TRIBUNWOW.COM - Calon presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo dan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto terlihat saling serang pada acara debat perdana Pilpres 2019, Kamis (17/1/2019).
Hal tersebut tampak pada segmen 5, dimana moderator Ira Koesno mempersilahkan paslon untuk memberikan satu pertanyaan dan pernyataan dengan tema korupsi dan terorisme.
Awalnya, Joko Widodo meminta penjelasan kepada Prabowo terkait Partai Gerindra yang banyak mencalonkan mantan koruptor.
"Mohon maaf Pak Prabowo jadi yang Saya maksud tadi adalah mantan koruptor atau mantan napi korupsi yang bapak calonkan, calon sebagai caleg itu," ucap Jokowi, dikutip dari KompasTV.
"Ada ICW memberikan data itu. ICW memberikan data itu jelas sekali ada 6 yang bapak calonkan dan yang tanda tangan dalam pencalegan itu adalah Ketua Umumnya dan Sekjen. Artinya bapak tanda tangan," sambung Jokowi.
• 4 Momen Lucu di Tengah Debat Perdana Pilpres 2019 yang Berjalan Alot
Selanjutnya Prabowo memberikan pernyataan terkait pencalonan mantan koruptor di partai yang dipimpinnya.
Prabowo berujar bahwa pencalonan tersebut merupakan bentuk demokrasi.
"Jadi mantan korupsi, saya kira kita pelajari dan begini. Inikan demokrasi pak," kata Prabowo.
"Kita umumkan aja ke rakyat, kalau rakyat ndak mau milih ya enggak akan dipilih, kan begitu."
"Yang jelas pak kalau kasus itu sudah melalui proses dia sudah dihukum, atau dan kalau memang hukum mengizinkan, kalau dia dianggap masih bisa dan rakyat menghendaki dia dan dia punya kelebihan-kelebihan lain," jelas Prabowo.
• Tanggapi Omongan Jokowi dalam Debat Pilpres, Hotman Paris Langsung Buat Aduan
Prabowo berdalih bahwa kemungkinan para mantan koruptor yang dicalonkan tersebut, jumlah korupsinya tidak seberapa.
"Mungkin korupsi juga enggak seberapa. Eh begini kalo curi ayam, benar, itu salah. Tapi kalau merugikan rakyat triliunan."
"Itu saya kira harus kita habiskan di Indonesia ini," lanjut Prabowo.
• Komentari Debat Capres, Akhmad Sahal: Andaikan Pak Mahfud yang Dampingi Jokowi
Masih berlanjut di segmen 5, giliran Prabowo Subianto yang melontarkan pertanyaan kepada Jokowi.
Prabowo Subianto tampak menyoroti perbedaan pendapat terkait impor beras oleh Direktur Utama Bulog, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan.
"Pak Jokowi yang saya hormati, dengan segala kerendahan hati yang membingungkan kami, adalah bahwa diantara menteri-menteri bapak itu berseberangan."
"Ada yang mengatakan produksi. Ada persediaan beras cukup, tapi ada lagi yang mau impor beras. Jadi ini yang membingungkan kami. Jadi kami bertanya kepada bapak."
"Bagaimana pejabat yang bapak angkat termasuk Dirut Bulog, Pak Buwas mengatakan bahwa cukup."
"Kemudian Menteri Pertanian mengatakan cukup, tapi Menteri Perdagangan mengizinkan impor komoditas pangan."
"Yang begitu banyak, ini yang membingungkan rakyat dan kami," ujar Prabowo.
Prabowo melanjutkan dengan lebih lugas menanyakan keyakinan Jokowi terkait tidak adanya konflik di pemerintahannya, mengingat perbedaan pandangan terkait impor beras.
"Ini masalah pemerintahan bapak sendiri di antara pejabat-pejabat yang bapak angkat itu, karena itu kami tanya kepada bapak."
"Apakah bapak benar-benar yakin tentang tidak ada konflik kepentingan?," tanya Prabowo.
• Dirinya Disebut Amien Rais Tak Punya Peran dalam Debat, Maruf Amin: Saya Hanya Tambah Saja
Mendapat pertanyaan itu, Jokowi tampak santai menanggapi dan mengatakan dirinya tidak masalah dengan perbedaan pendapat di pemerintahannya.
"Ya kalau ada perbedaan-perbedaan seperti itu, Saya kira dalam dinamika sebuah apa di rapat-rapat, saya persilakan kok menteri-menteri itu saling debat."
"Saya dengarkan ada yang tidak mau impor, ada yang mau impor tetapi kalau sudah diputuskan ya memang harus jalankan," balas Jokowi.
Jokowi melanjutkan jika semua menteri satu pendapat, sama saja tidak dapat bekerja sama untuk saling kontrol.
"Kalau menteri sama semuanya malah menurut Saya malah gak bagus, tidak ada saling kontrol, tidak ada saling ngecek, tidak ada saling mengawasi."
Jokowi juga menegaskan bahwa pendapat menteri tidak perlu harus sama.
"Penting sekali sekarang ini tidak usah menteri itu harus sama semuanya. Berbeda enggak apa-apa. Debat dirapat saya persilakan kok, tidak ada masalah."
"Nanti kalau sudah rampung debatnya baru saya putuskan impor atau tidak perlu. Kita putuskan menurut saya."
"Biasa menteri-menteri saya dengan situasi-situasi seperti itu. Tidak dibuat," tutur Jokowi.
(TribunWow.com/ Nirmala)