Terkini Daerah

Pengakuan ART yang Disiram Air Panas di Gianyar Bali, Majikan Pernah Lakukan Hal Lebih Sadis

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diperiksa - Korban penyiraman air panas saat menjalani pemeriksaan di sebuah rumah sakit di Kabupaten Gianyar, Selasa (14/5/2019).

TRIBUNWOW.COM - Kasus kekerasan yang dialami oleh seorang asisten rumah tangga berinisial EF (21) di Gianyar, Bali, mendapat banyak perhatian publik.

Korban EF harus menderita luka bakar lantaran disiram menggunakan air panas oleh majikannya sendiri, Desak Made Wirantiningsih.

Dikutip dari TribunBali.com, korban kekerasan sang majikan ternyata tidak hanya EF.

Ada satu korban lain yakni S yang tak lain adalah adik tiri dari korban EF.

Di media sosial Facebook beredar video pengakuan dari S yang menjelaskan kekerasan apa saja yang dialaminya itu.

Dikutip dari akun Facebook Yuni Rusmini, Jumat (17/5/2019), dalam sebuah video korban S menjelaskan bahwa dirinya juga beberapa kali mendapatkan tindakan kekerasan.

Mengenal Apa Itu Penyakit Alzheimer, Ketahui Fakta, Faktor hingga Gejalanya

Sambil berderai air mata, ia menjelaskan apa saja yang pernah dialami saat menjadi ART di tempat majikannya itu.

"Ya setiap hari dijambak, ditampar, ditonjok pun, saya pernah," kata S.

Ia lantas menunjukkan bahwa pernah dipukul dan disiram air panas di bagian punggung dan juga dada.

"Ini (menunjukkan bagian dada) juga pernah disiram air panas, tapi sudah mau hilang soalnya sudah agak lama," kata S.

"Dikepung saya juga pernah," ucapnya sambil menangis.

Video pengakuan korban kekerasan majikan di Bali (Akun Facebook Yuni Rusmini)

Tak hanya itu, dikutip dari TribunBali.com, korban S juga pernah merasakan kekerasan lainnya yang jauh lebih parah.

Dijelaskan oleh Dir Reskreimun Polda Bali, Kombes Pol Andi Fairan bahwa ada beberapa luka yang membekas di tubuh S.

S bahkan mengaku pernah dibakar dan rambutnya dipotong oleh sang majikan.

"Karena setelah kita lihat ada luka bekas siraman air panas, juga katanya pernah dibakar, bahkan rambutnya dipotong," kata Andi Fairan. Kamis (16/5/2019).

Saat korban EF disiram dengan air panas, korban S ternyata dipaksa sang majikan untuk melakukan penyiraman juga.

"Dia mengakui melakukan hal itu karena takut. Jika tidak menyiram kakaknya, dia juga akan disiram air panas. Jadi dia melakukan itu dibawah tekanan," kata Andi Fairan.

Bagikan Perjalanan Karier ke Layar Lebar, Sabyan Gambus Berakting Tanpa Membaca Skenario

Lebih lanjut, Andi Fairan menjelaskan bahwa S pernah dibakar menggunakan korek api.

"S sebelumnya dianiaya majikannya saja. Kita baru tahu S juga terluka itu tadi malam. Katanya pernah dibakar pakai korek api," jelas Fairan.

Menambahkan keterangannya, korban EF dan S yang sudah bekerja selama 7 bulan bahkan tidak pernah mendapatkan gaji dari majikannya itu.

Ia sehari-hari hanya diberikan makan tanpa ada bayaran sedikitpun.

"Dalam perjanjiannya, selama satu bulan itu sebenarnya mereka dijanjikan Rp 1 juta. Tapi, selama tujuh bulan ini tidak diberikan apa-apa. Hanya diberi makan saja. Menurut keterangan korban, jika mereka melakukan pelanggaran akan dipotong gajinya, seperti itu," kata Fairan.

Tak Bisa Temukan Gunting untuk Potong Kawat, PRT di Bali Disiram Air Panas oleh Majikan

Diperiksa - Korban penyiraman air panas saat menjalani pemeriksaan di sebuah rumah sakit di Kabupaten Gianyar, Selasa (14/5/2019). (Dok/ist/Kolase Tribun Bali)

Kondisi Korban EF dan S

Kombes Pol Andi Fairan menjelaskan bahwa korban EF dan S saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"S juga sudah kita adakan pemeriksaan kesehatan tapi tidak kita rawat. Bekas-bekas luka masih ada dalam tubuh korban. Kami melihat asisten rumah tangga ini mendapat hukuman (penganiayaan) jika melanggar dalam menjalankan tugasnya sebagai asisten," kata Andi Fairan dikutip dari TribunBali.com.

Sementara, korban EF saat ini masih mengalami trauma psikis.

"Pihak kami melihat korban, EF itu saat ini dalam tekanan psikis. Cuma sekarang udah ditangani dengan baik dan sudah ditangani RS Bhayangkara, jadi secara psikis juga diobati. Karena negara melindungi korban KDRT," lanjutnya Kamis (16/5/2019).

Saat ini pihak kepolisian masih menunggu proses visum.

Namun secara kasat mata korban menderita luka yang cukup berat dan berada di sekujur tubuhnya.

Mulai dari kepala, leher sampai punggung EF yang semuanya hampir melepuh.

"Jadi saya lihat tingkat lukanya cukup parah. Karena itu dokter putuskan rawat inap," sambung Fairan.

Sebelum Mutilasi, Hal Tak Biasa Ini Dilakukan Sugeng Berhari-hari pada Jasad Korban di Pasar Besar

Dua tersangka penganiayaan pembantu rumah tangga, Kamis (16/5/2019). (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Majikan Ditetapkan Jadi Tersangka

Desak Made Wiratiningsih ditetapkan menjadi tersangka bersama dengan satpam rumah, Kadek Erik yang juga membantu kekerasan tersebut.

Kedua pelaku diamankan pada Rabu (15/5/2019) lalu.

Keduanya terbukti melakukan kekerasan terhadap korban EF dengan menyiramkan air panas pada korban.

Sebelumnya, terduga pelaku adalah Desak, Kadek dan S, namun setelah dilakukan pemeriksaan, S adalah korban dan bukan pelaku.

Kasus penyiraman air panas tersebut bermula saat EF pada Rabu (7/5/2019) diminta untuk mencari gunting seharga Rp 88 ribu yang hilang saat itu.

Namun, saat itu EF tidak menemukan gunting tersebut, sehingga pada Kamis (8/5/2019) ia diminta untuk kembali mencari.

Gagasan Tak Bayar Pajaknya Ditolak Sandiaga Uno, Arief Puyuono: Pak Sandi Ngomongnya Keadaan Normal

Saat diminta kembali mencari, EF juga sudah diancam oleh Desak agar segera menemukannya karena jika tidak ia akan disiram air panas.

Gunting tersebut tak kunjung ketemu.

"Sudah dicari namun tidak ketemu, kemudian sekitar pukul 12.30 Wita majikan korban menyuruh S merebus air sebanyak dua panci," kata Kabid Humas Polda Bali AKBP Hengky Widjaja, Kamis (16/5/2019) pada Kompas.com.

Setelahnya, EF diminta Desak untuk menuju ke kamarnya.

Di sana sudah menunggu juga S dan anak pelaku Kadek Erik Diantara.

"Selanjutnya majikan korban langsung mengambil air panas dengan menggunakan gelas dan menyiram air panas ke tubuh korban sebanyak satu kali dari atas kepala dengan perlahan-lahan," terang Hengky.

(TribunWow.com)

WOW TODAY: