Terkini Daerah

Ini Tim yang Dikerahkan TNI untuk Lacak Ratusan Pelaku Perusak Polsek Ciracas

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi terkini, Kamis (13/12/2018) di Polsek Ciracas, Jakarta Timur pasca perusakan kantor kepolisian tersebut yang terjadi kemarin, Rabu (12/12/2018) dini hari.

TRIBUNWOW.COM - Kasus perusakan dan pembakaran Polsek Ciracas, Jakarta Timur, pada Rabu (12/12/2018) dini hari, masih menjadi misteri, terkait pelakunya.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kapendam Jaya Kolonel Kristomei Sianturi menuturkan pihaknya sudah membentuk tim investigasi.

Yakni dari tiga matra, TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, dan TNI Angkatan Laut.

"Saat ini, tim investigasi masih terus bekerja. Artinya, kami bersama-sama, Kodam Jaya, POM TNI AU, POM TNI AL, dan POM TNI juga masih terus untuk mencari siapa pelaku penyerangan Polsek Ciracas."

"Jadi, secara internal kami sudah telusuri ke dalam," ujar Kristomei di Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur, Senin (17/12/2018).

Mengutip dari Tribun Jakarta, Kristomei Sianturi mengatakan, langkah yang telah dilakukan yaitu menyebarkan informasi ke setiap komandan satuan di wilayah Jakarta.

Hal itu dilakukan untuk mengecek apakah ada indikasi keterlibatan anggota TNI dalam penyerangan Mapolsek Ciracas itu.

Mantan Kapolda Papua Curigai Ada Mantan Anggota Polisi dan TNI yang Latih Segala Aksi KKB di Nduga

Selain itu penyelidikan juga dilakukan melalui CCTV.

Namun ada kendala pada pemeriksaan CCTV, lantaran terlalu gelap.

"Dengan massa yang begitu banyaknya, kemudian filmnya juga gelap. Jadi tetap kita berikan data itu kepada seluruh komandan satuan yang ada di wilayah Jakarta," ucap Kristomei Sianturi.

"Nanti kita segera umumkan kalau memang sudah ada hasilnya. Untuk estimasi ya kalau bisa hari ini ya hari ini. Besok ya besok. Masyarakat mohon bersabar biarkan tim bekerja," pangkas Kristomei Sianturi.

Soal Dugaan Anggota TNI Terlibat Perusakan dan Pembakaran Polsek Ciracas, LBH: Hukum Harus Seimbang

Hukuman jika TNI terlibat

Kristomei menuturkan, tak segan-segan akan pelaku akan terancam penjara dan kehilangan pekerjaan jika benar melakukan aksi tersebut.

"Pasti dong (kena pidana militer), harus peradilan militer. Ini lebih berat, saya pastikan lebih berat," ujar Kristomei di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (15/12/2018), dikutip TribunWow.com dari TribunJakarta.com.

Kristomei mengungkapkan sejumlah sanksi menunggu anggota yang terbukti melakukan pidana.

"Jadi saya minta bantuan masyarakat apabila ada yang mengetahui jika ada anggota TNI yang melakukan perusakan, laporkan kepada kami. Nanti kita usut," tegas Kristomei.

Mapolsek Ciracas sudah dipasang garis polisi akibat peristiwa penyerbuan dan pembakaran Polsek Ciracas oleh massa, Rabu (12/12/2018). (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Tanggapan Kodam Jaya

Sebelumnya, dalam laporan orangtua Iwan (pelaku pengeroyokan anggota TNI), warga yang rumahnya menjadi penyerangan oknum tak dikenal sebelum insiden Polsek Ciracas, mengaku mendengar mereka menyebutkan diri sebagai anggota TNI.

"Jadi pas mereka nyerang rumah saya, dia bilang TNI tapi enggak pakai seragam," ujar Surta, saat didatangi tim Tribunnews.com, Kamis (13/12/2018).

Selain itu, warga juga mengaitkan dengan pelaku perusakan Polsek Ciracas adalah TNI, lantaran postur tubuh hingga teriakan 'komando' yang bersahutan.

Warga sekitar kejadian menyebut sebagian besar penyerbu berbadan tegap, berambut cepak, memakai kaus yang ada busanya di lengan.

Selain itu mereka juga sering berteriak, "Komando!,".

Kepala Penerangan Kodam Jaya, Kolonel Infanteri Kristomei Sianturi menuturkan semua orang bisa saja berperawakan seperti disebut warga dan belum tentu anggota TNI.

Terkait Perusakan Mapolsek Ciracas, Kodam Jaya: Teriak Komando Bukan Berarti dari TNI

"Ya misalnya ada yang teriak komando, kan belum tentu dia TNI. Semua bisa teriak komando. Belum tentu yang badannya kotak kotak, rambutnya cepak itu TNI.

Pelatih fitness saya, rambutnya cepak, badannya kotak kotak," kata Kristomei di Mapolda Metro Jaya, Jumat, (14/12/2018).

Diberitakan sebelumnya, dilansir oleh Tribunnews dari Kompas TV, Rabu (12/12/2018), Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Aziz mengatakan ada ratusan massa yang memaksa masuk polsek.

Kedatangan ratusan massa itu untuk melihat kondisi pelaku yang telah memukul teman mereka.

"Massa sekitar 200 orang meringsek masuk untuk mengecek apakah benar yang memukul rekan mereka itu sudah ditahan," jelas Idham.

Polsek Ciracas dibakar (wartakota/istimewa)

Idham juga menuturkan pihaknya tidak mengetahui asal massa tersebut.

"Ada sekelompok massa yang kita belum tahu berasal dari mana," kata Idham seperti dikutip dari Tribunnews, Rabu (12/12/2018).

Idham mengemukakan kronologi dari massa yang melakukan tindakan anarkis, satu di antaranya melakukan pembakaran kepada sejumlah kendaraan yang terparkir di Mapolsek Ciracas, dikutip dari Kompas TV.

Dari pembakaran itu empat mobil pemadam diterjunkan.

Berdasarkan data yang diterima TribunJakarta.com, ada 17 mobil yang rusak.

Mobil yang rusak merupakan operasional dinas yang terparkir di dalam dan sekitar Polsek Ciracas.

Kasus ini merupakan buntut persoalan pengeroyokan anggota TNI oleh lima juru parkir, pada Senin (10/12/2018), di pertokoan Arundia, Ciracas, Jakarta Timur.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)