TRIBUNWOW.COM - Dendi Reynando pemilik Mahakarya Group yang menjadi produser grup band Seventeen menceritakan kisah awal mula dirinya bertemu para personel hingga kini ditinggalkan oleh mereka akibat bencana tsunami di Banten.
Dendi menceritakan kisahnya melalui akun Instagram @dreynando pada Selasa (25/12/2018).
Dalam unggahannya, Dendi mengawali cerita dengan pertemuannya dengan Herman pada September 2004 di outlet distro yang ia miliki di Yogyakarta.
Lantaran saat itu tengah hujan, Herman jadi menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan Dendi hingga akhirnya Dendi tahu jika Herman personel Seventeen dan ia langsung tertarik untuk bertemu personel yang lain.
Dendi pun dikenalkan dengan personel dan kru Seventeen, seperti Bani, Andi, Yudhy, Resa dan Doni.
• Mantan Personel Seventeen Uki Daud Ungkapkan Kisah Herman Sikumbang Ciptakan Lagu Kemarin
Karena tertarik dengan kepribadian para personel serta mimpi-mimpi mereka, Dendi memutuskan untuk meng-endorse Seventeen dengan brand pakaian yang ia miliki.
Resa sebagai manajer Seventeen saat itu malah mengajak Dendi untuk bergabung dengan Seventeen mempersiapkan album keduanya.
Dendi yang tahu Seventeen butuh investor segera membuat rencana untuk album kedua yang kemudian ia presentasikan kepada investor yang mau menghantarkan mereka ke label musik.
Setelah mendapat investor, Dendi resmi bergabung dengan Seventeen dan berbagi tugas dengan Resa.
• Video Cover Lagu Kemarin Ciptaan Herman Sikumbang Dibawakan Mantan Personel Seventeen Duo Aviwkila
Aktivitas promo album kedua Seventeen sempat terhenti dengan adanya bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006.
Seventeen pun kembali ke Yogyakarta untuk mengevakuasi keluarga dan pemulihan.
Di masa-masa sulit itu, Doni sebagai vokalis memutuskan untuk hengkang hingga membuat orang-orang pesimis lantaran Doni adalah pencipta lagu hits dalam dua album yang sudah dirilis.
Dendi masih ingat satu musik produsernya sampai menyarankan agar Seventeen bubar saja karena lagu ciptaan personel lain tidak ada yang bisa mendongkrak kelanjutan Seventeen.
• Masih Berduka Ditinggal Suami, Istri Bani Seventeen: Bantal Masih Bau Kamu, Buka Lemari Ada Bajumu
Meski demikian, Herman, Bani, Andi, dan Yudy tetap bersemangat untuk mencari vokalis baru hingga akhirnya mereka dipertemukan dengan Ifan dengan kepribadian yang luar biasa menyenangkan dan membangkitkan semangat Seventeen.
Perpaduan kerjasama antara personel lama dengan Ifan pun menghasilkan lagu-lagu yang indah.
Dendi dan Resa bolak-balik ke Jakarta demi mengajukan demo lagu ke label musik ibukota.
Saat itu aktivitas manggung Seventeen tengah menurun karena basecamp yang tidak memadahi.
Dendi yang sudah lulus dari UGM sempat ditentang orangtuanya kala ia memutuskan untuk lanjut bisnisnya dengan Seventeen.
• Sebut Putranya Tabah setelah kepergian Herman Seventeen, Juliana Moechtar: Papa Udah di Surga
Karena tak ada satu pun label yang tertarik, masing-masing personel pun memilih menekuni kesibukan masing-masing baik itu bekerja atau kuliah.
Ifan yang tak menyelesaikan kuliah di jurusan ekonomi akhirnya berhasil memantik energi teman-temannya untuk tetap melanjutkan bermusik.
Hingga ada label musik baru bernama Mi2 Music Porduction yang mau memproduksi album ketiga Seventeen.
Pada tahun 2008, album 'Lelaki Hebat' dengan single 'Selalu Mengalah' pun laku keras di pasaran dan kehidupan personel dan orang-orang di balik Seventeen pun jadi jauh lebih baik hingga mengontrak basecamp di Jakarta.
Jadwal manggung dan tur yang padat membuat masing-masing tak ada waktu untuk menghabiskan waktu dengan intens.
• Dua Hari Herman Seventeen Dimakamkan, Putra Sulung Herman Rajin Kunjungi Makam sang Ayah
Di tahun 2010, Dendi memutuskan untuk mengembangkan bisnis ke arah industri entertainment yang bernama Mahakarya.
Masing-masing personel Seventeen juga ikut andil untuk memproduseri beberapa band indie.
Mahakarya juga sempat memproduseri Gilang Dirga, Komo Ricky, Govinda, hingga memproduksi film berjudul 'Surau dan Silek' tahun 2017 dengan soundtrack lagu Seventeen 'Mimpi Besar'.
Pada 13 Desember 2018 Dendi bersama Seventeen sempat mengadakan meeting untuk konser dalam rangka ulang tahun Seventeen yang ke-20 pada 17 Januari 2019 mendatang.
Tak hanya itu, mereka juga berencana membuat dokumenter perjalanan Seventeen sejak tahun 2003.
Hingga pada Sabtu (22/12/2018) pukul 23.00 WIB, Dendi mendapat telepon dari Achonk manager Seventeen yang mengabarkan tentang bencana tsunami.
• Umroh Berdua, Ifan Seventeen Sempat Kesal Mendiang Dylan Sahara Ajak Selfie Sampai 20 Kali
Pukul 02.00 WIB hari Minggu (23/12/2018), Dendi bersama timnya segera meluncur ke lokasi kejadian.
Ketika Bani, Herman, Andi, Oki Wijaya, Ujan, dan Dylan Sahara dinyatakan meninggal dunia, Dendi juga berusaha mengurus jenazah agar mereka bisa secepatnya sampai di rumah duka.
Setelah selesai mengurus jenazah, barulah Dendi merasakan kehilangan yang dalam.
Ia juga mengenang lagu ciptaan Herman berjudul 'Kemarin' yang mengisahkan tentang kematian.
Bahkan lagu 'Kemarin' dirilis 21 Desember 2016, hampir tepat dua tahun saat pencipta lagu tersebut akhirnya tiada.
(TribunWow.com)