TRIBUNWOW.COM - Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI), Rocky Gerung, tampak menanggapi pernyataan mantan asistennya yang bernama Donny Gahral.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One yang bertajuk 'Yang Terjerat UU ITE: Buni Yani, Ahmad Dhani, Siapa Lagi?', Selasa (5/2/2019).
Mulanya, Rocky Gerung menyinggung soal kasus dugaan penistaan agama yang menimpanya karena menyebut kitab suci adalah fiksi.
• Rocky Gerung Bantah soal Jalan Tol Disebut Pemersatu Bangsa: Justru Membelah Warga
Menurut mantan dosen filsafat UI itu, masyarakat yang marah karena pernyataan 'fiksi' itu tidak mampu berpikir konseptual.
"Jadi kalau orang marah pada kalimat saya, itu artinya dia tidak mampu untuk berpikir konseptual," kata Rocky Gerung.
Lantas, Rocky Gerung menanggapi pernyataan mantan asistennya di UI, Donny.
"Dan Donny tadi benar, kan Donny bilang begini, 'di dalam kasus yang melibatkan kerumitan pikiran diperlukan abstraksi, maka yang tidak cukup berpengetahuan jangan jadi pelapor', loh itu Donny sendiri yang bilang, saya teruskan logic-nya," jelas Rocky Gerung.
Mendengar hal itu, pelapor Ahmad Dhani dan Rocky Gerung, Jack Boyd Lapian hendak memberikan tanggapan.
Namun, pembawa acara Karni Ilyas menghentikan Jack Boyd Lapian berbicara.
"Nanti saja, kalau Anda (Jack) mau jawab nanti saja, saya tidak mau ada yang bertengkar," kata Karni Ilyas.
• Belum Mulai Diskusi ILC Karni Ilyas Sudah Lontarkan Protes pada Gabriel Mahal, Mulan Jameela Tertawa
Setelah itu, Rocky Gerung mengatakan Donny adalah mantan asistennya di jurusan filsafat UI.
"Saya mau mematerialisasikan cara berpikir Donny, karena itu kan, kalau begitu di mana ini diuji ya di tempatnya Donny di Fakultas Ilmu Budaya, di Jurusan Filsafat, di lantai tiga Gedung A, tempat saya ngajar metodologi, pada saat itu Donny adalah mantan asisten saya," ungkap Rocky Gerung.
"Saudara-saudara, fiksi itu dari awal saya katakan fiksi itu bagus," jelas dia.
Hal itu dikatakannya karena fiksi juga dipertandingkan dan mendapat penghargaan.
"Jadi fiksi itu baik, dipertandingkan bahkan, dikasih hadiah kok fiksi itu, jadi kita ada di kekacauan karena kita digoda mencari delik itu. Soalnya, kita berupaya, kalau bisa saudara Rocky Gerung deliknya tiga kali, karena kehangatan berwarganegara itu hilang," imbuh dia.
Kasus Rocky Gerung
Sementara dikutip dari Tribunnews.com, kepolisian masih melakukan analisis terhadap klarifikasi Rocky Gerung soal ucapannya 'kitab suci fiksi'.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengatakan penyidik juga sedang mendalami semua keterangan saksi lain.
"Tentunya untuk kasus pak Rocky Gerung nanti dari penyidik akan melihat namanya klarifikasi kan tidak hanya yang bersangkutan, tapi klarifikasi juga kepada saksi yang lain. Pelapor sudah kita mintai klarifikasi, kemudian saksi-saksi yang melihat, mendengar, mengetahui peristiwa tersebut. Kini sedang dianalisis penyidik," ujar Argo, Selasa (5/2/2019).
Selain itu, penyidik juga dalam waktu dekat akan memeriksa saksi ahli.
Namun, Argo tidak menjelaskan saksi ahli tersebut.
"Saksi ahli pun rencana kita hadirkan juga," tutur Argo.
Rocky Gerung dilaporkan ke polisi oleh Jack Boyd Lapian terkait omongannya 'Kitab Suci adalah Fiksi' saat jadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), 10 April 2018 lalu.
Jack Boyd Lapian menganggap Rocky Gerung telah melanggar Pasal 156 Huruf A Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP dugaan tindak pidana penistaan Agama.
• Buat Simulasi, Rocky Gerung Sebut ILC Forum Anti Pemerintah, Ini Reaksi Karni Ilyas
Omongan Kitab Suci adalah Fiksi
Sementara itu, dalam acara ILC itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa kitab suci adalah fiksi karena belum selesai dan tiba.
"Saya mulai pelan-pelan buat nyari cara, asal usul dari masalah ini adalah fiksi atau fakta, dan itu sebetulnya permulaan yang buruk, karena saat kita sebut kata fiksi dikepala kiita adalah fiktif, fiction itu adalah kata benda selalu ada pengertian literatur di dalam kata fiksi, karena diucapakan di sebuah forum politik, maka dia dianggap sebagai buruk," kata Rocky Gerung, 10 April 2018.
"Fiksi itu sangat bagus, dia adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, itu fungsi dari fiksi, dan kita hidup di dunia fiksi yang lebih banyak daripada di dunia realitas, fiksi lawannya realitas bukan fakta," ujarnya.
"Jadi kalau anda bilang itu fiksi dan kata itu menjadi penyoratif, jadi anda tidak memperbolehakn anak anda membaca fiksi karena sudah dua bulan ini kata fiksi sudah menjadi kata yang buruk," sambungnya.
"Kitab suci itu fiksi bukan? Siapa yang berani jawab? Kalau saya berbicara bahwa fiksi itu adalah imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi, karena belum selesai,belum tiba, babat tanah jawi itu fiksi," ungkap Rocky Gerung.
"Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif," imbuhnya.
"Kalau saya pakai definisi bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, maka kitab suci itu adalah fiksi," ucapnya.
Rocky Gerung menyebutkan bahwa fiksi itu kreatif, sama seprti orang beragama yang terus kreatif dan menunggu telosnya (akhir, tujuan, sasaran-dalam bahasa Yunani).
Simak video selengkapnya di bawah ini:
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)