TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah tanggapi penyataan Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko yang mengkritisi pejabat yang naik ambulans agar tak diadang menuju lokasi tujuannya.
Hal tersebut seperti disampaikan Fahri melalui akun Twitter @Fahrihamzah, Jumat (8/3/2019).
Ini berawal dari Budiman melalui akun Twitter @budimandjatmiko menuliskan bahwa yang lebih pantas memakai ambulans adalah mayat.
Ia juga menyindir soal keinginan menebar akal sehat namun justru memamerkan akal bulus.
• Dikritik karena Naik Ambulans ke Seminar di Jember, Said Didu: Saya dan Rocky Gerung Terpaksa
Budiman lantas menyebutkan, penyalahgunaan fasilitas orang sakit disebut akal sakit, bukan akal sehat.
Berikut kicauan Budiman:
"Mayat lebih pantas pakai ambulans dari pada (mantan) pejabat. Apalagi penjahat...
Sesumbarnya menebar akal sehat. Yg dipamerin akal bulus...
Akal sehat tak bisa ditebar dgn orasi di depan lbh dr 150 orang. Yg ada cuma emosi. Terlebih jika diselundupkan dgn ambulans...
Sebuah 'Akal Sehat' yg menyalagunakan fasilitas Orang Sakit adalah Akal Sakit...
(mirip orang yg ngaku2 kaya tp hobinya minta ditraktir teman2nya)
Akal sehat butuh semacam quantum state. 1 ruang yg sangat dingin & steril. Tak bisa dlm ruang hangat/kerumunan. Bacakan 'Tractatus Logico Philosophicus' yg amat logis di dpn massa. Kalau gak pakai emosi, orang bingung. Tp saat itu pula tak lagi akal sehat," tulis Budiman.
• Said Didu dan Rocky Gerung Dapat Pengadangan di Jember, Lihat Mobil yang Mereka Tumpangi
Menanggapi itu, Fahri Hamzah lantas memberikan pembelaan.
Ia menilai, yang perlu diperhatikan bukan ambulansnya, namun soal persekusi pada seminar dan diskusinya.
Fahri berpendapat, ambulans justru penyelamatan terhadap upaya membunuh diskusi.
Fahri lantas menyinggung soal era orde baru dimana dirinya melakukan konsolidasi menggunakan ambulans.
Fahri seolah membandingkan hal tersebut dengan kasus pejaban naik ambulans ini.
tulis Fahri.
"Bung,
Bukankah perhatian kita harusnya adalah persekusi kepada diskusi dan seminar? Ambulans itu justru penyelamatan terhadap upaya membunuh diskusi...
zaman orba saya juga konsolidasi masa pakai ambulans..supaya tidak dicegat massa dan polisi...gitu kan Bung?"
Budiman ternyata memberikan jawabannya.
Budiman berpendapat, harusnya pejabat tersebut meminta polisi melindungi hak mereka, bukan menggunakan ambulans.
Atau, menurut Budiman, mereka juga bisa mendatangi markas kelompok yang memberikan penolakan pada mereka untuk melakukan tukar pikiran.
"Mereka pernah diskusi spt kita diskusi? Tak pernah. Itu 1 hal...
Meminta polisi melindungi hak mereka itu lbh pantas. Atau datangi markas kelompok yg menolak mereka sblm acara utk tukar pikiran.
Knp tdk? Itu pernah 2 kali kulakukan. Tak ada tubuh yg dileceti," kata Budiman.
Diketahui, sebelumnya Mantan Staf Khusus Menteri ESDM Muhammad Said Didu dan pengamat politik Rocky Gerung menaiki mobil ambulans untuk berangkat ke sebuah seminar di Kota Jember, Jawa Timur.
Foto saat Rocky dan Said Didu menaiki mobil ambulans itu diunggah Sadi Didu di akun Twitter miliknya, @saiddidu, Kamis (7/3/2019).
Dalam foto itu, Rocky yang duduk di samping Said Didu membelakangi kotak besar yang menutup kaca bertuliskan oxygen.
Sementara di atas langit-langit mobil terlihat dua buah lampu yang menyorot ke arah bawah.
Pada foto yang lain terlihat kasur lipat berwarna oranye.
Ada pula gorden yang menjadi pembatas antara supir dan penumpang.
Dalam keterangan fotonya, Said Didu menuliskan bahwa ia dan Rocky Gerung meniaki mobil ambulans untuk menghindari massa yang menghadang kedatangan mereka.
"Demi mencapai lokasi acara di Jember, utk mensiasati “hadangan” pihak2 tertentu kami terpaksa bersiasat dg naik Ambulance.
Kami tetap happy demi ketemu rekan2 utk menyebarkan virus akal sehat utk menggusur kebohongan," tulis Said Didu.
• Bandingkan Kasus Robertus Robert dengan Ratna Sarumpaet, Fahri Hamzah: Negara Hukum Hampir Sirna
Namun, kicauan itu lantas mendapatkan banyak kritik di masyarakat.
Menanggapi itu, Said Didu menegaskan bahwa ia dan Rocky menggunakan ambulans karena terpaksa.
Said Didu juga menjelaskan bahwa dirinya melewati jalan biasa dan tidak membunyikan sirine.
"Saya dan pak @rockygerung pake ambulance krn terpaksa utk mengelabui pihak yg halangi kami datang ke UMJ.
Mobil kami lewat jalan biasa dan kami lewat jalan tikus tanpa membunyikan sirene. Ini darurat.
Terus kami lagi yg salah? Bukan yg hadang kami yg salah? Inikah NKRI?" tulis Said Didu.
(TribunWow.com)