TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD bercerita bahwa dirinya sempat dikira sebagai mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Hal tersebut diungkapkan Mahfud MD melalui akun Twitter miknya @mohmahfudmd, Senin (7/1/2019).
Mahfud MD mengatakan jika kejadian itu dialaminya saat ia pergi ke sebuah apotek di Yogyakarta.
Di apotek, pegawai di sana justru memanggil Mahfud MD dengan sebutan "Pak Dahlan Iskan"
Karena kejadian tersebut, Mahfud MD menganggap Dahlan Iskan lebih populer ketimbang dirinya.
• Tanggapi Tudingan Mahfud MD ke Andi Arief, Ferdinand: Seperti Dukun yang Bisa Mengira-ngira
"Baru sj sy ke apotik di Yogya.
Pegawai menyambut sy dgn akrab.
"Selamat malam, Pak Dahlan", katanya.
Sy pun memesan bbrp obat. Stlh itu dia menyerahkan obat sambil bilang, "Ini obatnya, Pak Dahlan Iskan", katanya ramah.
Hahaha, dia lbh kenal nama @iskan_dahlan daripada Mahfud MD," tulis Mahfud MD.
• Sindir Mahfud MD, Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon: Telah Lahir Peramal Baru!
Kicauannya tersebut dikomentari seorang warganet yang menyebut dirinya memang agak mirip dengan Dahlan Iskan.
Menggapai hal itu, Mahfud mengatakan bahwa ia dan Dhlan iskan memang punya kemiripan.
Namun, menurutnya, Dahlan Iskan lebih ganteng dua persen dari dirinya.
Mahfud MD juga menyebut dirinya memang sering mengunjungi Dahlan Iskan ke rumahnya dan menikmati masakan istri mantan menteri BUMN tersebut.
• Mahfud MD: Anda Tahu Pilihan Saya, Aku Juga Tahu Siapa yang Anda Pilih, Buat Apa Bertengkar
"Ya, ada miripnya.
Tapi kata Bu Dahlan masih gantengan Pak @iskan_dahlan sedikit.
Ya, kegantengan Pak Dahlan sekitar 2% di atas saya.
Sy sering ke rumah Pak Dahlan utk ber-sama2 menikmati masakan super lezat racikan Bu Dahlan," tulisnya.
• Jawab Tudingan Mahfud MD soal Hoaks 7 Kontainer, Andi Arief: Bapak Keliru, Saya Punya Bukti Kuat
Mahfud MD merupakan tokoh politik kawakan di Indonesia.
Dilansir oleh BangkaPos.com, Selasa (8/1/2019), Mohammad Mahfud MD lahir pada 13 Mei 1957 di Omben, Sampang, Madura, Jawa Timur.
Dia lahir dari pasangan Mahmodin dan Siti Khadijah.
Pendidikan dasarnya dijalani di Kecamatan Waru, Pamekasan.
Masa kecil Mahfud juga diisi dengan menjalani pendidikan di Madrasah Diniyah pada sore hari.
Setelah menamatkan pendidikan dasar, ia melanjutkan Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) di Pamekasan.
Setelah tamat dari PGA, dia melanjutkan ke Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) di Yogyakarta.
Selanjutnya, Mahfud berhasil masuk Sastra Arab UGM dan Fakultas Hukum UII secara bersamaan.
• Tanggapi Twit Andi Arief soal Surat Suara Tercoblos, Mahfud MD: Termasuk Penyebaran Berita Bohong
Akhirnya, dia lebih memilih UII karena keinginan untuk lebih mendalami hukum.
Ketika berada di kampus, dia aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan lembaga pers.
Di sinilah jiwa politik Mahfud terasah.
Pada 1983, Mahfud lulus dari Fakultas Hukum UII dan kemudian bekerja sebagai dosen untuk almamaternya.
Sembari menjadi dosen, dia melanjutkan kuliah S2 dan S3 di UGM.
Kariernya semakin cemerlang ketika Mahfud MD dikukuhkan sebagai guru besar bidang politik hukum pada 2000.
Sepak terjang Mahfud membuat Presiden RI ke-3, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memilihnya menjadi Menteri Pertahanan pada Kabinet Persatuan Nasional.
Mahfud juga merangkap sebagai Menteri Kehakiman dan HAM setelah Yusril Ihza Mahendra diberhentikan oleh Gus Dur.
• Mahfud MD Beberkan Pihak yang Diuntungkan dan Dirugikan soal Berita Hoaks Surat Suara Tercoblos
Terjun ke dunia politik dan menjadi hakim konstitusi
Setelah menapaki karier sebagai menteri, Mahfud mencoba masuk ke dunia politik.
Awalnya, dia tergabung dalam Partai Amanat Nasional (PAN), dan kemudian pindah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Mahfud terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2004-2008 untuk Fraksi PKB.
Ia ditempatkan di Komisi III DPR RI. Mahfud juga tercatat sebagai Anggota Tim Konsultan Ahli pada Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN).
Tidak hanya masuk ranah politik, pada 2008, ia terpilih menjadi hakim konstitusi melalui jalur DPR dan terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi selama dua periode, 2008-2011 dan 2011-2013.
Pada 2014, ia menjadi ketua tim pemenangan Koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
(TribunWow.com/Nirmala)