Pilpres 2019

Mahfud MD Beberkan Alasan Mengapa Ia Yakin KPU Tak Mungkin Curang dan Diintervensi saat Pilpres 2019

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD 5

TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD meyakini bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak melakukan kecurangan dan juga tidak diintervensi oleh pihak manapun.

Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Mahfud MD dalam program 'Catatan Demokrasi Kita' tvOne, Selasa (24/4/2019) malam.

"KPU itu tidak curang dan tidak diintervensi. Kesalahan itu dilaporkan dua pihak, dan saya juga dapat laporan bahwa ada (catatan real count di situng KPU) yang diuntungkan itu 02," papar Mahfud MD.

BPN Prabowo-Sandi Minta Relawan Pantau dan Lapor Kejanggalan Rekapitulasi Suara Pilpres 2019

Mahfud MD lantas memberikan contoh dari rekap C1 di situng KPU yang menguntungkan kubu 02.

"Di Jawa Barat itu angka 80 ditulis 800, sementara ini 30 ditulis 130. Di Sumatera itu diduga yang diuntungkan juga 02. Kalau sengaja (curang) pasti yang diuntungkan nomor 01 saja," jelas Mahfud.

Mahfud juga menyebutkan alasan lain dirinya meyakini bahwa KPU tidak berbuat curang.

Ia yakin bahwa KPU memang hanya secara tidak sengaja melakukan kesalahan saat menginput data.

"Ternyata kekeliruan itu tidak sampai sepertiga ribu. Enggak mungkin mau curang kok sepertiga ribu," jelas dia.

"Dari 179 TPS itu yang keliru 89. Itu pun silang, dan itu terkonfirmasi," sambung dia.

Ingin Situng KPU Dianggap sebagai Bentuk Transparansi, TKN: Jangan Malah Dianggap Kecurangan

Meski demikian, Mahfud berharap agar tidak perlu ada suara yang hilang.

Pasalnya, menurut Mahfud, suara dalam pemilu itu adalah mandat dari masyarakat.

"Tetapi yang terjadi (kasalahan input) ini kan di bawah, horizontal. Dan banyak hoaksnya juga," ujar dia.

"Oleh karena itu, ke depan mari kita tutup lubang-lubangnya. Undang-Undangnya diperbaiki," tegas Mahfud.

Simak videonya berikut ini:

Jadwal Real Count KPU Resmi Diumumkan dan Tahapan Selanjutnya hingga Pelantikan Presiden dan Wapres

Prabowo Merasa Dicurangi

Sebagaimana diketahui, kabar kecurangan dalam pemilu mencuat setelah calon presiden 02, Prabowo Subianto menyatakan pihaknya merasa dicurangi.

Hal itu disampaikan Prabowo saat mendeklarasikan kemenangannya, Kamis (18/4/2019).

"Pada hari ini, Saya Prabowo Subianto menyatakan bahwa saya dan saudara Sandiaga Salahuddin Uno mendeklarasikan kemenangan sebagai presiden dan wakil presiden republik Indonesia tahun 2019-2024, berdasarkan perhitungan lebih dari 62 persen perhitungan real count dan C1," papar Prabowo seperti dilansir oleh Facebook Gerindra.

"Kemenangan ini kami deklarasikan secara lebih cepat, karena kami punya bukti-bukti bahwa telah terjadi usaha-usaha dengan berbagai ragam kecurangan yang terus terjadi di berbagai desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota seluruh Indonesia," imbuhnya.

Selain itu, pernyataan kecurangan itu juga disampaikan Prabowo melalui Twitter miliknya @Prabowo, Rabu (17/4/2019).

Anggap Wajar Pengerahan Brimob ke Jakarta, TKN: Bagian dari Proses Antisipasi Menjaga Keamanan

Prabowo dengan tegas menyampaikan bahwa proses pemilu kali ini banyak kejadian yang merugikan pihak 02.

Di antaranya, banyak kertas suara yang tidak sampai ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga banyak ditemukan surat suara yang sudah dicoblos.

Bahkan, ia menilai ada sejumlah lembaga survei tertentu yang menggiring opini supaya seolah-olah Prabowo-Sandi mengalami kekalahan.

Kendati demikian, Ketua Umum Partai Gerindra ini mengklaim bahwa dari hasil exit poll di 500 TPS dan hasil quick count dari timnya, kubunya lah yang menang.

Terkait itu, Prabowo meminta kepada seluruh relawan untuk selalu mengawal jalannya proses penghitungan suara hingga selesai dilakukan.

Selain itu, Prabowo juga mengimbau kepada seluruh pendukungnya supaya untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi atas perolehan hasil suara sementara.

Buka Pengaduan Keluhan Pemilu 2019, Fahri Hamzah: Sekitar 20 Ribu Laporan Masuk ke Saya

"Pada proses pemilu kali ini banyak kejadian yang merugikan pihak 02. Banyak kertas suara yang tidak sampai. Banyak surat suara yang tidak sampai. Banyak TPS yang buka terlambat. Banyak yang tidak dapat undangan.

Belum lagi banyak diketemukan surat suara yang sudah di coblos 01. Tetapi walau demikian hasil exit poll kita di 5000 TPS menunjukkan bahwa kita menang 55,4 persen dan hasil Quick count kita menang 52.2 persen.

Mohon semua relawan untuk mengawal kemenanga kita d semua TPS dan kecamatan. Saya tegaskan disini bahwa ada upaya dari lembaga-lembaga survey tertentu yang kita ketahui bersama memang bekerja untuk satu pihak, untuk menggiring opini seolah-olah kita kalah.

Kritik Prabowo soal Pemilu 2019, Rabu (17/4/2019). (Twitter/@prabowo)

Ramai Keluhan di Pemilu 2019, Fahri Hamzah Ungkap Kelemahan Bawaslu dan KPU: Nanti Orang Tawuran Pak

Saya minta saudara saudara sekalian jangan terpancing, jangan bertindak berlebihan, terus awasi TPS amankan C1 dan jaga di kecamatan jangan lengah.

Saya himbau pendukung saya semua agar tetap tenang, tidak terprovokasi melakukan tindakan anarkis. Kita fokus mengawal kotak suara karena kotak-kotak itulah kunci kemenangan kita agar kebohongan-kebohongan yang sudah dilakukan bisa dilawan. Silahkan jaga TPS," papar Prabowo.

Kritik keras Prabowo soal Pemilu 2019, Rabu (17//4/2019). (Twitter/@prabowo)

Tanggapan KPU soal Banyaknya Laporan Salah Input Data

Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi memberikan penjelasan terkait banyaknya masyarakat yang melaporkan ada kesalahan input data Sistem Informasi Perhitungan (Situng) KPU dari sejumlah wilayah di Indonesia.

Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Pramono melalui teleconference di program Kabar Petang tvOne, Senin (22/4/2019).

Pramono menjelaskan, bahwa pihak yang melakukan entri data di situng KPU ini bukanlah KPU RI.

"Yang melakukan scan, upload, dan entry itu kan petugas entry di tingkat KPU Kabupaten/Kota," jelas Pramono.

Wiranto Minta Publik Tak Perlu Meributkan Pengerahan Personel Brimob dari Luar Jawa ke Jakarta

Karenanya, terang Pramono, KPU RI tak mungkin melakukan kesalahan input data itu secara sengaja.

"KPU RI tidak punya kemampuan untuk bagaimana menggerakkan mereka, memengaruhi mereka agar menambahkan di salah satu pihak, atau mengurangi di salah satu pihak. Tentu kami nggak punya kemampuan untuk itu," tegas Pramono.

Tak hanya itu, Pramono juga menjelaskan bahwa situng KPU itu bukan menjadi dasar perhitungan KPU.

"Betul-betul situng itu hanya untuk kebutuhan publikasi, sama sekali tidak memengaruhi proses penetapan hasil pemilu yang penetapannya itu melalui proses rekapitulasi secara berjenjang di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional," jelas Pramono.

"(Perhitungan) itu dilakukan secara manual, terbuka, dan secara partisipatif. Itu yang harus lebih penting kita tekankan," tandasnya.

Simak videonya mulai menit ke 24.35:

Ketua KPU sebut kesalahan input disebut human error

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan pihaknya tidak berniat curang, terkait kesalahan memasukkan data pada sistem informasi penghitungan (situng).

Dikutip dari WartaKotaLive.com, menurutnya adanya kesalahan input lantaran human error atau kesalahan manusia.

"Kalau ada yang menduga bahwa kami lakukan kecurangan, masa kami publikasikan? Jadi saya tegaskan tidak ada niat untuk curang. Kalau terjadi karena kesalahan input, itu saya menduga murni karena kesalahan human error," tutur Arief Budiman di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2019).

Ingin Situng KPU Dianggap sebagai Bentuk Transparansi, TKN: Jangan Malah Dianggap Kecurangan

Ia juga mengatakan petugas KPU yang bekerja hampir 24 jam bisa melakukan kesalahan lantaran kelelahan.

"Kalau salah input kan kita lakukan koreksi. Jadi yang perlu diingat oleh teman-teman itu begini, dimulai dari TPS, KPPS itu bekerja, sebagian dari mereka bahkan lebih dari 24 jam mulai pukul 06.00 WIB kan mereka sudah persiapkan," jelas Arief Budiman.

Arief Budiman mengatakan saat ada kesalahan data, pihaknya akan segera membenarkan.

(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)

WOW TODAY: