TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan dirinya menggunakan akal sehat saat mendukung calon presiden (capres) Prabowo di tahun 2014.
Hal itu dikatakan Ali Ngabalin saat menjadi narasumber di acara Prime Time News, Metro TV, Senin (13/5/2019).
Mulanya, pembawa acara, Andini Effendy bertanya soal Ali Ngabalin yang pernah berada di barisan Prabowo saat pemilu tahun 2014.
Saat itu, Ali Ngabalin juga dinilai cukup keras mengkritik lawan Prabowo yakni Joko Widodo (Jokowi).
"Dulu Anda juga lima tahun lalu juga mengkritik juga?," ujar Andini.
• Ali Ngabalin Ajak Jokowi Bersumpah soal Tudingan Makar dari Kepolisian yang Dipengaruhi oleh Istana
Ngabalin lalu menjawab saat mendukung Prabowo ia menggunakan akal sehat.
Ia juga tak memberikan desakan pada orang untuk melengserkan pemerintahan yang sah.
"Iya betul, saya dulu ada tapi otak saya otak akal sehat, otak saya orang yang punya ilmu, otak yang tidak mendesak orang," ujar Ngabalin.
"Saya menggunakan kata-kata mendesak Allah untuk menurunkan bala tentaranya memberikan bantuan pada Prabowo-Hatta," tambahnya.
Ngabalin yang kini berada di barisan Jokowi mengatakan dirinya juga tidak seperti pendukung Prabowo yang meminta untuk melakukan people power.
• Seusai Dengar Penjelasan Sekjen FUI soal Ijtima Ulama III, Lihat Respons Ali Ngabalin
"Saya tidak mengajak orang melakukan people power, saya tidak mengajak orang untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, saya tidak menuduh presiden yang macam-macam," tambah Ali Ngabalin.
Ngabalin lalu menyinggung soal orang yang mengancam Jokowi akan memenggal kepalanya.
"Ini kan mau memenggal kepala, melakukan people power, menjatuhkan pemerintahan yang sah," tambahnya.
"Jadi dulu itu tidak ada upaya makar sama sekali?," tanya Andini lagi.
"Enggak ada, enggak ada sama sekali," tambah Ali.
• Tanggapi soal Pria yang Ancam Penggal Jokowi, Moeldoko: Jangan Perlakukan Presiden Sembarangan
Menurutnya, saat ini pemerintah melalui Menkopolhukam sudah benar membentuk Tim Asistensi Hukum.
"Oleh karena itu pemerintah berkewajiban untuk dan atas nama rakyat Indonesia, untuk dan atas nama keselamatan bangsa dan negara," tutur Ali Ngabalin.
"Polisi sudah benar harus mengambil tindakan tegas bawa ke Mahkamah, menjatuhkan hukuman, seberat-beratnya supaya tidak boleh orang dengan lancang melakukan sesuka hatinya."
"Di negeri ini ada atuarannya, kalau Anda tidak mau diatur dengan Undang Undang tanah Indonesia, kau pergi ke hutan sana supaya pakai hukum rimba."
• Kata Pria yang Ancam Penggal Jokowi soal Sosok dan Keberadaan Wanita Perekam Videonya
Lihat videonya menit ke 9.25:
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersumpah soal tudingan makar yang berasal dari pemerintahan.
Hal itu disampaikan Ngabalin saat menjadi narasumber di acara Prime Time News Metro Tv, Senin (13/5/2019).
Mulanya, pembawa acara Prime Time News, Andini Effendy bertanya soal adanya campur tangan pemerintah ke kepolisian soal penangkapan orang dengan tuduhan makar.
"Jadi sebenarnya ada enggak sih campur tangan Istana, nih sudah 3 yang masuk ke kepolisian, ada campur tangan Istana atau tidak?," tanya Andini Effendi.
• BPN Prabowo-Sandi akan Tarik Seluruh Saksi Penghitungan Suara di KPU dari Kecamatan hingga Nasional
Ngabalin lalu menjawab dengan mengatakan permintaan dari Jokowi adalah meminta masyarakat untuk kembali bekerja dan selesai dengan hiruk pemilu.
Serta menyerahkan hasilnya pada penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kalau pesan Bapak Presiden itu adalah segera move on tiap-tiap badan, institusi, kawan-kawan yang ini untuk kembali konsentrasi bekerja dengan baik," ujar Ngabalin.
"Beberapa kali Beliau menyampaikan bahwa proses ini (pemilu) sudah berjalan dengan bagus, di Eropa, di Amerika, di beberapa negara- negara Asia telah memberikan (pujian) luar biasa kepada masyarakat Indonesia atas keberhasilan pemilu dengan teduh dengan tenang, karena itu biarlah proses ini berjalan."
"KPU sedang memverifikasi segala macam, menghitung situngnya apa segala macam."
"Biar ini menyerahkan ini kepada KPU sebagai badan independen mandiri sebagai badan yang diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan pemilu."
• Prabowo akan Tolak Penghitungan Suara, KPU: Tapi saat Rapat Rekapitulasi Justru Tak Tunjukkan Data
"Karena itu saya berkali-kali mengatakan bahwa polisi adalah institusi negara yang sangat profesional dalam penegakan hukum dan keamanan, karena itu masing-masing institusi memiliki kewenangan untuk punya tupoksi masing-masing sehingga kalau kita memulai dengan tuduhan, prasangka buruk, menghujat, mencaci maki enggak selesai-selesai," tutur Ngabalin.
Andini lalu kembali bertanya soal adakah arahan dari istana untuk menangkap orang yang diduga makar ini melalui kepolisian.
"Jadi memang tidak ada arahan dari istana untuk kepolisian terkait dengan kasus makar ini? Tapi memang dianggap serius?," tanya Andini lagi.
Ngabalin lalu menjawab bahwa dirinya juga telah mengajak Jokowi untuk bersumpah bahwa tidak ada intervensi dari istana soal makar.
"Sama sekali, ya makanya saya kan bilang kalau Anda menjadi orang Islam yang memiliki keimanan yang luar biasa, kemudian punya yakin terhadap tuduhan dan fitnah yang diarahkan pada istana dan pemerintahan Jokowi," kata Ngabalin.
• BPN Prabowo-Sandi Klaim Menang 54 Persen, Laode Kamaluddin: Jika Berubah Terjadi Kecurangan
"Saya sudah bilang pada presiden nanti saya wakili, mari kita bersumpah dengan demi Allah, dengan Qur'an dengan nama Allah, kita berhadapan karena jangan seluruh fitnah, adu domba, mencederai nama baik presiden, pemerintah, melakukan berbagai macam tindakan yang menyudutkan presiden dan pemerintah itu semua fitnah, sesat, dan menyesatkan karena kita kan memberikan kepercayaan pada kepolisian negara."
"Ada regulasinya, polisi begitu luar biasa sebagai keamanan dalam negeri. Menggunakan fungsi dan kewenangannya atas perintah UU, kita harus memberikan dukungan pada polisi."
"Negara ini enggak bisa kalau Anda sesuka hati melakukan apa saja yang Anda mau dalam negara ini kemudian memberlakukan hukum rimba, tinggal saja di hutan-hutan sana."
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)
WOW TODAY: