TRIBUNWOW.COM - Disinggung tak pernah mengahdiri rapat Badan Pemenangan Nasional (BPN) oleh Jubie BPN, Andre Rosiade, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini memberikan tanggapannya.
Hal ini diungkapkan keduanya saat menjadi narasumber dalam program tayangan InewsTv, Senin (25/6/2019).
Mulanya Andre memberikan kritiknya kepada ucapan Faldo yang diunggah dalam vlog pribadi Faldo di Youtube.
Andre mengatakan dalam video tersebut Faldo menuturkan kubu 02 tak memiliki form C1 hingga saksi.
Menanggapi itu Andre menghubungkan dengan ketidakhadiran Faldo dalam rapat BPN sejak 17 April lalu.
Ia juga mengatakan bahwa kubunya merasa terluka dengan ucapan Faldo.
Menanggapi hal itu, Faldo meminta Andre tak menghubungkan dengan ketidakhadirannya di rapat BPN.
"Saya ingin mengatakan kepada Bang Andre, jangan lah kebiasaan mengatakan hal-hal pribadi. Jika memang saya enggak datang rapat dari tanggal 17 April, kenapa sekarang saya dipermasalahkan," ujar Faldo.
"Jangan sampai saya mengeluarkan opini yang berbeda dengan Anda, Anda malah ngomongin tentang rapat, itu satu."
• Sebut Aksi Massa Tak Pengaruhi Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Ridwan Kamil: Tonton Saja di TV
Ia juga mengatakan Andre plin-plan dalam memberikan informasi ke publik.
"Yang kedua menurutku, Bang Andre jangan plin plan, apalagi Bang Andre ini elit, sampaikan saja ke publik kondisi sebenarnya seperti apa, biar ini jadi pembelajaran untuk kita semua," ungkapnya.
"Maksud saya tadi bilang menegaskan, tapi mengeaskan dengan hal yang tidak tegas itu ketidaktegasan sendiri," pungkas Faldo.
Sebelumnya, Andre menilai ucapan Faldo melukai perasaan relawan kubu 02.
"Soal video pertama Faldo, seperti yang saya sampaikan di media ya, adik saya ini Faldo sejak 17 April, tidak pernah aktif lagi di BPN sehingga waktu beliau membuat vlog soal menyatakan bahwa pihak 02 enggak punya saksi, pihak 02 itu enggak punya C1, itu terus terang melukai perasaan kami," ujar Andre.
"Bayangkan saja relawan, saksi, pendukung mengumpulkan C1 itu dari seluruh Indonesia, lalu Faldo bilang kita enggak punya saksi," tambahnya.
"Itu tentu melukai perasaan teman-teman. Sehingga munculah komplain kepada Faldo. Kami harap Faldo bisa aktif kembali sehingga bisa mendapatkan informasi yang utuh. Jadi bukan yang hanya bikin video sebatas sensasi," kritik Andre.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade, menyinggung kehadiran politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini, Senin (25/6/2019) (Capture iNews TV)
Mengenai pernyataan Faldo lain, yakni Prabowo akan bergabung dengan koalisi kubu 01 Joko Widodo(Jokowi)-Ma'ruf Amin, Andre juga menanggapinya.
Ia mengatakan bahwa Prabowo belum pernah memikirkan hal semacam itu.
"Yang kedua analisis Faldo, bahwa Pak Prabowo akan bertemu Pak Jokowi dan masuk kabinet. Saya menegaskan, bahwa sikap kami partai gerindra dan BPN Prabowo Sandi saat ini fokus kepada Mahkamah Konstitusi, kami meyakini bahwa Pak Prabowo dan Bang Sandi akan menang di MK," papar Faldo.
"Belum terfikir kami untuk deal-deal dengan Pak Jokowi bahkan meminta jabatan ke pihak Pak Jokowi, seperti yang terindikasi oleh pimpinan partai politik lain di kubu kami," tambahnya.
Lihat videonya di menit ke 8.32
PAN Lelah dengan Pemilu 2019
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyebutkan masa pemilu 2019 menjadi masa yang melelahkan bagi partainya.
Eddy menuturkan hal ini karena pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) dilakukan secara bersamaan.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, pernyataan itu disampaikan Eddy saat menjadi mengisi sebuah diskusi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (24/6/2019).
