Pilpres 2019

Debat dengan Arsul Sani di Mata Najwa, Dahnil Anzar: Bicara Pelanggaran HAM 1998 Itu bak Nasi Basi

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dahnil Anzar dan Arsul Sani

TRIBUNWOW.COM - Mata Najwa membahas sejumlah sub tema di episode "Jelang Ronde Pertama", Rabu (9/1/2019).

Satu di antaranya adalah membahas soal Hak Asasi Manusia (HAM).

Di segmen yang membahas soal HAM, pembawa acara Najwa Shihab membahas soal keraguan masyarakat terkait kasus HAM masa lalu yang menyerang calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto.

Namun, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang hadir disana menjelaskan bahwa itu hanya stigma politik saja.

Sindir TKN Jokowi-Maruf yang Minta Data Ketidakadilan, Dahnil: Hukum Bukan tentang Angka Statistik

Menanggapi hal tersebut, Anggota Tim Kemenangan Nasional ( TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani menganggap, masih terlalu dini bagi BPN untuk menyebut bahwa kasus HAM yang mencatut nama Prabowo itu adalah stigma politik.

"Masih terlalu pagi untuk menyatakan itu stigma politik, karena belum ada penyelidikan soal pak Prabowo itu terlibat atau tidak," tegasnya.

"Tapi, jika kasus pelanggaran HAM berat, terutama kasus 1998 dibuka kembali, dan pak Prabowo yang terpilih sebagai presiden, implikasi apa yang akan dilakukan pak Prabowo?" tanyanya kemudian.

Menanggapi hal tersebut, Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandio, Dahnil Anzar mengibaratkan apa yang disampaikan Arsul Sani sebagai nasi basi.

"Bicara pelanggaran HAM 1998 itu bak nasi basi kemudian dipaksakan disajikan ke publik, meminta publik untuk makan nasi itu," ujarnya.

"Kemudian apa yang terjadi? Publik muak. Publik bosan. Karena itu nasi basi," imbuh Dahnil.

Sorakan dan tepuk tangan pun terdengar dari studio.

Saling Ungkit Kasus e-KTP, Arsul Sani Suruh Ferry Mursyidan Bicara ke Presiden sebelum Jokowi

"Pernyataan ini menyinggung teman-teman masyarakat sipil loh!" kata Arsul Sani.

Dahnil pun menjelaskan, yang dimaksudnya adalah publik merasa muak karena kasus tersebut terus dipolitisasi.

"Pak Prabowo itu seorang prajurit sejati. Ia berani bertanggung jawab kalau memang ada proses pengadilan dan macam-macam. Jadi tak usah khawatir soal itu," papar Dahnil Kemudian.

Arsul Sani pun diberikan kesempatan untuk menanggapi Dahnil.

Ia mengatakan, ketika Dahnil menilai bahwa kasus itu sudah basi, sementara begitu banyak elemen masyarakat sipil yang masih menuntut, dirinya merasa bahwa Dahnil agak melecehkan masyarakat.

"Kedua, kalau memang komitmen itu ada, sekali lagi, kita menggunakan azas praduga tak bersalah yang mengharapkan jawabannya adalah tentu 'kalau saya terpilih, dan ada penyidikan, saya akan membentuk pengadilan ham berat'. Itu yang seharusnya (disampaikan Prabowo)," katanya.

"Itu tidak basi kalau disampaikan oleh pegiat HAM. Itu jadi basi karena disampaikan oleh Anda-anda (TKN)," Dahnil menginterupsi.

"Begini ya pak, Pak Prabowo itu disekelilingnya itu anak-anak muda. Tapi di sekitarnya pak Jokowi, yang ikut menyetir itu adalah pelanggar-pelanggar HAM," kata Dahnil yang kemudian mendapat tepuk tangan penonton di studio.

BPN Sebut Ada Carut Marut Hukum di Era Jokowi, Arsul Sani Langsung Duduk Tegak dan Lepas Kacamata

Mendengar hal tersebut, Arsul Sani pun mengaku heran.

Ia lantas menyebutkan kelebihan yang dimiliki tim 02 berdasarkan versinya.

"Ini kelebihannya 02. Mereka berani mengatakan yang disekitar pak Jokowi adalah pelanggar HAM, tapi tidak berani mengindikasikan dirinya juga pelanggar HAM. Itu kelebihan Anda yang harus saya akui," tegasnya.

Simak videonya:

(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)