Pemilu 2019

Soal Ketidaksesuaian Data di KPU, Fahri Hamzah: Tetap Mendatangkan Tanda Tanya Besar

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fahri Hamzah

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menanggapi soal ketidaksesuaian data yang terdapat di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Tanggapan itu disampaikan Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, @Fahrihamzah, Sabtu (20/4/2019).

Mulanya, Fahri Hamzah mengaku senang atas adanya layanan dari KPU soal pengaduan suara yang tidak sesuai data.

UPDATE Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi-Maruf Vs Prabowo-Sandi, Data Masuk 4,6 Persen

Dirinya menyarankan kepada masyarakat supaya segera melaporkan jika terjadi tindak kecurangan dalam penghitungan suara.

Kendati demikian, menurutnya adanya ketidaksesuaian data di KPU masih mendatangkan tanda tanya besar.

Untuk itu, Fahri Hamzah menyarankan sebaiknya ada audit untuk melacak metode pelaporan data yang dilakukan oleh petugas KPU daerah ke KPU pusat.

Selain itu, dirinya juga menyatakan bahwa pada Pemilu 2019 perlu adanya evaluasi total supaya terhindar dari segala potensi kecurangan dan kekacauan.

Sebab, Fahri Hamzah beranggapan kecurangan dan kekacauan yang terjadi tidak bisa disepelekan.

Tanggapan Refly Harun soal Perdebatan Kemenangan Pilpres Versi Quick Count dan Real Count

"ALHAMDULILLAH, Teman2 @KPU_ID menyiapkan layanan khusus untuk melaporkan ketidaksesuaian data dll. Silahkan laporkan ke sini. Semoga bIsa langsung ditindaklanjuti dan diklarifikasi.

Tapi, ketidaksesuaian data di @KPU_ID tetap mendatangkan tanda tanya besar, bagaimana semuanya bisa terjadi? Bukankah mereka direkrut sejak lama? Bukankah KPU daerah digaji baik? Bukankah mereka sudah dilatih? Siapa yg menginvestigasi kalau ada kesengajaan curang?

Kicauan Fahri Hamzah soal ketidaksesuaian data di KPU, Sabtu (20/4/2019). (Twitter/@Fahrihamzah)

Untuk ketenangan masyarakat, sebaiknya ada audit @bpkri dengan tujuan tertentu, yaitu melacak metode pelaporan data yang dilakukan oleh petugas KPU daerah ke @KPU_ID . Sebenarnya audit ini akan lebih bagus jika merupakan permintaan panitia angket

Ke depan, kita harus mendisain sistem pemilu yang sejak awal sudah dapat melacak segala potensi curang dan kekacauan. Pemilu 2019 harus di-evaluasi total. Kekacauan yang terjadi tidak bisa kita anggap kecil. Kita harus berani bermimpi untuk sebuah pemilu yang ideal 2024," papar Fahri Hamzah.

Kicauan Fahri Hamzah soal ketidaksesuaian data di KPU, Sabtu (20/4/2019). (Twitter/@Fahrihamzah)

Prabowo Merasa Dicurangi

Diketahui sebelumnya, calon presiden (capres) yang diusung oleh Gerindra, Prabowo Subianto mengatakan pihaknya merasa dicurangi dalam pilpres 2019.

Hal itu disampaikan Prabowo saat deklarasi kemenangan, Kamis (18/4/2019).

"Pada hari ini, Saya Prabowo Subianto menyatakan bahwa saya dan saudara Sandiaga Salahuddin Uno mendeklarasikan kemenangan sebagai presiden dan wakil presiden republik Indonesia tahun 2019-2024, berdasarkan perhitungan lebih dari 62 persen perhitungan real count dan C1," papar Prabowo seperti dilansir oleh Facebook Gerindra.

"Kemenangan ini kami deklarasikan secara lebih cepat, karena kami punya bukti-bukti bahwa telah terjadi usaha-usaha dengan berbagai ragam kecurangan yang terus terjadi di berbagai desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota seluruh Indonesia," imbuhnya.

• Politikus Gerindra Ini Beda Pandangan dengan Prabowo: Sejak 2004 Quick Count Tak Pernah Meleset

Selain itu, pernyataan kecurangan itu juga disampaikan Prabowo melalui Twitter miliknya @Prabowo, Rabu (17/4/2019).

Prabowo dengan tegas menyampaikan bahwa proses pemilu kali ini banyak kejadian yang merugikan pihak 02.

Di antaranya, banyak kertas suara yang tidak sampai ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga banyak ditemukan surat suara yang sudah dicoblos.

Bahkan, ia menilai ada sejumlah lembaga survei tertentu yang menggiring opini supaya seolah-olah Prabowo-Sandi mengalami kekalahan.

Kendati demikian, Ketua Umum Partai Gerindra ini mengklaim bahwa dari hasil exit poll di 500 TPS dan hasil quick count dari timnya, kubunya lah yang menang.

Terkait itu, Prabowo meminta kepada seluruh relawan untuk selalu mengawal jalannya proses penghitungan suara hingga selesai dilakukan.

• Klaim Kemenangan Jokowi-Maruf di Pilpres 2019, TKN Punya Alasan Tersendiri

Selain itu, Prabowo juga mengimbau kepada seluruh pendukungnya supaya untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi atas perolehan hasil suara sementara.

"Pada proses pemilu kali ini banyak kejadian yang merugikan pihak 02. Banyak kertas suara yang tidak sampai. Banyak surat suara yang tidak sampai. Banyak TPS yang buka terlambat. Banyak yang tidak dapat undangan.

Belum lagi banyak diketemukan surat suara yang sudah di coblos 01. Tetapi walau demikian hasil exit poll kita di 5000 TPS menunjukkan bahwa kita menang 55,4 persen dan hasil Quick count kita menang 52.2 persen.

Mohon semua relawan untuk mengawal kemenanga kita d semua TPS dan kecamatan. Saya tegaskan disini bahwa ada upaya dari lembaga-lembaga survey tertentu yang kita ketahui bersama memang bekerja untuk satu pihak, untuk menggiring opini seolah-olah kita kalah.

Kritik Prabowo soal Pemilu 2019, Rabu (17/4/2019). (Twitter/@prabowo)

Saya minta saudara saudara sekalian jangan terpancing, jangan bertindak berlebihan, terus awasi TPS amankan C1 dan jaga di kecamatan jangan lengah.

Saya himbau pendukung saya semua agar tetap tenang, tidak terprovokasi melakukan tindakan anarkis. Kita fokus mengawal kotak suara karena kotak-kotak itulah kunci kemenangan kita agar kebohongan-kebohongan yang sudah dilakukan bisa dilawan. Silahkan jaga TPS," papar Prabowo.

Kritik keras Prabowo soal Pemilu 2019, Rabu (17//4/2019). (Twitter/@prabowo)

(TribunWow.com)

WOW TODAY: