Kabar Tokoh

Ferdinand Sebut Jokowi Mengaku Dirinya Antek Asing saat Bahas 'Propaganda Rusia', Ini Penjelasannya

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ferdinand Hutahaean di Pangeran mingguan.

TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyebut capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mendeklarasikan dirinya antek asing.

Hal ini diungkapkan Ferdinand saat menjadi tamu di Kabar Petang tvOne, Senin (4/2/2019).

Pernyataan Ferdinand berangkat dari ucapan Jokowi saat bertemu sedulur kayu dan mebel di Solo, yang mengatakan ada tim sukses yang memakai konsultan asing dan menyebutnya sebagai propaganda Rusia, dikutip dari Kompas.com, Senin (4/2/2019).

Ferdinand mengatakan jika menerapkan pemikiran Jokowi, menurutnya Jokowi secara tidak langsung menjustifikasi dirinya antek asing.

"Kalau kami mengikuti logika berfikir Pak Jokowi bahwa menggunakan konsultan asing itu, meskipun di dalam undang-undang tidak dilarang ya, boleh boleh saja, tetapi kalau mengikuti alur berfikir (Jokowi) ini, justru Pak Jokowi sedang menjustifikasi dirinyalah antek asing sesungguhnya," ujar Ferdinand.

Diungkapkannya, Jokowi sendiri telah mengangkat orang asing yakni pebisnis berkebangsaan Tionghoa atau China Jack Ma sebagai konsultan e-commerce Indonesia.

"Kenapa, saya harus menunjukkan salah satu contoh, Jack Ma, ini adalah orang asing, China dijadikan penasehat konsultan e-commerce Indonesia," jelasnya.

Kedubes Rusia Beri Bantahan soal Propaganda Rusia, Ferdinand: Kasihan Pak Jokowi Menanggung Malu

Pembawa acara Kabar Petang tvOne kemudian memotong dan menanyakan perihak konsultan asing yang dihubungkan dengan antek asing.

"Apakah jadi konsultan serta merta menjadikan antek?" tanyanya kepada Faerdinand.

"Nah justru saya mengikuti alur berfikirnya Pak Jokowi bukan alur berfikir kami."

"Karena konsultan Rusia yang dituduhkan kepada Prabowo-Sandi ini membuat justifikasi Pak Jokowi kami ini antek asing kan begitu, nah kalau mengikuti alur berfikir seperti itu berarti Pak Jokowi mendeklarasikan dirinya antek asing."

Ferdinand juga turut menyinggung mengenai Freeport blok rokan dan blok mahakam yang telah dikelola Indonesia.

"Menggunakan Jack Ma sebagai penasihat, kemudian klaim-klaim terhadap Blok Rokan, Blok Mahakam bahwa dia bukan antek asing. Saya tahu persis bagaimana Blok Rokan dan Blok Mahakam ini diambil," tegas Ferdinand.

Sebelumnya, Ferdinand menjelaskan mengapa kubunya meradang saat disebut menggunakan konsultan asing hingga menggunakan propaganda Rusia.

Menurut Ferdinand, ucapan Jokowi itu ditujukan untuk kubunya, meskipun Jokowi tak secara spesifik menyebutkan siapa pihak yang ia maksudkan.

"Jadi kalau bicara apa yang disampaikan Pak Jokowi, itu dapat dipastikan sedang menuding kubu Prabowo-Sandi ya yang menggunakan cara-cara propaganda, hoaks ya, ala Rusia, itu bukan menurut kami, karena kontestasi pilpres ini mengikut sertakan 2 calon jadi tidak mungkinlah Pak Jokowi sedang menuduh Donald Trump di Amerika, hanya kepada Prabowo-Sandi," jawab Ferdinand.

Kubunya Disebut Pakai Konsultan Asing, Dahnil Anzar: Tuduhan Berbahaya, apalagi Keluar dari Presiden

Drinya juga menepis penyebutan kebakaran jenggot yang dilayangkan Ace Hasan untuk kubu 02.

