TRIBUNWOW.COM - Pendakwah Emha Ainun Najib (Cak Nun) mengungkapkan soal sosok presiden yang dibutuhkan Indonesia, di 2019-2024.
Diketahui, dalam Pilpres 2019, ada dua kandidat capres yakni, nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Dilansir oleh TribunWow.com dari laman resminya, Cak Nun menyebut presiden yang dibutuhkan Indonesia adalah pemimpin yang sanggup membawa Indonesia ber-husnul khatimah, Sabtu (30/3/2019).
"Presiden yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia periode 2019-2024 adalah Pemimpin yang punya kesanggupan membawa Indonesia ber-husnul khatimah," tulis Cak Nun
"Jangan sampai bangsa Indonesia, terutama rakyat kecil di strata bawah, akan semakin berposisi 'pelengkap penderita' dan menjadi korban kamuflase-kamuflase elite politik nasional maupun global," imbuhnya.
Menurut Cak Nun, selama merdeka, hingga kini Indonesia belum bisa menunjukkan "kependekarannya" terhadap globalisasi.
Oleh karena itu, menurutnya, bangsa ini harus bangkit dan mulai sedikit "gila" kepada dunia.
• Pesan Mahfud MD pada Generasi Milenial soal Pilihan dalam Pemilu 2019
Cak Nun mengingatkan, bahwa selama April-Oktober 2019, bangsa ini harus diisi dengan kearifan dan persatuan.
Harus ada pemimpin yang bisa membangun kembali nasionalisme dan harga diri bangsa.
"Bulan-bulan rawan April sd Oktober 2019 harus diisi dengan “kearifan bersama” untuk memastikan kesatuan bangsa.
Jangan sampai vacuum Presiden.
Tahun 2019-2020 harus ada yang memimpin proses membangun kembali 'nasionalisme sejati', untuk 'membangun harga diri bangsa' serta meraih kemenangan seluruh rakyat di tahun-tahun berikutnya," ungkap Cak Nun.
Presiden yang kelak menang, menurut Cak Nun, harus memiliki kesadaran husnul khatimah.
Cak Nun mengatakan, urgensi husnul khatimah sangat didesakkan oleh dinamika pemetaan perkembangan global.
"Urgensi kesadaran husnul khatimah sangat didesakkan oleh dinamika pemetaan perkembangan global,
percepatan advanced-teknologi yang sedang berlangsung dan mengakibatkan multi-changed,
unpredictable developments yang membuahkan wild future — yang tidak bisa direspon hanya dengan 'resolusi rendah' paradigma pembangunan seperti yang sekian periode ini menjadi ciri pengelolaan kepemerintahan NKRI.
Ditambah kondisi mental dan budaya bangsa Indonesia yang secara simultan mengalami degradasi dan devaluasi kwalitatif sedemikian rupa —
maka siapapun yang menjadi Pemerintah NKRI pasca April nanti —
jika tanpa kesadaran husnul khatimah — akan jauh dari prestasi 'menorehkan tinta emas sejarah'," tulis Cak Nun.
• Jawab Desas-desus di Masyarakat, Mantan Gubernur Jateng Rustriningsih Akui Dukung Prabowo-Sandi
Lebih lanjut, Cak Nun mengungkapkan bahwa satu di antara pijakan husnul khatimah bagi masa depan Indonesia adalah menemukan kembali pengetahuan, bahwa bangsa ini memiliki kebesarannya sendiri, dibanding negara lain.
Ia juga mengingatkan agar pemerintahan yang akan datang berhenti dari kecengengan dan gimmick pembangunan, serta membuang bibit-bibit permusuhan politik.
"Pemerintah Indonesia perlu menimbang ulang dan merumuskan kembali etos kepemimpinannya agar bisa menakar keseimbangan pembangunannya,
kebijaksanaan arah masa depannya, serta berhenti dari kecengengan dan gimmick pembangunan,
serta membuang segala jenis kekerdilan politik, yang selama ini menjadi sumber permusuhan,
kebencian dan pertengkaran-pertengkaran yang mubadzir dan hampir merupakan 'bunuh diri kebangsaan'," sambung Cak Nun.
