TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Keuangan RI, Chatib Basri angkat bicara soal sosok pengamat politik Rocky Gerung.
Hal itu disampaikan Chatib Basri melalui akun Twitternya, @ChatibBasri, Kamis (7/2/2019).
Awalnya, seorang netizen dengan akun @OilGas170845 memberikan komentarnya pada cuitan Chatib Basri yang sedang menghitung sebuah formula rasio utang.
• BPN Prabowo-Sandi Bahas Kriminalisasi, TKN Jokowi-Maruf Pertanyakan Alasan Ingin Revisi UU ITE
Lantas, netizen dengan akun @OilGas170845 menilai Rocky Gerung bakal susah untuk diajari ilmu ekonomi dan matematik.
Menurut netizen dengan akun @OilGas170845, Rocky Gerung lulusan sastra yang suka memutar balikkan kata.
"bang @ChatibBasri ...
kalau k****** model bung @rockygerung susah diajarin ilmu ekonomi dan matematik, maklum dia bukan anak teknik dan ekonomi.
kayaknya dia lulusan sastra yg suka muter balik kata," tulis netizen dengan akun @OilGas170845.
Menanggapi hal itu, Chatib Basri mengatakan Rocky Gerung memiliki logika dan pemahaman yang baik soal matematik.
Menurut Ekonom Universitas Indonesia (UI) itu, Rocky Gerung pernah di Fakultas Teknik.
Bahkan, dirinya, Rocky Gerung dan mendiang Dr Sjahrir pernah menulis papaer soal kemiskinan dan pemerataan di tahun 1990.
"Rocky justru memiliki logika dan pemahaman yg baik sekali soal matematik.
Dia pernah di fakultas teknik.
Th 1990 an saya bersama @rockygerung dan Alm. Dr. Sjahrir pernah menulis paper soal kemiskinan dan pemerataan.
Itu mungkin awal ide Amartya Sen coba diterapkan disini," tulis Chatib Basri.
Cuitan Chatib Basri, Kamis (7/2/2019). (Twitter/@ChatibBasri)
• Budiman Sudjatmiko Sebut Sejumlah Hoaks yang Dibuat Kubu 02, Ini Reaksi BPN Prabowo-Sandi
Sebelumnya, Chatib Basri tampak memberikan penjelasannya soal utang negara Indonesia.
Hal itu disampaikan Chatib Basri melalui akun Twitternya, pada Rabu (6/2/2019).
Berikut cuitan lengkap Chatib Basri:
"Saya banyak mendapat pertanyaan dari mahasiswa saya soal masih amankan utang kita. Tentu butuh sebuah study yg serius utk menjawab ini, tidak bisa hanya dg tweeter. Tapi sy coba ringkaskan ide nya
Bagi mahasiswa yang ingin mempelajari lebih dalam (saya anjurkan begitu, shg tdk belajar dari tweeter), banyak literature yg tersedia. Saya ambil 2 contoh yg relevan, dari ekonom Blanchard dan study dari OECD.
Secara intuitif, utang itu tidak bermasalah jika return yg kita peroleh dari aktifitas ekonomi yg dibiayai oleh utang lebih besar dari bunga utang yg harus kita bayar.
Bagaimana contohnya? Saya pinjam dari bank 100, mis bunga nya 10%. Utang itu saya gunakan untuk usaha saya. Hasil dari usaha saya misalnya 15%. Maka return saya adalah 15 sedangkan bunga utang saya 10. Ini contoh utang yg produktif.
Bila saya bicara konteks negara, maka output yg saya hasilkan adalah PDB yg diukur dg pertumbuhan ekonomi, dan bunga utang yg hrs saya bayar adalah bunga cicilan utang
Tentu jika melihat hal itu, akan amat menyederhanakan. Kita juga harus memasukkan rasio utang thd PDB yg sudah ada dan tambahan utang yg terjadi akibat defisit primer dalam anggaran
Mudahnya, kita hrs melihat return dari usaha kita, bunga utang, stock utang yg sudah ada dan tambahan utang yg baru (krn pendapatan kita lebih kecil dari pengeluaran)
Secara formal hal ini bisa disampaikan spt rumus dibawah ini. Dimana dt adalah rasio utang/PDB; r adj,t adalah bunga utang yg sudah memperhitungkan pajak, gt adalah pertumbuhan PDB; Xt adalah defisit atau surplus primer dari APBN
Jgn takut dg simbol math itu. Ekonom senang bicara dalam bahasa yg tdk dimengerti org. Semakin teknis istilahnya, semakin bingung orang, maka semakin baik dia sbg ekonom. Sy akan tweet dlm bhs manusia biasa. Rumus itu hanya utk mahasiswa yg mau mengihitung sendiri.
Formula diatas hanya memformalkan apa yg saya bahas sebelumnya. Aman atau tdk utang tergantung dari hasil dari usaha kita, tingkat bunga utang yg hrs saya bayar, utang saya yg sudah ada dan tambahan utang baru
Dengan gambaran itu kita melihat bagaimana kondisi utang/PDB (dinyatakan dalam simbol dt dalam formula tadi).
Gambar dibawah ini adalah rasio utang/PDB 2005-2018 (dan proyeksi 2019). Th 2005 rasio nya mencapai 47.3%, menurun terus dan mencapai titik terendah th 2012 sebesar 23%, stabil di tahun 2013-2014 di 24-25%, lalu mulai naik dan mencapai 29% tahun 2018
Bagaimana membaca ini? Ketika rasio utang/PDB menurun itu artinya hasil dari usaha kita (PDB) lebih tinggi dari bunga utang yg hrs dibayar atau tambahan utang baru relatif kecil. Faktor utama yg bisa menjelaskan adalah pertumbuhan ek. Indonesia yg relatif tinggi
Kita tahu sampai tahun 2013 pertumbuhan ekonomi masih mencapai 5.6%, krn boom commodity dan kebijakan pemerintah. Namun setelah harga komoditas jatuh, pertumbuhan ekonomi juga mulai melambat, konsumsi juga melambat terutama 2015. Saat yg sama defisit APBN meningkat tajam
Defisit anggaran mencapai puncaknya tahun 2015 krn target pajak yg begitu tinggi dan tak tercapai. Namun pada tahun 2018 defisit anggaran sudah berhasil diturunkan menjadi 1.76% (bahkan lebih rendah dari defisit APBN th 2012).
Defisit APBN 2018 yg menurun terjadi krn peningkatan penerimaan pajak dan PNBP krn usaha yg dilakukan pemerintah dan juga membaiknya penerimaan akibat harga barang sumber daya alam membaik
Lalu mengapa rasio utang/PDB mulai meningkat sejak 2015? Penjelasannya bisa kembali kepada penjelasan intuisi dan formula diatas. Pertumbuhan ekonomi berkisar 5% an dan defisit anggaran yg meningkat.
• Adu Debat soal Yang Gaji Kamu Siapa dengan Nasir Djamil, Budiman Sudjatmiko: Jangan juga Digoreng
Namun apakah ini mencemaskan? Jawabannya: Tidak. Coba lihat kembali grafik rasio utang/PDB. Rasio utang/PDB 29% memang tak serendah tahun 2009-2016, namun level 29%masih aman. Lihat tahun 1999-2008 rasio utang/PDB kita lebih tinggi dari 2018. Toh ekonomi kita baik2 saja.
Selain itu keseimbangan primer dalam APBN kita (dalam formula adalah Xt), menurun secara tajam. Artinya jika defisit keseimbangan primer menurun maka tambahan utang (Xt) mengecil. Selain itu infrastruktur yg dibangun dlm jangka menengah panjang akan menaikkan PDB
Artinya pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Jika tambahan utang menurun (cerminan dari defisit pimer yg turun), pertumbuhan ekonomi meningkat dan tingkat bung tetap (krn Fed menahan kenaikan bunga), bisa diduga rasio utang/PDB akan kembali menurun.
Itu sebabnya saya mengatakam bahwa utang Indonesia relatif aman krn rasio utang/PDB nya masih sekitar 29%, dan jika pemerintah menjaga keseimbangan primer dan mendorong pertumbuhan, maka rasio ini akan menurun.
Tentu tantanganya adalah bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat. Kita tak bisa terus menerus tumbuh hanya 5%. Tahun 2060
Indonesia akan masuk dalam aging population. Jika terus tumbuh hanya 5%, maka ada resiko kita tua sebelum kaya
Tantangan berikutnya tentu bagaimana dg defisit primer yg menurun, bisa diharapkan multiplier efek yg tinggi. Jawabannya yg paling utama hrs diperhatikan adalah kualitas belanja. Dari setiap rupiah yg dibelanjakan hrs diperoleh hasil optimal
Terakhir untuk mahasiswa saya, tweet ini menyederhanakan banyak hal, krn itu saran saya: cari referensi dari studi yg robust, serius. Lakukan perhitungan, lalu simpulkan. Utang kita masih aman, tapi bukan berarti kita tdk perlu berhati hati," tulis Chatib Basri.
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)