"Jadi kami tegaskan kami bukan kebakaran jenggot seperti yang di sampaikan Bang Ace, kami malah prihatin dan kasihan melihat Pak Jokowi yang di-feeding dengan informasi justru (yang) tidak akurat," ulasnya.

"Prabowo-Sandi tidak pernah menggunakan konsultan politik asing, bahkan kami hanya menggunakan konsultan politik ala Bojong Koneng, makanya Pak Prabowo suka berjoget begini (menari menirukan tarian khas Prabowo) itu ala Bojong Koneng," sambung Ferdinand.

Ferdinand juga menyebut ekspresi Jokowi saat menyampaikan statement propaganda Rusia dalam kondisi marah.

"Tetapi tidak menyangka hal-hal seperti ini membuat Pak Jokowi tampak marah sekali ya, dari statement Pak Jokowi itu tersirat ya beliau sedang kondisi marah sekali, jadi apa yang membuat Pak Jokowi ini marah? Jadi hal-hal seperti inilah yang membuat kami semakin prihatin dan kasihan Pak Jokowi ini di-feeding oleh timnya," ujar Ferdinand.

Jokowi sebut Propaganda Rusia

Dikutip dari Kompas.com, Senin (4/2/2019), saat bertemu sedulur kayu dan mebel di Solo, Jokowi menyebut ada tim sukses yang memakai konsultan asing, Minggu (3/2/2019).

"Yang dipakai konsultan asing. Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, enggak mikir mengganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak. Membuat rakyat takut, enggak peduli," kata Jokowi.

Meski tak menyebut konsultan jenis apa yang digunakan oleh pihak yang disindirnya, Jokowi juga menyinggung mengenai propaganda Rusia.

"Seperti yang saya sampaikan, teori propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya sehingga rakyat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu," kata Jokowi.

Jokowi pun mencontohkan perihal hoaks yang belakangan ini sempat berkembang di tengah masyarakat.

Yaitu soal tujuh kontainer surat suara tercoblos, hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, yang saat itu masih bergabung dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.

Jokowi juga sempat menyinggung soal dirinya yang selama ini disebut sebagai antek asing. Namun, pada kenyataannya, kubu Prabowo-Sandi-lah yang menggunakan konsultan asing dalam menghadapi Pilpres 2019.

"Konsultannya konsultan asing. Terus yang antek asing siapa? Jangan sampai kita disuguhi kebohongan yang terus-menerus. Rakyat kita sudah pintar, baik yang di kota atau di desa," kata dia.

Presiden Jokowi menyapa para relawan sedulur kayu dan mebel di De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019). ((KOMPAS.com/LABIB ZAMANI))

 

Presiden Jokowi Puji Ratna Sarumpaet Jujur, Dahnil Anzar: Kita Apresiasi

Tanggapan Kedubes Rusia

Dikutip dari akun Twitter resmi Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, @RsEmbJakarta, Kebubes Rusia di Indonesia angkat bicara atas polemik 'propaganda Rusia' yang sedang ramai diperbincangkan, Senin (4/2/2019).

Kedutaan Besar Rusia menegaskan bahwa pihaknya tidak ikut campur urusan pemilu di Indonesia.

Mereka menganggap istilah propaganda sama sekali tidak berdasarkan pada realitas.

"Berkaitan dengan beberapa publikasi di media massa tentang seakan-akan penggunaan “propaganda Rusia” oleh kekuatan-kekuatan politik tertentu di Indonesia, kami ingin menyampaikan sebagai berikut.

Sebagaimana diketahui istilah “propaganda Rusia” direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas," tulis Kedutaan Besar Rusia.

Lebih lanjut, kedutaan tersebut juga menyinggung prinsip dalam bernegara.

Walaupun kedutaannya berada di Indonesia, pihaknya menyatakan tak akan mencampuri urusan dalam negeri seperti di Indonesia.

"Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami," tegasnya.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)