• Soal Jatah Menteri jika Prabowo-Sandi Terpilih di Pilpres, PKS: Belum Ada Pembicaraan Lanjutan
Diketahui, pesta demokrasi Indonesia akan digelar pada 17 April 2019 mendatang.
Dalam kesempatan ini, rakyat Indonesia memilih presiden beserta wakilnya, dan para perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Terdapat 20 partai yang berkontestasi, yakni 16 partai nasional dan 4 partai lokal.
Berikut daftar dan nomor urutnya:
1. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
2. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
4. Partai Golongan Karya (Golkar)
5. Partai Nasional Demokrat (NasDem)
6. Partai Garuda
7. Partai Berkarya
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
9. Partai Perindo
10. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
11. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
12. Partai Amanat Nasional (PAN)
13. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
14. Partai Demokrat
15. Partai Aceh - Parpol Lokal
16. Partai Sira (Aceh) - Parpol Lokal
17. Partai Daerah Aceh - Parpol Lokal
18. Partai Nanggroe Aceh - Parpol Lokal
19. Partai Bulan Bintang (PBB)
20. PKPI
Sementara itu, dalam rangka mengenal lebih calon presiden dan wakilnya, para pasangan juga diberi kesempatan untuk melakukan kampanye terbuka.
Dalam kesempatan ini, para kandidat bisa memaparkan visi dan misi mereka, serta mendengar keluhan dan harapan rakyat.
• Kampanye Jokowi Vs Prabowo di Lokasi Berbeda, Simak Perbedaan Kelakar Keduanya yang Disambut Riuh
Berikut jadwal lengkap kampanye terbuka kedua capres:
Jadwal Kampanye Terbuka Jokowi
- 24 Maret: Tangerang, Denpasar
- 25 Maret: Jember, Madiun
- 26 Maret: Lhokseumawe, Dumai
- 27 Maret: Pontianak, Banjarmasin
- 28 Maret: Balikpapan, Mamuju
- 29 Maret: persiapan debat
- 30 Maret: debat Presiden
- 31 Maret: Makassar, Manado
- 1 April: Sorong, Papua
- 2 April: Sumsel, Bengkulu
- 4 April: Kota Semarang, Kabupaten Tegal
- 5 April: Cirebon, Indramayu
- 6 April: Tenggamus, Batam
- 7 April: Townhall (Istora Senayan)
- 8 April: NTT, NTB
- 9 April: Padang Sidempuan, Deli Serdang
- 10-11 April: persiapan debat, penguatan teritori Jakarta
- 12 April: Solo, Bandung
- 13 April: GBK, debat ke-5.
Jadwal Kampanye Terbuka Prabowo
- 24 Maret: Manado, Makassar (kampanye terbuka)
- 25 Maret: Merauke
- 26 Maret: Lombok
- 27 Maret: konsolidasi di Jakarta
- 28 Maret: Bandung (kampanye akbar)
- 29 Maret: Bogor
- 30 Maret: Debat Capres
- 31 Maret: Sidoarjo
- 1 April: Purwokerto, Pemalang
- 2 April: Padang
- 3 April: Medan (kampanye akbar)
- 4 April: Bandar Lampung
- 5 April: Konsolidasi Jakarta
- 6 April: Cirebon, Ciamis
- 7 April: Jakarta (kampanye akbar)
- 8 April: Yogyakarta
- 9 April: Palembang
- 10 April: Semarang (kampanye terbuka)
- 11 April: Magelang, Klaten
- 12 April: Tulungagung, Malang
- 13 April: Tangerang (kampaye akbar), debat Capres-Cawapres. (TribunWow.com)
TONTON JUGA: