TRIBUNWOW.COM - Seorang siswa tingkat satu, di taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan atau ATKP Makassar bernama Aldama Putra Pongkala tewas setelah dianiaya oleh seniornya sendiri.
Terdakwa yang juga senior tingkat dua, bernama Muhammad Rusdy mengaku bahwa pemukulan adalah hal biasa di kampusnya.
Dikutip TribunWow.com dari TribunMakassar.com, Kamis (11/7/2019), Muhammad Rusdy telah menjalani persidangan terhadap perbuatan yang dilakukannya.
Saat persidangan ia mengaku, bahwa dulu saat menjadi junior juga pernah mendapat perlakuan yang sama seperti Aldama.
Sehingga memukul junior adalah hal yang biasa terjadi di kampusnya.
• Bocah 4 Tahun Dianiaya Ayah Kandung dan Ibu Tiri, Nenek Korban Curiga karena Tak Diizinkan Bertemu
"Jadi dipukul sudah terbiasa di kampus saya, karena saya sering dipukul. Terbiasa dipukul seperti militer," ucap Rusdy saat ditanya oleh Ketua Majelis Hakim Suratno, di Pengadilan Negeri Makassar, Rabu (10/7/2019).
Ia juga mengatakan, pemukulan yang ia lakukan pada Aldama bukan tanpa alasan.
Rusdy memukul juniornya, lantaran korban melakukan tindak pelanggaran.
Menurutnya, Aldama melakukan pelanggaran karena tidak memakai helm saat masuki lingkungan kampus dengan berkendara.
Rusdy mengaku perbuatannya itu ditujukan untuk memperingatkan agar tidak mengulang kesalahan yang sama.
"Memperingatkan agar tidak mengulangi karena dia tidak pakai helm masuk kampus," ucap Rusdy.
Saat menjalani persidangan, majelis hakim sempat memanggil kedua orang tua korban yaitu Daniel Pongkala dan Mariati untuk ikut hadir di ruang sidang.
• Terbukti Lakukan Penganiayaan, Bahar bin Smith Divonis 3 Tahun Penjara
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (11/7/2019), hakim mengajukan pertanyaan kepada kedua orang tua Aldama, apakah bersedia memaafkan terdakwa.
Dari pertanyaan majelis hakim, kedua orang tua Aldamar mengaku sudah memaafkan Rusdy.
Mendengar jawaban dari orangtua Aldama, Rusdy seketika bersujud di depan Mariati sambil menangis.
Tak kuasa menahan air matanya, Mariati juga ikut menangis.
Di hadapan Mariati, Rusdy mengaku menyesal atas apa yang diperbuatnya.
"Saya sangat menyesal telah melakukan perbuatan itu. Saya tidak akan mengulangi perbuatan yang sama," ucap Rusdy, Rabu (10/7/2019).
Walau sudah maaf sudah diberikan, ayah korban Daniel ingin proses hukum tetap diteruskan.
Muhammad Rusdi (bersujud) saat meminta maaf kepada Mariati, ibu dari Aldama Putra Pongkala, taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar yang diduga tewas dianiaya olehnya, Rabu (10/7/2019). ((KOMPAS.com/HIMAWAN))
Ia berharap agar pelaku tetap mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
"Kalau saya harap hukum harus terus berlanjut," ucap Daniel di luar persidangan.
Sebelumnya, muncul banyak kabar berbeda mengenai penyebab kematian Aldama.
Dikutip TribunWow.com dari TribunMakassar.com, Kamis (11/7/2019), pihak ATKP mengatakan bahwa Aldama meninggal karena terjatuh di kamar mandi.
Namun, saat Daniel melihat jasad anaknya yang penuh luka memar di wajahnya, ia meyakini bahwa anaknya sudah mendapat penganiayaan.
Daniel mengetahui tewasnya putra semata wayangnya, setelah mendapat kabar dari pihak ATKP.
• Viral Penganiayaan Remaja Putri di Klungkung, Polisi Amankan 7 Pelaku yang Masih di Bawah Umur
"Saya ditelpon malam-malam oleh pengasuh anak saya di ATKP, katanya bisa merapat ke RS Sayang Rakyat soalnya anak saya (Aldama Putra Pangkolan) katanya jatuh. Jadi, awalnya perkiraan saya hanya luka atau patah," ucap Daniel.
Mendengar kabar tersebut, Daniel segera menjut RS Sayang Rakyat.
Namun, setibanya di rumah sakit, betapa terkejutnya dirinya melihat anaknya sudah tiada.
"Pas saya tiba (di RS Sayang Rakyat), saya disambut pelukan dan berkata, 'bapak yang sabar ya. Kami sudah berusaha, tapi apa daya.' Di situlah saya langsung seperti tidak bisa berkata-kata lagi karena di pikiran saya anak saya sudah meninggal," ucap Daniel.
Dengan keadaan terkejut, Daniel meminta untuk bisa melihat kondisi putranya.
"Beberapa saat, saya diberi air putih minum, saya bilang, 'bisa saya lihat anak saya? Jadi saya diantar masuk ke UGD dan melihat anak saya sudah diselimuti," ucap Daniel.
Saat melihat wajah anaknya, Daniel mengaku terkejut lantaran banyak luka memar di wajah Aldama.
Aldarna Putra pangkolan (kiri), mahasiswa yang tewas dianiaya seniornya, Muh Rusdy (kanan) (FB/Tribun Timur)
"Saya buka kainnya, saya lihat awajahnya banyak luka-lukanya di kepalanya, di pelipis dan di bawah matanya," ucap Daniel.
Melihat kondisi anaknya yang tidak wajar, Daniel menanyakan penyebab kematian anaknya.
Namun pihak ATKP hanya mengatakan, anaknya meninggal karena terjatuh di kamar mandi.
Atas jawaban dari pihak ATKP, Daniel mengaku tidak percaya dengan melihat kondisi anaknya yang penuh luka memar.
Ia meyakini putranya mendapat penganiayaan selama menjalani pendidikan.
Kini terdakwa penganiayaan Rusdi didakwa dengan Pasal 338 KUHP subsider Pasal 354 Ayat 2 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
(TribunWow.com/Ami)
WOW TODAY: