Pilpres 2019

Dengar Waketum Gerindra sebut Rekonsiliasi, Ali Ngabalin Pepet dan Bisiki: Gue Tantang, Atur

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin dan Waketum Partai Gerindra, Ferry Juliantono

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin, memberikan tantangan kepada Waketum Partai Gerindra, Ferry Juliantono untuk membuat capres Prabowo Subianto meluangkan waktu bertemu presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam tayangan Sapa Indonesia Malam Kompas Tv, Selasa (9/7/2019).

Mulanya Ferry Juliantono menuturkan bahwa ia sadar masyarakat menginginkan pertemuan Prabowo dan Jokowi.

"Bahwa sebagian masyarakat juga ingin ada pertemuan atau rekonsiliasi antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi," ujar Ferry.

"Pak Prabowo sudah menyampaikan sesuatu yang baik, Pak Jokowi juga sudah menyampaikan di KPU (Komisi Pemilihan Umum)," tambahnya.

Pengakuan Ali Ngabalin yang Pernah Diminta Syahadat Ulang karena Dukung Jokowi

Ali Ngabalin lalu memotong ucapan Ferry dan mengatakan Jokowi akan mengikuti waktu yang dapat diusahakan oleh Prabowo.

"Sudahlah Bang Feri atur saja, Pak Jokowi akan ikut deh. Gue tantang ini, gue atur deh ini nanti jadwalnya gimana," ujar Ali Ngabalin.

"Gimana Bang Feri? Siap untuk mengatur jadwal Pak Prabowo untuk bertemu?" tanya Aiman.

Ali Ngabalin lalu mendekatkan diri ke Ferry dan membisiki telinganya.

"Untuk bangsa Fer, untuk bangsa," ujarnya mengundang tawa dari Aiman.

"Kalau silaturahmi tinggal bertemu, menurut saya enggak usah diajarin, Pak Prabowo kita yakin akan mengambil keputusan yang tepat, enggak usah didorong-dorong," papar Feri.

Nasdem Gelar FGD utuk Bahas Perlunya Revisi UU MK, Pimpinan Fraksi: Agar Jaga Independensi

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin dan Waketum Partai Gerindra, Ferry Juliantono (Capture Kompas Tv)

Pengamat politik Siti Zuhro yang turut menjadi narasumber lalu menambahkan bahwa memang ada dua jalur untuk rekonsiliasi terjadi.

"Ada double track, jadi satu memang alamiah, rekonsiliasinya dan satu lagi diciptakan jadi bagaimana, keduanya itu berjalan dan simultan," ungkap Siti.

Hilang Tiga Hari, Pria di Nagekeo NTT Ditemukan Tak Bernyawa dalam Genangan Air

Ali Ngabalin lalu meminta Aiman untuk memberikan waktu padanya mengungkapkan kalimat penutup.

"Berkali kali Bapak Joko Widodo dengan ketulusannya keikhlasannya, monggo duduk bareng-bareng bicara untuk masa depan bangsa dan negara," pungkas Ali Ngabalin.

Lihat videonya di menit ke 10.40:

Kata Pengamat soal Jalan Keluar Polarisasi

Sebelumnya, Siti Zuhro menuturkan apa yang seharusnya dibenarkan untuk Indonesia pascapemilu.

Ia menilai ada kohesi sosial yang tercipta di tengah masyarakat.

"Iya jadi kita itu kan nawaitunya (niatnya) mau melakukan rekonsiliasi, ini masyarakat Indonesia bukan pendukung lagi. Pak Jokowi bukan capres lagi, masih presiden dan akan dilantik, jadi posisi Pak Jokowi ini memimpin negara," ujar Siti.

"Harusnya memahami betul di tengah masyarakat ini terancam kohesi sosialnya. Kohesifitas sosial kita ini terancam," paparnya.

Karena Putus Cinta Pemuda di Cilacap Berupaya Bunuh Diri Lompat Tower, sang Mantan Beri Tawaran

Pengamat politik Siti Zuhro (Capture Kompas Tv)

"Apa yang harus diobati. Ngomong obat itu kan pelan-pelan. Jadi kalau empat konsensus dasar kita tidak diotak-atik tentang pancasila, konstitusi, NKRI, dan bhineka tunggal ika, itu sudah final, jadi siapapun enggak boleh," ungkapnya.

Sempat Jadi Misteri, Ini Kronologi Hilangnya Mahasiswi Unpad 25 Hari hingga Ditemukan di Masjid

Ia menuturkan ada polarisasi di tenagh pemilu sehingga pascapemilu harusnya sudah selesai.

"Itu kan pemilu terjadi polarisasi dan sebagainya, pascapemilu semua harus cair," ujar Siti.

"Mulai di-review secara serius dengan duduk bareng rekonsiliasi, musyawarah dan bermufakat bukan terus gontok-gontokan," pungkasnya.

(TribunWow.com)

WOW TODAY