"Pemilu 2019 ini adalah masa yang melelahkan karena berbeda dengan Pemilu 2014. Perbedaannya adalah pilpres dan pileg menjadi satu, akibatnya terjadi kebingungan dan kepentingan pada parpol," ujar Eddy.
PAN merasa bingung untuk memenangkan partainya atau kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, pasangan calon presiden yang turut diusungnya.
• TKN Jokowi-Maruf Komentari Isu Ada Pengerahan Massa saat Putusan MK: Ada Upaya Menekan MK
Eddy yang juga menjadi calon legislatif (caleg) dari Daerah Pemilihan Jawa Barat III yang meliputi Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor, bingung untuk memperjuangkan dirinya atau paslon pilpres.
"Saya sebagai caleg juga bingung apakah harus memperjuangkan diri saya sebagai representasi partai atau memperjuangkan calon yang diusung di pilpres," ujar Eddy.
Dipaparkannya, antarpartai pun juga terjadi persaingan.
"Selain itu juga terjadi konflik kepentingan, seluruh parpol pengusung Prabowo-Sandiaga kami solid. Tapi, jika berbicara tentang legislatif, kita sikut-sikutan," lanjut dia.
Membuat bingung, ia mengaku saat mempromosikan Prabowo, justru yang naik suara Partai Gerindra, bukan miliknya.
"Ketika saya promosikan Prabowo, ayo dukung Prabowo, yang naik bukan suaranya PAN, melainkan Gerindra," kata dia.
Eddy Soeparno (Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan)
Langkah PAN di Koalisi Kubu 02
Mengenai arah politik PAN di kubu 02, Eddy mengatakan masih akan membahas hal itu di Mukernas.
"Kami sudah mengkaji di internal PAN dan akan membahas tahapan yang lebih formal dalam Mukernas di satu hingga dua bulan ke depan. Di situlah PAN akan menentukan ke mana arah politik ke depan," ujar Eddy
"Tahun lalu saja, kami saat menentukan arah politik mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga itu, kami putuskan melalui mekanisme rapat. Setelah itu, PAN akan menggelar Mukernas," papar Eddy.
• Kata Dahnil Anzar soal Kemungkinan Prabowo-Sandi Bergabung ke Koalisi Jokowi
Pihaknya memilih untuk menunggu keputusan sidang sengketa Pilpres di MK.
"Setelah putusan MK, nanti BPN akan mempertemukan partai koalisinya. Di situ ditentukan ke mana partai politik akan berhaluan ke mana, apakah masih ikut koalisi atau memilih jalannya sendiri-sendiri," lanjut dia.
Koalisi Adil Makmur Gerindra
Juru Bicara Tim Hukum Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Razman Arif Nasution menyebut kubu Prabowo-Sandiaga dalam Koalisi Adil Makmur hanya tinggal PKS dan Gerindra.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (23/6/2019), Razman Arif Nasution menyimpulkan hal itu dari pengamatan terhadap Partai Demokrat dan PAN.
Razman Arif Nasution mengamati komunikasi yang dibangun antara Partai Demokrat dan PAN dengan Jokowi.
Saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6/2019), Razman Arif Nasution menyorot Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
• Tak Selalu Berseberangan, TKN dan BPN Sepakat soal Kredibilitas Hakim MK hingga akan Adanya Aksi
"Bagaimana AHY itu datang bertamu secara khusus, kemudian kita melihat juga pernyataan Pak Zulkifli Hasan."
"Maka kalau kami menganggap sekarang, kubu 02 itu sebetulnya tinggal dua, yaitu PKS dengan Gerindra," ungkap Razman Arif Nasution.
Meski demikian, Razman Arif Nasution tidak mempermasalahkan jika PKS dan Gerindra ingin bergabung dalam koalisi Jokowi.
Razman Arif Nasution meminta agar kedua parpol itu mengedepankan etika politik dengan menunggu selesainya pelaksanaan sidang sengketa hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Sebaiknya memang etika politiknya sebelum selesai pelaksanaan sidang MK ini, maka sebaiknya jangan dulu nyebrang, untuk menghargai kawan," pungkasnya.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY