Terkini Nasional

Bukan Orang Sembarangan, Ini Latar Belakang 4 Tersangka yang Ancam Bunuh 4 Petinggi Negara

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi menunjukkan foto tersangka IF alias IR dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (27/5/2019)

TRIBUNWOW.COM - Rencana pembunuhan terhadap empat tokoh petinggi negara diungkap oleh pihak kepolisian Senin (27/5/2019) dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhuma, Jakarta Pusat.

Dari penangkapan tersebut, kepolisian mengamankan enam orang pelaku yang kemudian ditetapkan menjadi tersangka.

Keenam pelaku tersebut adalah HK, AZ, IR, dan TJ yang berperan sebagai eksekutor.

Sementara dua lainnya yakni AD dan AF adalah orang yang menyuplai senjata api untuk sang eksekutor.

Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian, terungkap bahwa empat dari enam tersangka ternyata bukan orang sembarangan.

Latar belakang mereka dalah latar belakang militer yang erat kaitannya dengan senjata dan juga tugas yang berat.

Jelaskan Kejanggalan Kematian Perusuh, Kapuskamnas UBJ Ungkap Keterlibatan Purnawirawan TNI

Berikut TribunWow.com rangkum latar belakang empat dari enam tersangka yang diduga merancanakan pembunuhan terhadap empat petinggi negara:

1. HK alias Iwan (Eksekutor)

HK adalah seorang pria yang bertempat tinggal di Visar Indah Pratama 2, RT 02/13, Kelurahan Cibinong, Kecamatan Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

Diketahui, HK adalah leader atau pemimpin rencana pembunuhan terhadap empat tokoh tersebut.

Dikutip dari WartaKota, anak dari tersangka AF menjelaskan bahwa HK alias Iwan adalah seorang mantan Kopassus.

"Iwan ini kan mantan Kopassus. Dia tahu bapak purnawirawan," jelas Bayu dikutip dari WartaKota.com, Rabu (29/5/2019).

HK alias Iwan juga termasuk yang paling aktif untuk mencari senjata sampai memberikan perintah pada eksekutor lain untuk membunuh target yakni tokoh politik.

Reaksi Wiranto Masuk Daftar 4 Tokoh yang akan Dibunuh Perusuh 22 Mei dengan Bayaran Rp 150 Juta

Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukkan foto tersangka HK dalam konferensi pers kasus kepemilikan senjata yang akan digunakan dalam aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei dan rencana pembunuhan. Konferensi pers berlangsung di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019). ((Tangkapan layar Kompas TV) ((Tangkapan layar Kompas TV))

2. AF atau Fifi (Suplai Senjata)

Dikutip dari Wartakota.com, AF alias Fifi diduga penyuplai senjata dalam rencana pembunuhan empat tokoh tersebut.

Dijelaskan oleh sang anak, Bayu Putra (28), Fifi adalah istri dari seorang purnawirawan TNI.

Tak hanya itu, Fifi juga ketua dari Gerakan Gempur (Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat) yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pemilu 2019.

Terkait senjata yang dimiliki oleh AF, Bayu menuturkan bahwa senjata tersebut adalah milik sang ayah, yang didapatkan dari pemberian rekan ayahnya itu.

Bayu menuturkan, senjata yang diberikan pada tersangka HK alias Iwan sebenarnya akan digunakan untuk membayar utang.

"Ibu saya pinjam uang ke Iwan dan jaminannya yang diminta senjata itu, pemberian rekan ayah saya," ujar Bayu Rabu (29/5/2019).

"Seolah-olah di media, ibu saya nyediain senjata dan nyuruh mereka tembak nih bunuh. Padalah tidak. Ibu saya enggak tahu senjata yang digadaikannya ke Iwan mau dipakai untuk apa," kata Bayu.

Pengakuan Anak Tersangka Dugaan Rencana Pembunuhan 4 Jenderal, Beberkan Fakta Lain soal Senjata

Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukkan foto tersangka AF dalam konferensi pers kasus kepemilikan senjata yang akan digunakan dalam aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei dan rencana pembunuhan. Konferensi pers berlangsung di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019). (Kompastv)

3. IR alias Irfansyah (Eksekutor)

Angel (26) istri dari tersangka IR menuturkan bahwa suaminya adalah mantan anggota TNI.

IR diketahui selesai masa tugas sebelum menikah dengannya.

"Dulu dia TNI AD, tapi sudah keluar sejak sebelum nikah sama saya. Kalau enggak salah ada masalah soal tugas tapi persisnya saya enggak tahu," kata Angel dikutip dari TribunJakarta.com, Selasa (28/5/2019).

Lebih lanjut, Angel juga menuturkan bahwa dirinya tidak tahu apa pekerjaan sang suami saat ini.

Menurut Angel, IR adalah sosok yang tertutup, sehingga ia tidak pernah membicarakan masalah pekerjaan pada Angel.

Angel hanya mengetahui, bahwa IR biasanya bekerja sebagai pengawal seseorang.

"Dia suka diminta ngawal-ngawal aja, saya juga kurang tahu pastinya," kata Angel.

Pengakuan Ketua RT dari TJ, Mantan Marinir yang akan Eksekusi Rencana Pembunuhan 4 Jenderal

Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukkan foto tersangka IR dalam konferensi pers kasus kepemilikan senjata yang akan digunakan dalam aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei dan rencana pembunuhan. Konferensi pers berlangsung di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019). (YouTube TvOneNews)

4. TJ alias Tajudin (Eksekutor)

Latar belakang TJ alias Tajudin diungkap oleh Ketua RT tempat tersangka tinggal.

Diketahui, TJ adalah warga Jalan H.M Ashari, RT 05/01, Kelurahan Cibinong, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

Dijelaskan oleh Sulaeman, ketua RT 05, dulunya TJ adalah anggota TNI angkatan Laut (AL).

Meski mengaku kenal dengan tersangka, Sulaeman menuturkan bahwa sejak lima tahun terakhir, TJ sudah tidak tinggal di daerahnya.

"Iya kalau administrasi kependudukan masih di sini, KTP, KK masih RT 05/01 bukan tinggal di sini kan rumahnya juga sudah dijual. Sudah lebih dari 5 tahun dia pindah sama keluarganya," kata Ketua RT 05 Sulaeman dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/5/2019).

"Sebetulnya saya sudah lama enggak ketemu dia jadi terakhir memang saya tahu pernah menjadi TNI Angkatan Laut. Nah semenjak dia pindah dari sini saya enggak tahu kegiatanya apa, dia kemana," ucapnya.

Dalam rencana pembunuhan empat tokoh, TJ berperan sebagai eksekutor dengan bayaran Rp 55 juta.

TJ juga diketahui positif narkoba saat diamankan.

Rencana Pembunuhan di Balik Aksi 22 Mei, Polisi Sebut Pembunuh Bayaran Telah Intai Kediaman Target

Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukkan foto tersangka TJ dalam konferensi pers kasus kepemilikan senjata yang akan digunakan dalam aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei dan rencana pembunuhan. Konferensi pers berlangsung di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019). (YouTube TvOneNews)

Polisi Ungkap Kronologi Rencana Pembunuhan

Dikutip dari Tribunnews.com, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal membeberkan siapa saja tersangka perusuh aksi 22 Mei, yang terlibat rencana pembunuhan tokoh politik.

Hal tersebut disampaikannya dalam konferensi pers yang dilakukan di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019) lalu.

Tersangka rencana pembunuhan tokoh tersebut adalah HK, AZ, IR, dan TJ yang masing-masing berperan sebagai eksekutor.

Sementara dua lainnya yakni AD dan satu perempuan berinisial AF yang merupakan penjual senjata api dari harga Rp 5 juta sampai Rp 50 juta rupiah.

“Awalnya HK diperintahkan seseorang untuk membeli senjata api pada Oktober 2018 yang kemudian berhasil didapatkan dari AD dan AF pada 13 Oktober 2018, senjata yang didapatkan diserahkan juga pada AZ dan TJ," jelas Iqbal, Senin (27/5/2019).

"Kemudian pada Maret 2019 HK menerima perintah untuk membunuh dua tokoh nasional, pada 12 April 2019 ada perintah lagi untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya plus satu pimpinan lembaga swasta, yaitu lembaga survei, sehingga total ada empat tokoh nasional yang jadi target,” ungkap Iqbal.

Mengapa Budi Gunawan, Wiranto, Luhut, Gories Mere Jadi Sasaran Pembunuhan? Selangkah Sentuh Jokowi

Empat Tokoh yang Jadi Target Pembunuhan

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkap nama empat tokoh nasional yang diancam akan dibunuh kelompok perusuh dalam aksi 21-22 Mei.

Dalam jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019), Tito menyebutkan nama Menko Polhukam Wiranto juga termasuk dalam daftar target yang direncanakan akan dibunuh.

Tito menyebutkan, ada 4 tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan.

Dijelaskannya, nama-nama tokoh negara ini berdasarkan keterangan dari para pelaku dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

"Dasar kami sementara hanya BAP pro justitia, hasil pemeriksaan kepada tersangka yang sudah kita tangkap. Jadi bukan karena berdasarkan informasi intelijen, beda," jelas Tito dikutip dari tayangan Live tvone Selasa (28/5/2019).

"Mereka (para perusuh yang ditangkap) menyampaikan nama Pak Wiranto," kata Tito, disambut acungan jari oleh Wiranto yang duduk di sampingnya.

"Terus ada Pak Luhut Menko Maritim, ketiga itu adalah Pak KaBIN (Budi Gunawan), keempat Bapak Gories Mere," sambung dia.

Selanjutnya, Tito menyebutkan ada juga pimpinan lembaga survei yang menjadi target dari kelompok perusuh itu.

Namun, Tito tak mau menyebutkan nama siapa yang ia maksud.

"Yang jelas kami selalu sejak awal, kami memberikan informasi, memberikan pengawalan-pengawalan," katanya. (TribunWow.com/Nila/Ananda)

WOW TODAY: