Terkini Internasional

Kasus Tak Diusut, Wanita Korban Pemerkosaan Ini Nekat Bakar Diri di Depan Kantor Polisi

Penulis: Desi Intan Sari
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasus Tak Diusut, Wanita Korban Pemerkosaan Ini Nekat Bakar Diri di Depan Kantor Polisi

TRIBUNWOW.COM - Seorang wanita (35) di India nekat membakar diri sendiri di depan Kantor Polisi karena kasus pemerkosaan yang dialami tak kunjung diusut oleh polisi.

Dikutip TribunWow.com dari The Independent, Rabu (31/7/2019) wanita tersebut membakar dirinya sendiri karena kekecewa terhadap polisi India yang bertindak lamban menangani kasusnya.

Wanita berusia 35 tahun itu melaporkan kerabat suaminya atas kasus pemerkosaan ke kantor polisi Vaishali Nagar di Jaipur, India utara pada 5 Juni 2019.

Korban menyebut pria bernama Ravindra Singh telah memperkosanya pada 2015 akan tetapi pelaku tidak kunjung ditangkap hingga kini.

Pemandu Jetski di Bali Lakukan Pemerkosaan pada WNA, Dibawa ke Tengah Perairan Dekat Pulau Kecil

Setelah dua bulan, kasus pemerkosaan tidak juga di tangani oleh pihak kepolisian.

Ia pada akhirnya pergi ke kantor polisi pada hari Minggu (28/7/2019), dan membakar dirinya sendiri di dekat gerbang utama kantor kepolisian India.

Karena kejadian itu ia dilarikan ke rumah sakit dan menderita luka bakar sebesar 60% pada tubuhnya.

Menurut keterangan polisi wanita itu dinyatakan tewas sehari kemudian setelah dirawat.

Ilustrasi pemerkosaan TribunWow.com

Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Bocah 8 Tahun di India, 3 Pelaku Terancam Hukuman Mati

"Selama dua bulan terakhir, penyelidikan tidak berjalan sama sekali," jelas suami korban pada Times of India.

"Seorang petugas kepolisian malah menyuruh istri saya untuk mencabut lapornya."

Karena sudah tak tahan kasusnya tidak diurus dan pelaku masih bebas berkeliaran, wanita itu akhirnya melakukan protes dengan membakar diri.

Disisi lain kepolisan Vaishali Nagar menginfokan bahwa kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan.

Pihak kepolisian mengatakan bahwa setelah adanya laporan, kasus tesebut langsung didaftarkan ke First Information Report yang merupakan dokumen tertulis milik kepolisian di India.

Dituding Lakukan Pemerkosaan, Neymar Berikan Klarifikasi: Tak Ada Hal Luar Biasa Terjadi

Namun karena ada beberapa fakta lainnya yang muncul saat dilakukan peyelidikan, pihak kepolisian memutuskan untuk mencari bukti yang kuat dan melakukan penyelidikan lagi secara mendalam.

Asisten Wakil Komisaris Polisi Rai Singh Beniwal menuturkan bahwa kasus pemerkosaan itu sedang diselidiki akan tetapi tidak ada bukti kuat untuk menangkap pelaku.

Di India, kasus pemerkosaan merupakan kasus yang paling banyak tidak dilaporkan ke pihak berwajib.

Sekitar 90 sampai 95 persen warga di India enggan melaporkan kasus pemerkosaan kepada pihak berwajib.

Aktor Star Trek Diduga Lakukan Kekerasan Seksual Terhadap 6 Muridnya, Sempat Ditahan di Bandara

Menurut pemerintah setempat ,data dari tahun 2007 sampai 2016, kasus mengenai kekerasan seksual kepada perempuan naik sebesar 83 persen daripada sebelumnya.

Setiap jamnya setidaknya ada empat kasus pemerkosaan yang dilaporkan.

Diketahui bahwa di India, tingkat hukum untuk kejahatan terhadap permpuan sangatalah rendah.

Menurut data resmi pada tahun 2016 mengenai kejahatan permpuan hanya 18,9 persen, data tersebut adalah yang terendah selama satu dekade ini.

Sedangkan rata-rata tingkat hukuman untuk semua kejahatan adalah 47 persen.

Ayah Kaget Baca Isi Chat Anaknya dari Ketua RT, Ternyata si Anak Jadi Korban Pemerkosaan sejak 2017

Atas tingginya kasus kejahatan terhadap perempuan di India, khususnya pemerkosaan, terbentuklah sebuah gerakan yang diharapkan bisa menghentikan kekerasan seksual terhadap wanita dan anak-anak.

Gerakan itu bernama 'The Dignity March', sekitar ribuan wanita berjalan sepajang 10 ribu kilometer melintasi India dan melewati 200 distrik untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran tentang prevalensi kasus pemerkosaan.

'The Dignity March'  melakukan pawai berjalan kaki  mulai dari Mumbai pada Desember 2018 dan berakhir di Delhi pada Februari 2019.

'The Dignity March' mengambil tema mengenai buruknya budaya 'mempermalukan dan menyalahkan' korban.

Para aktivis juga berpedapat bahwa budaya seperti itu membuat korban tidak mendapat keadilan dan pelaku terbebas dari jeratan hukuman.

(TribunWow.com/Desi Intan)

WOW TODAY