Kabar Tokoh

Demokrat Diserang Berbagai Tudingan, Majelis Tinggi Partai: Kenapa Demokrat, Bukan Partai Lain?

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Supacua

TRIBUNWOW.COM - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Supacua menanggapi berbagai tudingan yang diterima partainya termasuk kepada Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hal tersebut diungkapkan Max saat menjadi narasumber di Metrotvnews, dikutip dari saluran Youtube metrotvnews, Jumat (10/5/2019).

Max mulanya menyebutkan sejumlah isu yang menyeret nama Demokrat, dari tudingan mantan Kepala Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen TNI (Purn), Kivlan Zen, mengenai SBY licik menjegal Prabowo hingga ucapan mantan kader Demokrat sendiri, Andi Arief.

"Dimulai dengan mengangkat 62 persen yang tidak masuk di akal oleh survei dan lainnya, kemudian ada hal-hal yang menyangkut ada setan gundul dan dijawab oleh Pak Kivlan Zen setan gundul itu siapa mungkin Anda yang jadi setan gundulnya," jar Max.

"Kemudian berkembang, saling menggali, Pak Kivlan menggali mengenai SBY yang sampai disebutkan mengenai licik, kemudian Andi Arief menggali lagi ke Kivlan Zen sampai ada masalah tahun 1998 lah," ungkapnya.

Reaksi TKN soal Ucapan Kivlan Prabowo Dijegal SBY agar Gagal Jadi Presiden, Sebut Ada yang Kalap

Ia kemudian menanyakan mengapa tudingan tersebut mengarah hanya kepada Partai Demokrat saja.

"Persoalan ini terjadi di rumahnya Demokrat, yang saya sesalkan dan saya prihatin kenapa Demokrat? Bukan partai lain," ujar Max.

Ia menyayangkan mengapa masalah yang bisa diselesaikan di lingkup internal partai harus menjadi konsumsi banyak pihak.

"Kalau ada masalah kita lemparkan ke dalam dulu, ini kenapa tiba-tiba keluar, sehingga tanggapan dari berbagai pihak dari pihak lawan dan lain lain dan pihak ketiga juga menanggapi itu, sehingga runyam segala macam," kata Max.

"Ini dampaknya bukan ke 02 saja dan kepada Andi Arief saja tapi kepada Partai Demokrat."

Ia menegaskan, dirinya juga tak menyetujui apa yang pernah dituliskan Andi Arief di akun Twitternya perihal ada setan gundul di kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, hingga menyebut angka 62 persen.

"Suara sumbang juga datang dari saya, saya sama sekali tidak setuju dengan Andi Arief dengan cara seperti itu, persoalannya selesaikan dengan di dalam," pungkasnya.

Reaksi Sandiaga soal Waketum Gerindra Minta Demokrat Mundur dari Koalisi: Saya Kritisi Pak Arief

Lihat di Menit ke 0.55:

Andi Arief sebut Ada Setan Gundul di Koalisi Prabowo

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief__ menyebut bahwa ada kelompok tertentu yang memberikan informasi sesat ke calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Ia lantas menyebut bahwa Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo dari kelompok yang menyebut angka kemenangan 62 persen.

Kelompok tersebut disebut Andi Arief sebagai 'setan gundul'.

Setan gundul, terang Andi Arief telah menyesatkan Prabowo dengan memberikan informasi perolehan suara tersebut.

UPDATE Real Count KPU Pilpres 2019: 3 Wilayah Telah 100 Persen, Lihat Perolehan Jokowi Vs Prabowo

"Partai Demokrat ingin menyelamatkan Pak Prabowo dari perangkap sesat yang memasok angka kemenangan 62 persen," ujar Andi Arief seperti dikutip dari akun Twitternya, Senin (6/5/2019).

"Dalam koalisi adil makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," kata dia.

"Gerakan rakyat itu hancur lebur karena setan gundul memberi info sesat 02 menang 62 persen. Tidak ada people power berbasis hoaks," tutur Andi Arief.

