Pilpres 2019

Soal Kabar Surat Suara Tercoblos, Jansen Sebut Andi Arief Masuk Kategori Penyebab Sebarkan Hoaks

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hoaks surat suara tercoblos.

TRIBUNWOW.COM - Direktur Operasional Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Dewi S Sari memberikan penjelasan soal penyebab seseorang menyebarkan berita bohong.

Hal tersebut menyikapi cuitan dari Politisi Partai Demokrat soal surat suara tercoblos yang kemudian memunculkan polemik baru.

Dikutip dari akun YouTube iNews Special Report Kamis (3/1/2019), Dewi Sari mengutip penuturan dari Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitiandaon.

Dikatakan oleh Dewi Sari bahwa Jansen sempat mengutarakan ada tiga hal yang menjadi penyebab seseorang menyebarkan kabar bohong atau hoaks.

"Sebelumnya saya boleh ya mengingatkan kembali ke Bang Jansen, saya pernah bertemu Bang Jansen pada bulan Agustus 2018 di dalam diskusi hoaks dan politik," ujar Dewi.

Dalam diskusi tersebut, Jansen menjelaskan bahwa ada tiga penyebab seseorang menyebarkan hoaks.

"Beliau itu mengatakan hoaks dan berita bohong itu ada karena tiga hal, yaitu karena terlalu benci, terlalu cinta, dan karena bisnis, benar ya Bang?," tambahnya.

Mendengar perkataan dari Direktur Mafindo Jansen terlihat menanyakan statement dari Dewi.

Mahfud MD Beberkan Pihak yang Diuntungkan dan Dirugikan soal Berita Hoaks Surat Suara Tercoblos

Tanggapi Twit Andi Arief soal Surat Suara Tercoblos, Mahfud MD: Termasuk Penyebaran Berita Bohong

Hal tersebut lantas ditegaskan lagi oleh Dewi soal penyebab seseorang menyebarkan berita bohong.

"Jadi Abang tu pernah mengatakan bahwa hoaks itu terjadi karena terlalu benci, terlalu cinta, dan karena bisnis, itu ada tiga poin," kata Dewi kembali.

Setelah mendengarkan pernyataan dari Dewi Sari sekali lagi, Jansen kemudian menyambungkan hal tersebut pada cuitan yang dituliskan oleh Andi Arief.

Melalui penjelasannya itu, Jansen menilai bahwa Andi Arief masuk dalam kategori terlalu cinta.

"Jadi ini saya katakan karena terlalu cinta ya? berarti cuit dari Andi ini masuk kategori karena dia terlalu cinta pemilu yang jujur dan adil, tidak boleh ada kecurangan,"

"Benar berarti kalau dia sampai sekuat tenaga menjaga (kedamaian pemilu) saya lupa pernah diskusi kemudian menyampaikan ini, gitu" jelas Jansen disambut tawa oleh Dewi S Sari.

Razman Arief/Dewi S Sari/Jansen Sitiandaon. (akun YouTube iNews Special Report)

 

Fadjroel Rachman Tantang Karni Ilyas untuk Angkat Hoaks 7 Kontainer Kertas Suara Masuk Program ILC

Tak hanya Jansen Sitiandaon, Razman Arief Juru Bicara Indonesia Pro Jokowi-Ma'ruf juga menilai Andi Arief masuk dalam satu dari kategori yang disebutkan.

Berbeda dengan Jansen yang mengatakan bahwa Andi terlalu cinta untuk menjaga kedamaian pemilu, Razman menilai bahwa Andi Arief terlalu cinta dengan kubunya sendiri.

"Kalau begitu dia terlalu cinta dengan kubunya sendiri," terang Razman.

Ia lantas menjelaskan mengapa dirinya menyebut Andi Arief terlalu cinta dengan kubunya sendiri.

"Secara psikologi, kejiwaan, meskipun dia tidak menyebut 01, tapi kekhawatiran dan rasa cemasnya seorang Andi Arief itu jelas patut diduga mengarah ke 01, Itu secara psikologis ya," jelas Razman kemudian.

Hal tersebut kemudian dikomentari lagi oleh Jansen dengan sebuah bantahan.

Menurutnya, Andi Arief adalah seorang yang netral dan tidak berpihak kepada satu pihak pun.

"Andi ini orang bebas, bahkan di 02 saja dikatakan Andi ini bukan tim sukses kami, jadi Andi ini memang penjaga demokrasi," terangnya.

"Dia itu aktivis mahasiswa bagi dia demokrasi itu harus dijaga dan kalau ada kekeliruan di 01 dia luruskan, kalo ada di 02 dia luruskan juga," lanjut Jansen.

Tak hanya itu, Jansen juga menuturkan bahwa Andi Arief merupakan aset yang dimiliki oleh Indonesia.

"Beda memang Andi ini memang, dia orang paling unik di negeri ini, dia aset Indonesia dia ini," terang Jansen.

Jansen Sitindaon (demokrat.or.id)

 

Soal Surat Suara Tercoblos, Ferdinand Hutahaean Sebut KPU Tak Berhak Katakan Kabar Itu Hoaks

Pernyataan Jansen Soal Cuitan Andi Arief

Jansen Sitiandaon sebelumnya juga membantah tuduhan yang menyebutkan Andi Arief terlibat dalam penyebaran berita hoaks surat suara tercoblos.

Diketahui, kabar soal surat suara tercoblos mulai mencuat setelah cuitan yang dibuat oleh Andi Arief mendapatkan respon dari pihak terkait.

Lantaran kabar tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan juga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) langsung terjun ke kantor Bea Cukai Tanjung Priuk untuk mengecek keberenaran kabar tersebut.

Jansen menjelaskan bahwa Andi Arief sama sekali tidak terlibat dalam penyebaran berita bohong itu.

Jansen berkali-kali meminta untuk semua pihak menganalisis maksud dari cuitan yang dibuat oleh Andi Arief.

"Setelah Andi Arief men-tweet mengatakan ada ini desas-desus ada rumor ini barulah KPU dan Bawaslu berbondong-bondong ke Tanjung Priuk. Makanya harusnya Andi Arief ini menuntaskan desas-desus itu, kabar hoaks itu," jelasnya dikutip dari akun YouTube iNews Special Report Kamis (3/1/2019).

Sebelumnya, KPU sempat menjelaskan bahwa cuitan dari Andi Arief tersebut memicu polemik dan akan mengambil sikap untuk melaporkan Andi Arief ke Bareskrim Polri.

Menanggapi sikap dari KPU tersebut, Jansen menilai bahwa ada yang salah dari langkah yang diambil oleh KPU.

"Aneh itu KPU nya, apalagi melaporkan Andi Arief misalnya, coba dibaca tweet-nya itu, enggak perlu kemudian kita ini belajar Bahasa Indonesia terlalu pintar terlalu jago."

"Itu Bahasa Indonesia anak kelas SD pun bisa itu, mohon dicek kata dia, dan tidak ada menuduh nomor urut 01 Pak Jokowi dalam cuitan itu," terangnya.

Fadli Zon Tanggapi Cuitan Andi Arief soal Surat Suara Tercoblos: Tak Ada yang Salah dengan Itu

Petugas KPU saat menunjukkan contoh surat suara pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (10/12/2018). (Tribunnews/Jeprima)

Jansen lantas mengungkapkan bahwa yang harus diselidiki adalah siapa yang ada di balik rekaman yang menyebut ada surat suara yang tercoblos.

"Khususnya dicari siapa kemudian yang ada di belakang rekaman audio suara itu yang mengatakan ada tujuh kontainer marinir sudah turun," terangnya.

Jansen juga menegaskan bahwa rekannya Andi Arief sama sekali tidak ikut menyebarkan berita bohong itu.

"Salah, dia sama sekali tidak ada menyebar itu sama sekali Andi Arief tidak menyebar rekaman audio itu, dia hanya men-tweet satu itu aja."

"Dia mengumumkan ke publik kalau sejak tadi itu ada beredar desas-desus begini," terang Jansen.

Soal menyebarnya kasus tersebut yang kemudian menyeret nama Andi Arief, Jansen menilai bahwa hal tersebut lantaran masyarakat kurang percaya pada KPU.

"Kalau itu terkait soal mohon maaf ya, publik sekarang sedikit kurang percaya pada KPU, masih lekat diingatan kita terkait persoalan misalnya ya kotak suara kardus atau karton."

"Itu kan menurunkan itu kepercayaan publik pada KPU, kemudian ada lagi itu DPT untuk orang gila."

"Kemudian yang baru-baru ini kata KPU misi dan visi calon presiden dibatalkan saja, jadi memang beberapa waktu terakhir ini, kepercayaan publik kepada KPU ini memang agak menurun," tegasnya.

Soal Surat Suara Tercoblos yang Sempat Dicuitkan Andi Arief, Hukuman 10 Tahun Menanti Bagi Pelakunya

Cuitan Politisi Demokrat Andi Arief

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Andi Arief mentweet pada akun Twitternya, @AndiArief__, Rabu (2/1/2019).

Andi Arief menuliskan agar dicek kabar adanya 7 kontainer yang berisi surat suara tercoblos supaya tidak menimbulkan fitnah.

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," tulis Andi Arief.

Tweet Andi Arief soal surat suara sudah dicoblos (Capture Twitter)

Pada Rabu (2/1/2019) malam, Komisi Pemilihan Umum (KPU) beserta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendatangi Kantor Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kedatangan mereka untuk mengecek kabar tujuh kontainer berisi surat suara pemilihan presiden (pilpres) 2019 yang sudah dicoblos atau terpakai.

Begini Respon Jokowi dan Sandiaga Dengar Hoaks Puluhan Juta Surat Suara Pilpres 2019 Sudah Tercoblos

Kabar ini awal mulanya heboh berada di grup percakapan aplikasi pesan instan WhatsApp berupa rekaman suara, dikutip dari Kompas.com.

Rekaman itu berisi suara seorang lelaki yang menyatakan:

"Ini sekarang ada 7 kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari Cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1.

Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu.

Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya."

Selain dari rekaman itu, ada pula Ada akun Facebook bernama Hermansyah yang menyebarkan pesan tersebut.

"Di Tanjung Priok ada 7 kontainer berisi 80 juta surat suara yang sudah dicoblos. Hayu padi merapat. Pasti dari Tiongkok tuh," tulis akun Hermansyah.

(TribunWow.com)