Pilpres 2019

Komentari Polemik Puisi Neno Warisman, Mahfud MD: Kita Tak Bisa Melarang Orang Berdoa

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahfud MD baru tiba di Tokyo, Kamis (6/12/2018)

TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD memberikan komentar atas doa yang berbentuk puisi yang dilantunkan oleh Neno Warisman dalam Munajat 212.

Hal ini diungkapkan Mahfud MD melalui Twitter miliknya, @mohmahfudmd, Minggu (24/2/2019).

Mulanya, netizen dengan akun @DimasPr33501336 bertanya apakah puisi tersebut diperbolehkan dalam agama atau tidak.

Menjawab hal itu, Mahfud mengatakan bahwa Tuhan bisa mendengar doa apa saja, namun manusia bisa menilai motif doa berdasarkan lingkungannya.

Menurutnya, seseorang tak bisa melarang orang lainnya untuk berdoa.

Tangisan Anak-anak Dhani Dianggap Rekayasa, Neno Warisman: Semua Tahu Mereka Ingin Gantikan Ayahnya

"Tuhan bs mendengar doa apa sj.

Tapi manusia bs menilai motif doa dari lingkungan lahiriyahnya.

'Nahnu nahkumu bil dzawahir, wallaah yahkumu bil bawathin'.

Kita boleh menyikapi scr lahir, tapi Allah yg menentukan maqbul atau tidaknya.

Kita tak bs melarang orng mau berdoa apa pun," jawab Mahfud MD.

Mahfud MD Sebut 3 Gerakan yang Ingin Kacaukan Pemilu: Pola, Orang, dan Jamnya Sama

 

Tak sampai di situ, kicauan Mahfud MD lalu kembali dibalas oleh netizen dengan akun @jackhan32768669 yang mengatakan bahwa Tuhan tak ada di Monas.

Menjawab kicauan balasan itu, Mahfud lalu berkomentar bahwa Tuhan ada di mana-mana dan bisa menilai setiap doa yang dipanjatkan.

"Salah, yang benar Tuhan ada dimana-mana.

Tapi kemahakuasaan Tuhan bisa menilai sampai mendalam atas setiap doa: mana yg layak dikabulkan dan doa mana yg lebih tepat diabaikan," jawab Mahfud MD.

Diberitakan sebelumnya, doa dalam bentuk puisi yang menuai polemik itu dibacakan oleh Neno Warisman dalam acara Munajat 212 pada Kamis, (21/2/2019).

Sejumlah pihak menyebut bahwa puisi tersebut berkaitan dengan politik.

Satu di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi), Aminuddin Maruf.

Menurut Aminuddin, puisi yang dibacakan di Monas, Jakarta Pusat itu merupakan kampanye terselubung.

"Doa yang dipanjatkan sangat berbeda. Kalau murni acara istighosah dan doa bersama untuk bangsa ya sudah berdoa saja tidak menyinggung kemenangan pasangan A atau pasangan B," kata Aminuddin dalam pernyataan yang diterima Tribunnews, Jumat (22/2/2019).

Akan tetapi, sebagian pihak lainnya justru mengapresiasi dan memuji puisi Neno Warisman.

Awalnya Tak Boleh Masuk, Neno Warisman Berhasil Jenguk Ahmad Dhani di Rutan Berkat Fadli Zon

Berikut adalah isi lengkap puisi Neno Warisman yang viral tersebut.

Allahu Akbar
Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini
Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta
Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara
Mencabik-cabik keraguan
Meluluhlantakkan kesombongan

Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, Insyaallah, pasti datang
Allahu Akbar
Kemenangan kalbu yang bersih
Kemenangan akal sehat yang jernih

Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih
Dari dada ini telah bulat tekad baja
Kita adalah penolong-penolong agama Allah

Jangan halangi
Jangan sanggah
Jangan politisasi
Sebab ini adalah hati nurani

Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir
Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya
Tersatukan dalam munajat 212

Miliaran matahari itu saudaraku
Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta
Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla
Begitulah kita saudaraku
Harusnya kita saling merekat

Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya
Ayo munajat
Ayo rekatkan umat

Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat
Rekatkan Indonesiamu
Rekatkan jiwa-jiwamu
Rekatkan langkah dan tindakanmu

Ya Allah
Berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka
Berseru-seru mereka
Menderu-deru mereka

Di setiap jengkal udara hingga terlahir takbir kemenangan
Kemenangan di ujung lelah menggema takbir bersahut-sahutan
Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan

Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur
Basah air mata dalam bahagia kemenangan sebentar lagi tiba
Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i

Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasi
Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami
Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan

Di nadi-nadi kami
Di jantung-jantung kami
Di pundak-pundak kami
Di jari-jari kami

Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua
Kita dan Allah Azza Wa Jalla
Selalu berdua

Kita dan Rasulullah kekasih semesta
Selalu berdua
Kita dan saudara mukmin saling menjaga
Selalu berdua

Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya
Duhai Allah Rabb
Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut
Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani

Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya
Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar
Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar

Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar
Yang berani berpihak pada yang benar

Duhai Allah
Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup
Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat

Saat Engkau turun ke jagat dunia
Telah Engkau bersaksikan
Kami tegak berdiri, ya Allah

Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu
Seluruh harapan kami dambakan
Akan Kau tolong atau Engkau binasakan
Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan
Itu hak-Mu

Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka
Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami
Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan

Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu

Ya Allah
Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin
Oleh pemimpin terbaik
Dengan pasukan terbaik
Untuk negeri adil dan makmur terbaik
Takdirkanlah bagi kami

Generasi yang dapat kami andalkan
Untuk mengejar nubuwwah kedua
Wujud dan nyata

Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi Indonesia
Allah Rabb
Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku
Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah
Maka inilah puisi munajat

Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Bersimpuh di pelataran keprihatinan
Atas ketidakadilan

Atas kesewenang-wenangan
Atas kebohongan demi kebohongan
Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan
Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan

Dalam pertunjukan kekuasaan
Yang mengkerdilkan Tuhan
Yang menantang kuasa Tuhan
Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna

(TribunWow.com/Tiffany Marantika)