Pemilu 2019

Gagasan Tak Bayar Pajaknya Ditolak Sandiaga Uno, Arief Puyuono: Pak Sandi Ngomongnya Keadaan Normal

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arif Poyuono di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (1/4/2016).

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Puyuono memberikan tanggapan mengenai jawaban calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno tentang seruan tolak membayar pajak sebagai protes terkait hasil Pemilihan Presiden (Pilpres 2019) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Diketahui sebelumnya, ajakan untuk menolak membayar pajak bermula dari ucapan Arief.

Sandiaga lalu menjawab seruan tersebut dengan menyinggung soal kondisi negara yang tengah sulit.

Menurutnya, apabila hal tersebut dilakukan maka neraca perdagangan Indonesia akan jeblok.

Kubu Prabowo Tak akan Gugat Hasil Pemilu, Pakar Hukum: Jika Tak Percaya MK Jangan Hidup di Indonesia

Arief yang menjadi narasumber dalam talkshow CNN Indonesia, Kamis (16/5/2019), lalu kembali merespons jawaban Sandiaga.

"Bukan, ini statemen kapan?" tanya Arief sesusai diputarkan wawancara Sandiaga.

"Baru ini," ujar pembawa acara.

Arief kemudian mengatakan bahwa dalam jawaban Sandiaga tidak ada kalimat tidak setuju terkait usulannya.

"Dia tidak ada tadi ngomong tidak setuju dengan pernyataan saya, dia kan menjelaskan sebuah keadaan normal kalau pajak itu diperlukan untuk pembangunan, semua orang tahu," ujar Arief.

Menurut Arief penolakan pajak ini berkaitan juga dengan penolakan hasil pilpres KPU.

"Tetapi penolakan penyeruan pembayaran pajak ini dilakukan karena kita sudah menolak hasil Pilpres 2019."

"Hasil Pilpres 2019 itu kan untuk membentuk pemerintahan baru kan, nah kita enggak percaya, enggak mengakui, ya kita jangan mengakui kalau mereka itu akan bisa mengelola pajak yang kita setor," ungkap Arief.

"Ya artinya kita enggak usah bayar pajak. Dan saya himbau pemilih Prabowo Sandi enggak usah bayar pajak."

Ditanya kembali mengenai keputusan Sandiaga Uno apakah mendukung gagasannya atau tidak, Arief dengan yakin menjawab pasti.

"Pasti, karena Pak Sandi itu tadi ngomongnya tentang keadaan normal, bahwa negara kita ini butuh pajak, benar, meningkatkan tax rasio, benar, tapi yang mengelola itu Prabowo Sandi," pungkasnya.

Reaksi Sandiaga Uno soal Ajakan Arief Puyuono untuk Tak Bayar Pajak: Negara Kita Lagi Sulit

Lihat di menit ke 25:00

Respons Sandiaga

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (17/5/2019), Sandiaga menjawab seruan tersebut dengan menyinggung soal kondisi negara yang tengah sulit.

Menurutnya, apabila hal tersebut dilakukan maka neraca perdagangan Indonesia akan jeblok.

"Saya ingin mengingatkan kita bahwa negara kita lagi sulit, ekonomi neraca perdagangan kita jeblok. Kita juga lihat pelambatan ekonomi. Kita justru perlu meningkatkan rasio pajak kita dengan menambah basis pembayar pajak," kata Sandiaga seusai menghadiri acara ngabuburit di salah satu kampus di kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (16/5/2019).

Sandiaga juga menuturkan bahwa setiap warga harus mampu meningkatkan revenue mereka dari pajak dengan sistem IT yang lebih baik.

Untuk itu, ia pun mengusulkan bahwa nantinya akan ada penerimaan negara yang dipisah dari Kementerian Keuangan.

"Dan, itu butuh pendekatan yang dihadirkan oleh pemerintahan yang kuat dengan kepemimpinan yang tegas," imbuhnya.

Kuasa Hukum Ani Hasibuan Bantah Kematian Anggota KPPS karena Senyawa Kimia: Beliau Dikriminalisasi

Ia kemudian kembali menegaskan bahwa pajak sangat penting untuk membangun negara.

"Pajak itu sangat diperlukan untuk membangun negara, jadi pernyataan kami cukup jelas," tandasnya.

(TribunWow.com)

WOW TODAY: