibraka di Tangerang Selatan perlahan-lahan mulai terungkap

Siswi kelas XI MIPA 3 SMA Al Azhar BSD tersebut tewas mendadak diduga mengalami tindakan kekerasan oleh oknum seniornya.

Sertu Appoulo selaku pelatih Paskibraka Tangsel membeberkan sejumlah kejanggalan terkait meninggalnya Aurel ini.

Sertu Appoulo mengaku mengetahui bahwa terdapat bekas lebam di tubuh gadis berusia 16 tahun itu.

"Memang saya melihat tangannya itu lebam-lebam menghitam," ujar Appoulo kepada Warta Kota, Senin (5/8/2019).

Dirinya mengakui ada campur tangan dari oknum senior atau Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangsel dalam kematian Aurel.

Ia pun menyesalkan kejadian ini.

Niat Puasa Dzulhijjah Hari ke-5 Selasa 6 Agustus 2019, Pahala Terlepas dari Munafik dan Siksa Kubur

"Kami melatih itu dari pukul 07.00 -16.00. Selebihnya mereka dalam pengawasan dan pengendalian PPI," ucapnya.

"Saat latihan saya juga melihat langsung tangan Aurel itu lebam. Dia dipaksa oleh seniornya untuk push up dengan tangan mengepal. Padahal untuk perempuan tidak dibolehkan hal itu," sambung Appoulo.

Appoulo juga menambahkan, pihaknya mendapatkan kabar bahwa oknum senior tersebut sangat memberikan tekanan moril dan fisik kepada Aurel.

"Saya tahu soal itu, anak-anak ini dipaksa makan kulit jeruk oleh seniornya. Walau pun saya tidak melihat langsung, tapi saya mendengar soal ini dari mereka," katanya.

Fakta baru

Penyebab kematian Aurellia Qurratu Aini (16) Paskibraka Tangerang Selatan perlahan-lahan mulai menemui titik terang.

Aurellia Qurratu Aini alias Aurel, siswi kelas XI MIPA 3 SMA Al Azhar BSD ini meninggal dunia secara mendadak. Keluarga Aurel pun menganggap kematian gadis berusia 16 tahun ini tampak janggal. Dan mereka menemukan bekas lebam di tubuh korban.

Sertu Appoulo selaku Pelatih Paskibraka Tangerang Selatan membeberkan sejumlah fakta terkait peristiwa tersebut. Ia pun mengaku terkejut dan tak menyangka kejadian ini bisa terjadi.

"Ada 8 point yang akan saya jelaskan," ujar Appoulo kepada Warta Kota, Minggu (4/8/2019).

Berikut ini sejumlah fakta-fakta baru yang disampaikan Sertu Appoulo selaku Pelatih Paskibraka Tangerang Selatan.

1. Mereka masuk tergabung dalam Paskibraka pada tanggal 22 sampai 25 Juli 2019 latihan pukul 07.00 hingga 16.00 WIB. Mereka baru kembali pulang setelah latihan ke kediaman masing-masing.

2. Tugas kami hanya melatih pada saat latihan, selebihnya selesai latihan mereka diserahkan ke PPI (Purna Pabskibraka Indonesia) dalam pengawasan dan pengendalian.

3, Paskibraka Tangsel tidak ada karantina dalam latihan Paskibraka, latihan pagi hingga sore kembali dan rencananya pada tanggal 11 Agustus 2019 akan di Karantina di Hotel Marylin Serpong.

4. Hasil dari Buku Diary Aurellia menuliskan dia lebih suka dan semangat dilatih oleh TNI daripada dilatih oleh Anggota PPI yang penuh dengan tekanan secara moril dan fisik.

5. Paskibraka Tangerang Selatan untuk pengaturan dalam pelatihan sepenuhnya jadwalnya dari Dispora Tangsel baik latihan di Batalyon Kavaleri 9/SDK ataupun latihan di Lapangan Cilenggang untuk Hari Pelaksanaan HUT RI.

6. Secara teknis di lapangan kami bertanggung jawab dalam kegiatan Pelatihan Paskibraka selebihnya untuk Pasukan Paskibraka diserahkan ke PPI sebagai Pengawas sepenuhnya untuk Paskibraka Tangsel.

7. Pelatihan di Lapangan Cilenggang dimulai dari pukul 07.00 sampai 16.00 WIB sesuai Jadwal Latihan dari Dispora Tangsel sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan S.O.P serta pengawasan yang melekat

8. Tidak benar bahwa almarhumah Aurell saat latihan Paskibraka terjatuh saat latihan seperti di pemberitaan di medsos. Karena saat menghembuskan napas terakhir pada tanggal 1 Agustus 2019 di rumahnya Taman Royal 2 Cipondoh dan sempat dibawa ke Rumah Sakit oleh orang tuanya.

Buku Harian Almarhum Aurellia Qurratu Aini Dirobek Senior, Ketua Purna Paskibraka Ungkap Alasannya

Berlebihan

Ada luka di kepalan tangan mendiang calon pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Kota Tangerang Selatan, Aurelia Qurratu Aini.

Hal itu diungkapkan oleh ayahanda Aurel-sapaan Aurelia Qurratu Aini, Faried Abdurrahman.

Menurut Faried, luka pada kepalan tangan itu didapatkan putrinya selama mengikuti latihan Paskibraka.

Latihan itu didampingi oleh Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangerang Selatan dan anggota TNI yang sudah berjalan sejak 9 Juli 2019.

"Kalau luka di tangan kepal ada, bekas push up kepal. Tapi secara fisik (luka) lain kami tidak melihat itu," ujar Faried kepada awak media di kediamannya, Sabtu (3/8/2019).

Dari luka di tangan putrinya, Faried menyayangkan latihan Paskibraka yang dinilai terlalu berlebihan bagi anak berusia 16 tahun itu.

Pasalnya, selama latihan, kata Faried, terdapat oknum PPI Tangerang Selatan yang diduga melakukan tindakan di luar standar pelatihan Paskibraka.

"Ada hal-hal berlebihan sedikit dalam artian di luar pelatih resmi TNI maupun polri yang di SK-kan," ucapnya.

Menurut dia, ada beberapa oknum purna-paskibraka alias senior mantan Paskibraka Tangerang Selatan yang memberi tambahan pekerjaan.

Misalnya, mengisi diary setiap hari dan push up kepal bagi wanita yang sebenarnya tidak boleh dilakukan,

"Kemudian squat jump, hal ini menambah pressure psikologi bagi anak," tuturnya.

Dia menganggap kondisi fisik anaknya semakin menurun akibat tekanan selama pelatihan.

Meski begitu, dia sudah merelakan kepergian anaknya sebagai takdir.

"Yang pertama sudah takdir Allah, kecapaian yang dia rasakan, pressure di luar sistem yang dilakukan itu mungkin menyebabkan semakin drop kondisi fisik anak kami," katanya.

Faried berharap, ke depannya akan ada pemeriksaan fisik dari tenaga medis dari Tangerang Selatan sebelum menjalani pelatihan.

Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Imbar Umar Ghozali mengatakan, Aurelia tidak pernah mengeluhkan kesehatannya.

"Tidak pernah ke pos kesehatan karena ada keluhan. Yang jelas (Dinas Kesehatan) menyediakan piket posko kesehatan," katanya.

Sosok Aurellia Qurattu Aini

Anggota Paskibraka Kota Tangerang Selatan, Aurellia Qurattu Aini meninggal dunia pada Kamis (1/8/2019).

Keluarga amat berduka atas meninggalnya Aurelia.

Aurellia Qurattu Aini yang digadang-gadang akan membawa baki bendera merah putih saat upacara proklamasi Kemerdekaan RI di Kota Tangerang Selatan meninggal mendadak pada Kamis (1/8/2019).

Pihak keluarga meminta kasus meninggalnya Aurellia Qurattu Aini untuk diusut tuntas karena menemukan luka lebam di tubuhnya.

Bagaimana sosok Aurellia Qurattu Aini sebenarnya?

Berikut ini rangkuman surya.co.id dari berbagai sumber.

1. Masih Kelas XI

Aurellia Qurattu Aini saat ini duduk di XI MIPA 3 dari SMA Islam Al Azhar BSD Serpong, Tangerang.

Sosok Aurellia dikenal aktif dan ceria.

Hal ini diakui Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, usai menyambangi kediaman almarhumah di bilangan Cipondoh, Tangerang.

"Saya sangat bersedih ketika mengetahui bahwa Almarhumah adalah anak yang aktif, ceria, dan tidak pernah sakit selama mengikuti Diklat Paskibraka," terang Benjamin pada unggahannya di Instagram.

Benyamin bahkan menyebut Aurellia adalah calon pembawa baki di Upacara Hari Kemerdekaan RI Ke-47 tingkat Kota Tangerang.

Dia begitu dijagokan senior dan temannya untuk membawa sang saka merah putih itu.

Namun, takdir berkata lain.

Di saat dia sedang bersemangat mengejar impiannya, almarhumah terlebih dahulu dipanggil Sang Pencipta.

"Harapan itu pupus karena Allah SWT lebih sayang kepada Almarhumah.

Almarhumah dipanggil Sang Pencipta di saat sedang bersemangat mengejar impian yang menjadi kebanggaannya," terang Benjamin.

2. Dari Keluarga Paskibra

Terpilihnya Aurellia sebagai pasukan pengibar bendera bukan hal baru di keluarganya.

Ternyata banyak keluarga Aurellia yang pernah ikut sebagai anggota Paskibra.

Hal ini terungkap dalam diary 'Merah Putih' yang ditulis beberapa jam sebelum dia mengembuskan nafas terakhirnya.

Aurellia memberi nama diary 'Merah Putih' lantaran kecintaannya pada dunia Paskibra, terlebih anggota keluarganya juga anggota Paskibra.

"Keluarga kami memang hampir semuanya ikut Paskibra. Saya, ayah dan ibu Aurel juga ikut Paskibra," kata Indra, paman Aurellia, Jumat (2/8/2019).

3. Tulis Diary Sampai Dini Hari

Beberapa jam sebelum meninggal dunia, Aurellia sempat menuliskan curhatan dalam diary 'Merah Putih' yang menjadi firasat keluarga atas kepergiannya.

Dalam curhatannya itu, Aurellia menuliskan soal perasaannya tergabung dalam Paskibraka serta latihan terakhirnya.

Dikutip dari Wartakotalive.com, Jumat (2/8/2019), paman Aurellia bernama Indra menyebut Aurellia sempat menulis di buku diary 'Merah Putih' sebelum meninggal dunia hingga dini hari.

Indra menyebut Aurellia sebelum meninggal dunia tampak pucat dan kelelahan serta menghabiskan malamnya untuk menulis di buku diary 'Merah Putih'.

"Memang kemarin dia (Aurellia) itu terlihat pucat dan kelelahan. Semalaman dia juga menulis di buku diary," kata Indra di rumah duka, Perumahan Taman Royal 2, Tangerang, Kamis (1/8/2019) malam.

Aurellia memang punya kebiasaan menulis kegiatan sehari-harinya dalam diary itu.

"Dia menulis di buku diary sampai jam 01.00 dini hari. Dia menulis dari awal sampai akhir di buku diary yang barunya itu."

"Karena buku diary yang lama punya dia dirobek oleh seniornya di Paskibra," terang Indra.

4. Firasat

Dalam tulisan terakhir di diary "Merah Putih', Aurellia juga menulis soal latihan terakhirnya yang diartikan Indra sebagai firasat kepergian.

"Dia nulis terakhir di buku diarynya soal Paskibra. Dalam tulisannya itu ini latihan terakhir di Paskibra. Mungkin itu firasat dari keluarga kami yang mengartikan," kata Indra.

5. Badan Penuh Lebam

Romi yang merupakan paman Aurellia menyebut keponakannya meninggal dunia dengan badan penuh lebam.

Pihak keluarga pun menduga Aurellia meninggal dunia karena dipelonco oleh seniornya di Paskibraka.

Untuk itu, Romi meminta pemerintah Kota Tangerang Selatan mengusut kasus kematian Aurellia.

"Saya minta kepada Dispora Tangsel usut kasus ini," kata Romi saat ditemui di rumah duka, Kamis (1/8/2019).

Romi menjelaskan soal kejanggalan kematian Aurel, di antaranya adalah tubuh yang lebam-lebam membiru.

Bahkan Aurellia pernah bercerita pada keluarganya bahwa dirinya mengalami pemukulan oleh seniornya.

"Tubuhnya lebam membiru. Dia (Aurellia) juga sempat cerita kalau pernah dipukul oleh seniornya di Paskibra," kata Romi.

Romi meminta agar pemerintah Kota Tangerang Selatan menindaklanjuti masalah ini atau jika tidak, keluarga akan menempuh jalur hukum.

"Kalau tidak ditangani masalah ini, kami berencana melaporkan kepada pihak berwajib," pungkasnya.

6. Doa Wali Kota

Melansir dari TribunJakarta (grup Surya.co.id), Benjamin mengatakan kalau penyebab meninggalnya Aurellia masih belum diketahui.

"Tidak ada sebab sakit, almarhum meninggal husnul khotimah InsyaAllah," katanya.

Wakil Wali kota Tangerang itu lalu mendoakan yang terbaik bagi Aurellia.

Bahkan terlihat air mata Benjamin tidak dapat terbendung ketika mendoakan almarhumah.

Beberapa kali dalam video yang diunggah akun @benyamindavnie, Banyamin terlihat menyeka air matanya saat mendoakan Aurellia.

Doa pun juga membanjiri Aurellia lewat kolom komentar unggahan @benyamindavnie.
(Wartakotalive/Andika Panduwinata)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul TERBONGKAR, Pelatih Paskibraka Tahu Tubuh Aurel Lebam dan Dipaksa Makan Kulit Jeruk

WOW TODAY: