Kabar Tokoh

Tanggapi Pemeriksaan Rocky Gerung, Politisi Gerindra: Kini Polisi Berpihak Pada Elite Penguasa

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rocky Gerung.

TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Gerindra, Muhammad Syafi'i tanggapi soal pemeriksaan pengamat politik, Rocky Gerung mengenai dugaan tindak pidana penistaan agama.

Syafi'i menilai kini pihak kepolisian cenderung berpihak pada elite pengusaha.

Pasalnya, menurut Syafi'i, polisi seharusnya berorientasi kepada negara.

"Bukan ada, sangat jelas ada diskriminasi bahwa hari ini polisi sudah berubah orientasi, kalau seharusnya polisi itu kan state oriented (berorientasi kepada negara), ke negara tapi sekarang dia sudah rezim oriented dia berpihak kepada elite penguasa," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, seperti dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Kamis (31/1/2019).

Selain itu, Syafi'i menuturkan bahwa Rocky Gerung yang diketahui sering melayangkan kritikan terhadap pemerintah lebih cepat diproses ke ranah hukum.

Andi Arief Sebut Siap Jadi Moderator Debat Lawan Rocky Gerung, Rustam Ibrahim: Tidak Mungkin

Sebab menurutnya, pihak yang berseberangan dengan pemerintah akan lebih cepat diproses oleh pihak yang berwajib.

"Jadi banyak melakukan hal sama tapi enggak diproses. Jdi nampak bahwa arah gerakan aparat kepolisian kita memproses mereka yang berseberangan dengan petahana," jelas Syafi'i.

Kendati demikian, dirinya menyatakan tidak takut untuk melontarkan kritikan kepada pemerintah yang cenderung tak memihak kepada rakyat.

"Kalau pun hari ini terjadi kepada beberapa orang itu tidak akan membuat kami takut untuk melakukan kritikan," tandasnya.

Diketahui sebelumnya, bahwa pada Kamis (21/1/2019), Rocky Gerung mendapat panggilan oleh Polda Metro Jaya untuk memberikan klarifikasi soal laporan kasus ujaran kebencian.

Sebut Majelis Hukum yang Tak Jelas, Kuasa Hukum Ahmad Dhani Ajukan Banding Berharap Bebas

Namun, kuasa hukum Rocky Gerung, Haris Azhari pastikan kliennya tak bisa penuhi panggilan tersebut lantaran sedang berada di luar kota.

"Besok, besok, ditunda," jelas Haris seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (31/1/2019).

"(Rocky Gerung) lagi di Makassar, itu alasannya," ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya mengajukan penjadwalan ulang dengan pihak berwajib dan kliennya.

Haris memaparkan akan hadir pada panggilan klarifikasinya pada Jumat (1/2/2019) pukul 15.00 WIB.

Sebut Rocky Gerung Tak Penuhi Panggilan Polisi, Ruhut: Jadi Ingat Dia KO, Gugup Tak Bisa Jawab

Diketahui, pelaporan ini dilakukan oleh Jack Boyd Lapian lantaran ia menganggap Rocky Gerung telah melanggar Pasal 156 Huruf A Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP dugaan tindak pidana penistaan Agama.

Dalam acara ILC, Rocky Gerung mengatakan bahwa kitab suci adalah fiksi karena belum selesai dan tiba.

"Saya mulai pelan-pelan buat nyari cara, asal usul dari masalah ini adalah fiksi atau fakta, dan itu sebetulnya permulaan yang buruk, karena saat kita sebut kata fiksi di kepala kita adalah fiktif, fiction (fiksi) itu adalah kata benda selalu ada pengertian literatur di dalam kata fiksi, karena diucapakan di sebuah forum politik, maka dia dianggap sebagai buruk," kata Rocky Gerung.

"Fiksi itu sangat bagus, dia adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, itu fungsi dari fiksi, dan kita hidup di dunia fiksi yang lebih banyak daripada di dunia realitas, fiksi lawannya realitas bukan fakta," ujarnya.

"Jadi kalau Anda bilang itu fiksi dan kata itu menjadi penyoratif, jadi Anda tidak memperbolehkan anak Anda membaca fiksi karena sudah dua bulan ini kata fiksi sudah menjadi kata yang buruk," sambungnya.

• Tanggapi Laporan Jack Boyd Lapian, Rocky Gerung Sebut Pelapor Tak Pernah Belajar Logika

"Kitab suci itu fiksi bukan? Siapa yang berani jawab, kalau saya berbicara bahwa fiksi itu adalah imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi, karena belum selesai, belum tiba, babat tanah jawi itu fiksi," tanya Rocky Gerung.

"Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos (akhir, tujuan, sasaran-dalam bahasa Yunani), dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif," imbuhnya.

"Kalau saya pakai definisi bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, maka kitab suci itu adalah fiksi," ucapnya.

Rocky Gerung menyebutkan jika fiksi itu kreatif, sama seperti orang beragama yang terus kreatif dan menunggu telos-nya.

(TribunWow.com)