Pilpres 2019

Tanggapan Refly Harun soal Perdebatan Kemenangan Pilpres Versi Quick Count dan Real Count

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum dan Tata Negara, Refly Harun.

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum dan Tata Negara, Refly Harun menanggapi soal perdebatan kemenangan kedua pasangan calon (paslon) antara Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam kontestasi pilpres versi quick count dengan real count.

Hal itu disampaikan Refly Harun melalui akun Twitter miliknya, @Reflyharun, Sabtu (20/4/2019).

Menurut Refly Harun, perdebatan hasil kemenangan versi quick count dan real count hingga kini masih ramai diperdebatkan.

Merasa Ada Banyak Kecurangan, Fadli Zon: Inilah Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah RI

Ia menilai bahwa seharusnya tak perlu diributkan karena kedua versi yang keluar bukanlah hasil resmi.

Lantas Refly Harun meminta supaya kedua kubu untuk saling menunggu dan mengawal penghitungan suara oleh penyelenggara, Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Selamat pagi semua.

Msh ramai ya berdebat mengenai siapa yang menang antara versi quick count dan versi real count paslon.

Padahal keduanya bukan hasil resmi.

Kenapa tidak sama2 menunggu dan mengawal penghitungan suara berjenjang oleh KPU.

Protes disampaikan di situ," ujar Refly Harun.

Kicauan Refly Harun tanggapi perdebatan kemenangan kedua paslon, Sabtu (20/4/2019). (Twitter/@Reflyharun)

Politikus Gerindra Ini Beda Pandangan dengan Prabowo: Sejak 2004 Quick Count Tak Pernah Meleset

Sebagaimana diketahui, di Twitter memang sedang ramai publik mengaku tak percaya pada hasil quick count.

Hal ini diperparah dari pernyataan para tokoh yang tergabung di Koalisi Indonesia Adil Makmur, yang menyebutkan bahwa hasil quick count itu tidaklah tepat.

Bahkan, Koalisi pasangan 02 ini menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan real count yang memenangkan Prabowo-Sandi.

Prabowo juga sudah mendeklarasikan diri sebagai pemenang dan menyatakan diri sebagai Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019-2024.

Padahal, berdasarkan hasil quick count dari sejumlah lembaga survei, yang menjadi pemenang Pilpres 2019 adalah Jokowi-Ma'ruf.

Lembaga survei tersebut di antaranya, Indo Barometer, Charta Politika, Poltracking, Indikator, hingga Litbang Kompas.

Prabowo memaparkan, pihaknya lebih mempercayai hasil real count atau hitung manual yang dilakukan timnya di lebih dari 320.000 TPS atau sekitar 40 persen dari total seluruh TPS di Indonesia, dikutip dari Kompas TV.

Prabowo meyakini angka tersebut tak akan berubah banyak.

Hasil Hitung Sementara KPU Pilpres 2019, Jokowi-Maruf 54,89 Persen, Prabowo-Sandi 45,11 Persen

Dalam keterangannya, Prabowo mengklaim ia dan Sandiaga menang pilpres dengan angka 62 persen.

"Bisa naik 1 persen, bisa turun 1 persen. Tapi hari ini kita berada di 62 persen," kata Prabowo disambut teriakan riuh para pendukungnya.

Sebelum itu, Prabowo juga menuturkan banyak peristiwa yang membuat rugi kubunya.

Ia menyebutkan ada hal ganjil yang ditemukan seperti pendukungnya tidak mendapat undangan, adanya surat suara tercoblos dan lainnya.

Prabowo juga meragukan hasil quick count sejumlah lembaga survei.

"Juga saya tegaskan di sini, pada rakyat Indonesia bahwa ada upaya dari lembaga-lembaga survei tertentu yang memang sudah bekerja untuk satu pihak untuk menggiring opini bahwa kita kalah."

Klaim Kemenangan Jokowi-Maruf di Pilpres 2019, TKN Punya Alasan Tersendiri

Klaim Kemenangan Jokowi-Ma'ruf oleh TKN

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin mengklaim atas kemenangan paslon yang diusungnya.

Klaim itu disampaikan oleh Wakil Ketua TKN, Moeldoko dalam konferensi pers di Rumah Cemara 19, Jakarta, Jumat (19/4/2019).

Moeldoko menjelaskan bahwa ada alasan tersendiri mengapa TKN akhirnya menyampaikan klaim kepada publik.

"Dasarnya adalah hasil quick count yang dilakukan oleh 12 lembaga quick count yang sangat kredibel itu," ujar Moeldoko, dikutip dari Kompas.com.

"Dasarnya hasil quick count yang sangat kredibel selama ini memiliki tradisi keilmuan yang teruji dan sudah banyak terbukti dari beberapa tahun belakangan ini."

"Untuk itu, TKN malam ini membuat sebuah pernyataan, itu kira-kira urgensinya."

"Ya (Jokowi-Ma'ruf) sebagai calon tidak boleh (menyatakan klaim kemenangan), tapi kami adalah sebuah organisasi yang dibentuk untuk memenangkan. Hak kami untuk mengumumkan," tandas Moeldoko.

(TribunWow.com/Atri/Nanda)

WOW TODAY: