Terkini Daerah

Gunung Agung Erupsi, Begini Penjelasan PVMBG

Penulis: Nirmala Kurnianingrum
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Gunung Agung. Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami erupsi pada Minggu (30/12/2018) pukul 04.09 WITA

TRIBUNWOW.COM - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami erupsi pada Minggu (30/12/2018) pukul 04.09 WITA.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan penjelasan melalui press release terkait erupsi Gunung Agung.

PVMBG menyampaikan press release-nya melalui akun Instagram resmi mereka, @pvmbg_kesdm, pada Minggu (30/12/2018).

"Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali kembali mengalami erupsi pd tanggal 30 Desember 2018 pukul 04.09 WITA selama 3 menit 8 detik dgn amplitudo 22 mm.

Erupsi terjadi akibat adanya “overpressure” akibat akumulasi gas-gas vulkanik.

Pada saat erupsi, teramati sinar api di area puncak kawah namun ketinggian kolom abu tdk teramati karena tertutup kabut.

Berdasarkan informasi satelit, abu vulkanik bergerak ke arah tenggara dgn ketunggian abu vulkanik mencapai 5500 m di atas permukaan laut.

Hujan abu tipis dilaporkan terjadi di wilayah Kabupaten Karangasem di sektor tenggara Gunung Agung, seperti di Kota Amlapura dan beberapa desa seperti di Desa Seraya Barat, Desa Seraya Tengah, dan Desa Tenggalinggah.

Sebelum terjadinya erupsi ini, tidak teramati peningkatan intensitas kegempaan yg signifikan namun beberapa gempa vulkanik terekam di antaranya gempa di lereng utara Gunung Agung pada 28 Desember 2018 dengan magnitude M2.7 pukul 02:49 WITA dan M2.4 pukul 15: 31 WITA.

Gempa-gempa ini mengindikasikan adanya pergerakan magma ke permukaan.

Pada periode 27-29 Desember 2018 (sblm erupsi) satelit MODIS juga tidak menunjukkan adanya anomali termal di permukaan kawah Gunung Agung yg mengindikasikan tdk adanya material lava segar di permukaan kawah.

Sebelum erupsi hari ini, Gunung Agung mengalami erupsi pd tanggal 27 Juli 2018.

Pada tanggal 29 Juli 2018 pukul 06:47 WITA terjadi Gempa Lombok dgn Magnitudo M6.4 disertai beberapa aftershock.

Rentetan gempabumi tektonik di sekitar Pulau Lombok, teramati mempengaruhi aktivitas Gunung Agung dimana goncangan-goncangannya berperan dalam pelepasan gas-gas vulkanik yg dimanifestasikan di permukaan dlm bentuk hembusan.

Pada kondisi ini, akumulasi gas di kedalaman menjadi terganggu sehingga potensi erupsi justru berkurang.

Selama periode aftershocks Gempa Lombok, Gunung Agung pun tidak mengalami erupsi.

Namun seiring dengan berkurangnya gempa tektonik, akumulasi gas-gas vulkanik di Gunung Agung menjadi memungkinkan.
Dalam 1 bulan terakhir, gempa-gempa yang terekam di Gunung Agung didominasi oleh gempa Hembusan, gempa Tektonik, dan beberapa kejadian gempa Vulkanik Dangkal dan Vulkanik Dalam.

Berdasarkan analisis data secara menyeluruh, potensi untuk terjadinya erupsi yang lebih besar masih relatif kecil.

Erupsi yang mungkin terjadi saat ini dapat berupa lontaran material batu/lava pijar, hujan abu maupun hembusan gas-gas vulkanik.

Hingga tanggal 30 Desember 2018 pukul 12:00 WITA dapat disimpulkan bahwa status aktivitas Gunung Agung masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi zona perkiraan bahaya berada di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak.

Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/ terbaru," terang PVMBG.

PVMBG juga memberikan sejumlah imbauan pada masyarakat yang bermukim dekat aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung terkait ancaman aliran lahar hujan.

"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang namun tetap menjaga kesiapsiagaan dengan mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Agung," jelas PVMB.

Diberitakan dari Kompas.com pada Minggu (30/12/2018), Gunung Agung yang terletak di Karangasem, Bali kembali erupsi pada Minggu (30/12/2018) pukul 04.09 WITA.

Berdasarkan laporan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Agung, erupsi berdurasi 3 menit 8 detik dengan amplitudo maksimum 22 mm.

Namun kolom abu tidak teramati karena puncak tertutup kabut.

Hingga Minggu pagi petugas mencatat terjadi tiga kali gempa pada rentang waktu enam jam.

Masing-masing satu kali gempa letusan, vulkanik dangkal dan vulkanik dalam.

PVMBG menyatakan status pada level III atau siaga.

Untuk itu masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung, wisatawan diimbau agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari Kawah Puncak Gunung Agung.

Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual terbaru.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diimbau untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan.

Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

(TribunWow.com/ Nirmala)