Politisi Demokrat Andi Arief (Capture Twitter @RachlandNashidik)

SBY Disebut Licik karena Menjegal Prabowo

Kivlan Zen mengatakan dalam Pemilihan Presiden 2019, Partai Demokrat berusaha menjegal calon presiden kubu 02, Prabowo Subianto, dikutip dari Tribunnews.com.

Hal itu diungkapkan Kivlan Zen di sela aksi demo di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).

Ia menyebut Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Demokrat ingin menjegal Prabowo Subianto agar gagal menjadi capres di Pilpres 2019.

"Saya tahu sifatnya mereka ini saling bersaing antara Prabowo dan SBY. Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden, dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya li**k. Sampaikan saja bahwa SBY li**k," ujae Kivlan.

Kivlan juga mengatakan bahwa SBY merupakan juniornya yang ia didik.

"Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tahu dia orangnya li**k, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014," kata Kivlan Zen.

Gerindra Minta Demokrat Mundur Koalisi karena Tak Jelas, Ferdinand Hutahaean: Tunggu Sikap Kami

Tak hanya itu Kivlan juga menyindir ucapan mantan kader Partai Demokrat, Andi Arief, yang menyebut ada setan gundul di Koalisi Adil Makmur Prabowo-Sandiaga Uno.

Menurutnya, Andi Arief lah yang merupakan setan gundul yang dimaksud.

"Ya yang setan gundul itu dia yang setan gundul, Andi Arief setan gundul, dia yang setan. Masa kita dibilang setan gundul," jelas Kivlan Zen.

Waketum Gerindra Minta Demokrat keluar dari Koalisi

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono juga mengeluarkan statement yang menyerang Demokrat.

Arief Poyuono menuding Presiden Jokowi memberikan jaminan hukum pada keluarga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ia sebut banyak terlibat kasus korupsi.

Arief mencontohkan kasus korupsi proyek Hambalang.

"Saya tahu kok kenapa kayak undur-undur, maklum belum clear jaminan hukum dari Kangmas Joko Widodo bagi keluarga SBY yang diduga banyak terlibat kasus korupsi, kayak kasus korupsi proyek Hambalang," kata Arief.

Hal tersebut kemudian membuat Arief meminta agar Partai Demokrat keluar saja dari Koalisi 02.

"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Adil Makmur. Jangan elitenya dan Ketum kayak serangga undur-undur ya. Mau mundur dari koalisi aja pake mencla mencle segala," ujar dia.

Arief juga menyebutkan bahwa pihaknya tidak keberatan jika nantinya Demokrat keluar dari koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

Tak Rela Lihat Prabowo Dapat Info Salah, Luhut Binsar Panjaitan: Nanti Kredibilitas Dia Terganggu

Pasalnya, menurut Arief, Demokrat selama ini juga tidak memberikan pengaruh dalam memenangkan Prabowo-Sandi dalam kontestasi Pilpres 2019.

Arief menilai, keberadaan Partai Demokrat di koalisi justru membuat suara Prabowo-Sandi menurun.

"Monggo keluar aja deh, wong nggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi kok selama ini. Malah menurunkan suara lo," papar Arief.

Terkait pernyataan jaminan hukum Jokowi pada SBY, Arief menilai sang capres petahana tentu akan akan bisa menjamin keluarga SBY tak akan diproses hukum oleh KPK.

"Sebab Kangmas (Jokowi) itu selama ini jelas sangat mendukung pemberantasan korupsi. Dan saya yakin nasibnya Demokrat akan seperti kayak tokoh aswatama setelah Perang Bharatayudha. Enggak diterima di mana-mana dan nanti juga oleh koalisi parpolnya Ibu Mega akan ditolak masuk koalisi dan enggak ada yang mau koalisi sama Demokrat tuh," ungkap dia. (TribunWow.com)

WOW TODAY: