Terkini Nasional

UPDATE BMKG soal Kabar Gempa dan Tsunami Setinggi 20 Meter Terjang Pantai Selatan Jawa

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Tsunami - Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono memberikan kabar terbaru atau update terkait beredarnya kabar gempa berkekuatan magnitudo 8,8 disertai tsunami setinggi 20 meter di Pantai Selatan Jawa, Sabtu (20/7/2019).

TRIBUNWOW.COM - Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono memberikan kabar terbaru atau update terkait beredarnya kabar gempa berkekuatan magnitudo 8,8 disertai tsunami setinggi 20 meter di Pantai Selatan Jawa.

Dikutip TribunWow.com, update soal gempa dan tsunami setinggi 20 meter di Pantai Selatan Jawa itu disampaikan Daryono melalui akun Instagram miliknya, @daryonobmkg, Sabtu (20/7/2019).

Daryono menjelaskan, dirinya memberikan update setelah tiga hari berturut turut diminta banyak pihak untuk memberikan klarifikasi soal gempa dan tsunami setinggi 20 meter di Pantai Selatan Jawa.

Tanggapan Pakar Tsunami BPPT soal Kabar Potensi Gelombang Capai 20 Meter Terjang Pantai Selatan Jawa

Dikatakan oleh Daryono, diakui bahwa wilayah Pantai Selatan Jawa memang rawan gempa dan tsunami.

Dirinya juga mengatakan, potensi gempa dan tsunami di Pantai Selatan Jawa lebih besar merupakan hal yang wajar.

Selain itu, terkait kabar yang beredar, besarnya gempa sebesar magnitudo 8,8 disertai tsunami setinggi 20 meter baru berupa potensi, bukan sebuah prediksi benar akan terjadi.

Untuk itu, Daryono mengatakan, potensi bencana tersebut tidak bisa diketahui secara pasti kapan akan terjadi.

Meski demikian, meminta supaya masyarakat tak perlu cemas dan takut sebab BMKG akan selalu memberikan informasi terkait gempa dan potensi tsunami dengan memperkuat mitigasi.

"POTENSI GEMPA DI SELATAN JAWA

Selama 3 Hari ini saya diminta banyak pihak untuk membuat klarifikasi terkait potensi gempa di Selatan Jawa. Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami. 

Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami.

Wilayah Samudra Hindia selatan Jawa sudah sering kali terjadi gempa besar dengan kekuatan di atas M=7,0. Sejarah mencatat daftar gempa besar seperti gempa Samudra Hindia tahun1863,1867, 1871, 1896, 1903, 1923, 1937, 1945,1958, 1962, 1967, 1979, 1980, 1981, 1994, dan 2006.

Sementara itu tsunami Selatan Jawa juga pernah terjadi pada tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006. Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar bukanlah berita bohong.

Besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar adalah potensi bukan prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada satupun orang yang tahu. Untuk itu dalam ketidakpastian kapan terjadinya, kita semua harus melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural yang nyata dengan cara membangun bangunan aman gempa, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.

Inilah risiko tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka inilah risiko yang harus kita hadapi. Apakah dengan kita mengetahui wilayah kita dekat dengan zona megathrust lantas kita cemas dan takut? Tidak perlu cemas dan takut.

Semua informasi potensi gempa dan tsunami harus direspon dengan langkah nyata dengan cara memperkuat mitigasi. Dengan mewujudkan semua langkah mitigasi maka kita dapat meminimalkan dampak, sehingga kita tetap dapat hidup dengan selamat, aman, dan nyaman di daerah rawan gempa.

Peristiwa gempa bumi dan tsunami adalah keniscayaan di wilayah Indonesia, yang penting dan harus dibangun adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakatnya," tulis Daryono.

Pakar Sebut Pantai Selatan Yogyakarta Rawan Potensi Gempa dan Tsunami, Ini Penjelasannya

 

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono memberikan kabar terbaru atau update terkait beredarnya kabar gempa berkekuatan magnitudo 8,8 disertai tsunami setinggi 20 meter di Pantai Selatan Jawa, Sabtu (20/7/2019). (Instagram/@daryonobmkg)

Diketahui sebelumnya, BMKG sempat memberikan tanggapan soal kabar adanya potensi gempa dan tsunami setinggi 20 meter di Pantai selatan Jawa.

Tanggapan itu disampaikan oleh Humas BMKG melalui akun Twitternya, @infoHumasBMKG, Jumat (19/7/2019).

"Menurut BMKG, wilayah Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadinya gempabumi baik berkekuatan besar maupun yang kecil.

Tetapi, gempabumi belum dapat diprediksi. Sementara, tsunami dapat diprediksi jika ada gempa yang berpotensi tsunami," tulis BMKH di akun twitter @infoHumasBMKG.

Video Warga Pantai Sine Tulungagung Lari Ketakutan karena Teriakan Tsunami, Berawal dari Pesan WA

 

Cuitan BMKG menanggapi kabar gempa 8,8 SR di selatan Pantai Jawa, Jumat (19/7/2019) (@infoHumasBMKG/Twitter)

BMKG menyebut yang terpenting dalam menyikapi kabar tersebut yakni dengan selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan masyarakat menghadapi bencana.

"Yang terpenting adalah sikap kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana gempabumi," tambah @infoHumasBMKG.

Lebih lanjut, BMKG juga menyebut bahwa ada potensi gelombang air laut di perairan selatan Jawa.

Kendati demikian, potensi gelombang itu bukan gelombang tsunami melainkan gelombang tinggi setinggi 4-6 meter.

"Menurut hasil pantauan BMKG, terdapat potensi gelombang setinggi 4-6 meter di perairan selatan P.Jawa hingga P.Sumbawa. Bukan gelombang tsunami ya.

Tapi masyarakat tetap harus waspada terhadap gelombang tinggi tersebut," jelas @infoHumasBMKG.

 

Keterangan BMKG soal potensi gelombang tinggi di Pantai Selatan Jawa, Jumat (19/7/2019). (Twitter/@infoHumasBMKG.)

Terkait itu, BMKG juga menyebut bahwa ada perbedaan antara 'potensi' dengan 'prediksi'.

Untuk itu, pihkanya meminta supaya masyarakat lebih tenang dan menunggu adanya informasi resmi lebih lanjut.

"Mohon dibaca baik-baik beritanya. bedakan antara POTENSI dengan PREDIKSI.

Belum ada yang bisa memprediksi gempa. mari perbanyak pembelajaran tentang mitigasi gempabumi, serta cari tahu informasi daerah rawan gempa dan tsunami.

Penjelasan resmi mohon ditunggu, jadi tetap tenang," tulis @infoHumasBMKG.

Kicauan BMKG saat tanggapi kabar potensi gelombang tinggi terjadi di Pantai Selatan Jawa, Jumat (19/7/2019). (Capture Twitter/@infoHumasBMKG)

Diberitakan sebelumnya, Pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko sudah memberikan keterangan soal potensi gelombang air laut mencapai 20 meter akan menerjang Pantai Selatan Jawa.

Dikutip dari Kompas.com, Widjo menjelaskan, keterangan kajian soal potensi tsunami 20 meter itu memang disampaikan oleh BPPT dalam agenda Table Top Exercise (TTX) atau gladi ruang untuk rencana gladi lapang penanganan darurat tsunami.

Widjo memaparkan, berdasarkan keterangan kajian potensi tsunami 20 meter dari pihaknya itu, wilayah Pantai Selatan Jawa hingga Bali berpotensi mengalami gempa megathrust dengan magnitudo 8,8.

"(Wilayah) Pansela Jawa-Bali, berpotensi gempa dari zona megathrust lebih dari magnitudo 8,8 dan menimbulkan tsunami," kata Widjo, Kamis (18/7/2019).

• Kata BMKG soal Kabar Potensi Tsunami Dahsyat Setinggi 20 Meter Bakal Terjang Pantai Selatan Jawa

Widjo menjelaskan, kajian itu mengacu pada besarnya kekuatan gempa yang berpotensi terjadi di pantai selatan Jawa-Bali.

Dari kekuatan gempa itu lah bisa berpotensi memicu gelombang tsunami tinggi capai 20 meter dengan jarak rendaman sejauh 3-4 kilometer. (TribunWow.com/Atri Wahyu Mukti)

WOW TODAY