TRIBUNWOW.COM - Anggota Tim Pemenangan Nasional Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Effendi Simbolon memberikan tanggapan soal perusakan atribut Partai Demokrat di Riau.
Hal tersebut disampaikan Effendi saat menjadi tamu dalam acara 'Apa Kabar Indonesia Malam' yang tayang di tvOne, Sabtu (15/12/2018).
Di acara tersebut, awalnya sang pembawa acara mempertanyakan keterlibatan timses Jokowi-Ma'ruf atas perusakan atribut partai yang diketuai oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
"Terkait pembuangan bendera ini, dikritik oleh Partai Demokrat arahnya ke partai penguasa ini," ujar pembawa acara tersebut.
• PARA Syndicate Sebut Elektabilitas Prabowo-Sandi Meningkat karena Meniru Pola Blusukan Jokowi
"Ah masa sih? Saya enggak dengar," kata Effendi awalnya.
"Dari Twitter, dari para elit partai Demokrat, semua sudah mulai mengarahkan pada partai penguasa, jangan-jangan punya andil dalam insiden ini. Bagaimana menjawabnya?" tanya pembawa acara.
"Engaklah, dalam kepentingan apa kita begitu? Kita 10 tahun beroposisi dengan pak SBY, nggak pernah kita melakukan ekstra parlementer dengan hal-hal yang mungkin seperti yang kamu sampaikan tadi," jelas Effendi.
Effendi mengungkapkan, pihaknya juga enggan untuk meladeni isu-isu seperti itu.
Ia juga meyakini jika hal yang terjadi itu bukanlah disebabkan oleh PDI Perjuangan (PDIP).
"Siapa sih yang punya waktu urus-urus begitu? Enggak lah. Apalagi di nasional kami nggak ada berhadap-hadapan dengan partainya pak SBY, di daerah juga tidak," paparnya.
"10 tahun kami tidak pernah konfrontasi seperti itu, jadi nggak akan pernah, nggak mungkin itu. Jadi kalau ada tudingan seperti itu, nggak benar itu. Nggak mungkin lah," tegasnya kemudian.
• Tanggapi Cuitan Andi Arief soal Rusaknya Atribut Partai Demokrat, Fahri Hamzah: Sabar Bro, Ini Ujian
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan keterangan sambil menahan tangis di depan awak media saat atribut-atribut partainya dirusak.
Dikutip TribunWow.com dari Twitter @Demokrat_TV, SBY sempat terhenyak dan tak kuat melanjutkan penjelasan karena atribut partainya rusak saat dirinya bersama rombongan berada di Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018).
Atribut-atribut yang dirusak itu juga terlihat robek sebagian di antara bendera Partai Golkar, PDIP dan PSI yang masih berkibar.
Hal ini terlihat dari unggahan video saat SBY memberikan keterangan pers di depan atribut Demokrat yang tampak robek sebagian.
Hanya terlihat sebagian foto SBY dan istrinya Ani Yudhoyono.
Dalam keterangannya, SBY mengatakan bahwa saat menjadi presiden selama 10 tahun, ia mengenal karakter orang di Riau yang ia anggap sudah berubah di masa pemerintahannya dulu.
"Saya sempat bertanya tadi apakah saudara-saudara kami masyarakat Riau sudah berubah? Karena selama 10 tahun saya memimpin, saya mengenal karakter, akhlak, dan perilaku saudara kami yang ada di Riau ini yang saling menghormati saling menghargai apapun perbedaan politiknya," ujarnya.
"Saya juga bersyukur demokrasi yang ada di Indonesia termasuk pemilu, kompetisi sebenarnya sudah jauh maju tapi kenyataan pahit hari ini saya tadi sempat tafakur ya mengadu pada Allah apa yang terjadi."
Setelah melontarkan kalimat tersebut, SBY tampak menahan tangis sambil berdiam tak melanjutkkan perkataannya.
Ia berdiam cukup lama sebelum akhirnya lanjut mengatakan bahwa dirinya bukan calon presiden (capres), Demokrat hanya partai pendukung capres saja.
"Saya ini bukan capres saya tidak berkompetisi dengan Bapak Presiden Jokowi."
"Saya sebagai pemimpin Demokrat berjuang dengan cara yang baik yang amanah sesuai yang diatur dalam konstitusi dan undang-undang tapi kenyataan ini yang kami dapatkan," tambahnya.
Setelah atributnya rusak, SBY pun memerintahkan pada seluruh jajaran petinggi Demokrat di Riau untuk menurunkan seluruh atribut Partai.
Dan tidak memasangnya selama ada keterangan dan perintah lebih lanjut dari SBY.
Atribut tesebut termasuk baliho selamat datang yang digunakan untuk menyambut tim Demokrat di Pekanbaru, Riau.
"Saya perintahkan semua atribut ucapan selamat datang atas kunjungan saya ke Riau dan bendera Demokrat diturunkan," tegas SBY.
"Lebih baik kita mengalah daripada kita menyaksikan bendera kita, baliho yang tidak bersalah dirobek diturunkan diinjak-injak, dibuang ke selokan, sama dengan menginjak-injak saya, merobek saya dan membuang saya ke selokan lebih baik kita turunkan semua, hari ini," tambahnya.
• Beredar Video Penangkapan dan Pengakuan Pelaku Perusakan Atribut Partai Demokrat, PDI-P Membantah
Sementara itu, sebuah video penangkapan pelaku perusak atribut Partai Demokrat beredar di media sosial.
Sejumlah akun media sosial khususnya Twitter membagikan video pengakuan pelaku perusakan.
Satu dari antaranya, dibagikan ulang (re-tweet) oleh politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon di twitternya @jansen_jsp.
Video tersebut sebelumnya diunggah oleh seorang nitizen dengan akun @Silvy_riau, pada Sabtu (15/12/2018).
Dalam video yang beredar tersebut, diketahui bahwa seorang pria meminta pelaku perusakan mengakui perbuatannya.
Pelaku perusakan itu akhirnya menjelaskan dirinya disuruh seseorang dari PDI Perjuangan (PDIP).
• Ditangkap Polisi, Perusak Atribut Partai Demokrat Sebut Dirinya Disuruh Orang Partai Tertentu
"Iya, Pak," kata si pelaku.
"Siapa namanya?" tanya penginterogasi.
"Bang Budi, pak," jawab pelaku perusakan atribut Partai Demokrat itu.
"Budi Toyo panggilannya pak," imbuh dia.
Saat ditanya siapa Budi Toyo, pria itu mengakui jika Budi Toyo merupakan orang suruhan PDI-P.
"Abang-abang yang ngajak aku bang. Dia orang-orangnya, dia pun orang-orang suruhan PDI juga pak," jawab pelaku itu. (*)