Pilpres 2019

Debat Dengan Kapitra, Haikal Hassan Singgung Ada Kubu 03 yang Dimaksud dalam Puisi Neno Warisman

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Haikal Hassan

TRIBUNWOW.COM - Presidium Alumni 212 Haikal Hassan menyinggung ada kubu 03 dalam menjelaskan maksud puisi Ketua Presidium Relawan Tagar 2019 Ganti Presiden, Neno Warisman dalam acara Munajat 212, Kamis (21/2/2019).

Hal itu disampaikannya saat menjadi tamu acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang mengusung tema 'Perlukah Pernyataan Perang Total dan Perang Badar?' pada Selasa (26/2/2019).

Menurut Haikal, tidak ada maksud sedikitpun Neno menyinggung mengenai perang apapun.

Ia kemudian menjelaskan dengan pemahaman Tim Kemenangan pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Kapitra Ampera yang sebelumnya menyebut ada maksud Perang Badar (perang yang pernah dilakukan Nabi Muhammad) dalam puisi Neno Warisman.

Haikal mengatakan jika memang ada maksud perang, ia menafsirkan kubu 01 dan 02 berada pada kubu yang sama.

Menurutnya, sebenarnya ada kubu 03 yang seharusnya diperangi.

"Kalaupun itu ditafsirkan,itu yang menafsirkan kubunya Pak Kapitra ya, itu yang namanya Perang Badar, gimana kalau saya bilang kubu 01 dan 02 berada di kubu yang sama dan musuh itu berada pada kubu 03, yang gentayangan, yang jahat terhadap adu domba antara kita," ujar Haikal.

"Bagaimana kalau ditafsirkan seperti itu? Itu lebih indah pak, daripada menuduh, menafsirkan hati orang," usul Haikal menanyakan ke Kapitra.

Debat Haikal Hassan dan Gus Soleh tentang Munajat 212: Bungkusannya Munajat, Isinya Tahu Sendiri Lah

Ia pun tak menyukai pernyataan Kapitra yang menyebut Neno dalam puisinya mengajak perang.

"Karena yang Pak Kapitra lakukan, menafsirkan doa Neno, padahal yang menghubungkan ente (anda), yang mengkorelasikan ente juga, antum juga yang mengatakan mengkhawatirkan, kiranya enggak elok," ujar Kapitra.

Ia kembali menegaskan, kubunya dan kubu 02 adalah kubu yang sama-sama mempertahankan NKRI, sedangkan ada 03 yang bermaksud memecah belah.

"Anggap saja kita bersaudara. Kalau pun Perang Badar yang dimaksud itu, anggaplah kita berada pada kubu yang sama, dipihak muslimin, sedangkan kubu 03 yang enggak jelas siapa mereka, yang mengadu domba terus 01 dan 02, yang gentayangan."

"Anggaplah itu doa bersama, doa bersama, untuk orang-orang jahat terhadap NKRI, para koruptor, maling, yang membuat negara kita menjadi berantakan," pungkas Haikal Hassan direspon tepuk tangan penonton.

Debat Haikal Hassan dan Gus Soleh tentang Munajat 212: Bungkusannya Munajat, Isinya Tahu Sendiri Lah

Sebelumnya, ia pun menyindir kata perang yang sebelumnya diucapkan oleh Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Moeldoko.

"Alangkah baiknya Bang Kapitra itu ngomong ke Pak Moeldoko bukan ke Neno, karena yang pertama kali ngomong perang total itu Pak Moeldoko, dan sedikitpun tidak ada, sama sekali tidak ada kata-kata perang, apalagi perang badar yang diungkapkan Neno," jelas Haikal.

"Semoga bapak melihat, perang total yang diucapkan Pak Moeldoko ini yang kita curiga ini maksudnya apa?," tanya Haikal.

Haikal Hassan kemudian menyinggung apakah maksud Moeldoko merupakan perang Barathayuda yang dijelaskan Haikal merupakan perang saudara yang berbahaya.

"Nah itu perang keluarga yang membuat hancur kedua belah pihak, jangan-jangan sama (yang dimaksud) kan tidak ada dalam situasi ini," ujar Haikal.

"Kan definisi perang total adalah memobilisasi seluruh daya, kemampuan, peluru, itu untuk habis-habisan, jadi logika perang total ini untuk, jangan-jangan ini kepanikan sehingga dipilihkannya kata perang total, nah stuck-nya elektabilitas Pak Jokowi, itu lawan siapa?," tanya Haikal kembali.

Haikal juga berharap Moeldoko tidak mudah menyebutkan perang kepada sesama anak bangsa.

"Dalam militer itu, sebangsa setanah air, apakah boleh kita mengatakan anak bangsa itu musuh? tidak. Pak Moeldoko, kami ini anak-anak bapak, jadi semuda apapun kami di sini, setua apapun orang di sini, semoga para pimpinan ABRI menganggap kami ini anak-anakmu, anak didikmu, keponakannmu, cucumu, dibina, bukan diajak perang total." lanjutnya.

Polemik Puisi Munajat, Neno Warisman Jelaskan soal Pornografi sehingga Butuh Pemimpin yang Berpihak

Tanggapan Kapitra Sebelumnya

Kapitra sebelumnya mengatakan telah menganalisis seluruh isi puisi Neno Warisman.

"Saya membaca seluruh doa atau puisi munajatnya Neno, itu ada 143 kalimat puisinya itu, di kalimat 87 sampai 90, itu mengkhawatirkan, lalu dikalimat 104 dan 105 itu bicara tentang pasukan, lah ini arahnya yang saya bingung," ujar Kapitra.

"Turunnya pernyataan itu, dia itu Nabi Muhammad adalah penutup nabi, kalau Islam dan Rasulullah kalah, maka tidak ada lagi nabi untuk memberi guide (pemandu) kepada umat."

Ia menyebut kata-kata yang dipakai Neno tidak relevan dengan kontestasi politik di Indonesia saat ini.

"Politik kita diatur dengan kontitusi, penyelenggaranya damai, tidak boleh ada konvorontasi antara anak bangsa, apapun suku dan agamanya, apalagi dua-duanya beragama yang sama."

"Kalau ini dikorelasikan dengan Perang Badar, tidak salah kalau Kyai Ma'ruf Amin ini menyebut (menfasirkan dari puisi Neno), pendukung Jokowi-Ma'ruf ini adalah kelompok Kafir Quraish, tidak salah penafsiran begitu jika dikaitkan dengan doa Rasulullah."

Puisi Munajat 212 Neno Warisman Viral, Ketua Komisi Dakwah MUI Beri Tanggapan

"Tetapi kalau dia (Neno) berdiri sendiri, tidak ada kaitannya dengan doa Rasullulah di Perang Badar, maka yang lebih memprihatinkan lagi, adanya gugatan kepada Allah Ta'ala, 'bahwa tidak ada yang menyembahmu, kami khawatir tidak menang', menang dalam apa? menang dalam apa? menang dalam menundukkan hawa nafsu kah? atau menang dalam kontestasi politik?," ulas Kapitra.

Menurutnya, dalam puisi Neno Warisman jelas terlihat menjerumus kepada kontestasi politik.

Ia juga sempat disanggah pembawa acara ILC, Karni Ilyas bahwa tidak ada kata Perang Badar dalam kalimat puisi Neno.

Kapitra menjawab, hal itu karena dirinya mengkorelasikan dengan analisis yang ia sebutkan sebelumnya.

Pernyataan Perang Total oleh Moeldoko

Diberitakan dari Tribunnews, Moeldoko mendeklarasikan 'perang total' menjelang dua bulan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Rabu (13/2/2019).

Ia menyatakan istilah tersebut untuk menggambarkan bahwa pihaknya akan selalu berupaya untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf dalam kontestasi pilpres.

"Saat ini kita menyebutnya dengan istilah dengan perang total," kata Moeldoko di Markas TKN Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

Moeldoko menjelaskan, tim sukses (timses) Jokowi-Ma'ruf telah mengenali titik pusat dari kekuatan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Lantas ia menyinggung soal strategi militer Center of Gravity (CoG).

"Kita sudah memiliki Center of Gravity itu sehingga kita tahu harus bagaimana setelah mengenali Center of Gravity itu," ungkap Moeldoko.

Diketahui istilah CoG merupakan titik pusat dari kekuatan lawan untuk kemudian bisa secara efektif dan efisien mengerahkan kemampuannya untuk bisa memenangkan peperangan.

"Jadi yang kita lakukan adalah betul-betul sesuatu yang baru dan kita tidak mau mengikuti, apalagi fotocopy," ujar Moeldoko.

Akan Gunakan Strategi Perang total di Kampanye Pilpres 2019, Begini Penjelasan TKN Jokowi-Maruf

Neno Warisman (Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan)

Puisi Neno Warisman

Diberitakan sebelumnya, doa dalam bentuk puisi yang menuai polemik itu dibacakan oleh Neno Warisman dalam acara Munajat 212 pada Kamis, (21/2/2019).

Sejumlah pihak menyebut bahwa puisi tersebut berkaitan dengan politik.

Akan tetapi, sebagian pihak lainnya justru mengapresiasi dan memuji puisi Neno Warisman.

Berikut penggalan puisi Neno Warisman yang viral tersebut.

Allahu Akbar
Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini
Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta
Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara
Mencabik-cabik keraguan
Meluluhlantakkan kesombongan

Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, Insyaallah, pasti datang
Allahu Akbar
Kemenangan kalbu yang bersih
Kemenangan akal sehat yang jernih

Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih
Dari dada ini telah bulat tekad baja
Kita adalah penolong-penolong agama Allah

Jangan halangi
Jangan sanggah
Jangan politisasi
Sebab ini adalah hati nurani

Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir
Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya
Tersatukan dalam munajat 212

Miliaran matahari itu saudaraku
Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta
Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla
Begitulah kita saudaraku
Harusnya kita saling merekat

Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya
Ayo munajat
Ayo rekatkan umat

Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat
Rekatkan Indonesiamu
Rekatkan jiwa-jiwamu
Rekatkan langkah dan tindakanmu

Lihat selengkapnya di link berikut: 

Viral Puisi Munajat 212 Neno Warisman, Ini Isi Lengkap dan Videonya

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Atri)