TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan bahwa debat bagi para kandidat calon presiden (capres) tak berguna.
Hal ini diungkapkan Fahri Hamzah melalui Twitter miliknya, @Fahrihamzah, Sabtu (8/12/2018).
Fahri menganggap debat antar capres tak perlu diselenggarakan karena dianggap sangat singkat dan para pendukung telah terbentuk untuk mendukung capres mereka.
"Sering, diujungnya nanti sebagai cara memahami isi otak calon pemimpin, maka demokrasi menyelenggarakan debat.
Tapi sangat singkat. Debat pendek itu berhasil membuat segelintir cerdik pandai memahami siapa kandidat yang mampu.
Tapi histeria telah terbentuk. Debat tak berguna," kicau Fahri Hamzah.
• Ferdinand Hutahaean dan Kapitra Ampera Debat Sengit, Najwa Shihab Beberapa Kali Tak Digubris
Tweet dari Fahri Hamzah ini pun mendapatkan komentar dari sesama Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.
Sambil menjawab tweet dari Fahri, Fadli mengatakan sebaiknya IQ setiap capres dicantumkan.
"Meskipun tidak jadi patokan, ada baiknya IQ diumumkan. Jangan sampai 200 sekolam. @rockygerung," kata Fadli Zon.
Tweet ini juga mendapatkan komentar dari Mantan Ketua Umum Pemuda PP Muhamadiyah, Dahnil Simanjuntak.
"Sepertinya perlu juga diumumkan, supaya kualitas nalar nasional meningkat," kata Dahnil.
Tweet Fadli Zon dan Dahnil Anzar (Capture Twitter)
Menjawab tweet dari Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya pun turut berkomentar soal pengumuman IQ.
Ia memberikan tantangan untuk membuka test IQ saat sekolah, namun, jika ternyata IQ mereka lebih rendah, maka harus mundur dari DPR.
• Jokowi Sebut OTT Bukan Keberhasilan Antikorupsi, Fahri Hamzah: 10 Tahun Lalu Saya Sudah Bicara
"Yuk kita buka tes IQ kita zaman sekolah, siapa yang lebih tinggi... sekalian @Dahnilanzar & @Fahrihamzah punya...
kalo anda lebih rendah boleh juga mundur dari dpr," jawab Yunarto Wijaya melalui Twitter @yunartowijaya.
Tweet dari Yunarto dijawab oleh Fahri Hamzah, bahwa bukan soal IQ, namun Fahri berharap para capres bisa berdebat dengan tema yang lebih banyak.
"Saya hanya berharap capres bisa berdebat dalam tema yang lebih banyak... itu saja... itu harapan saya kepada @KPU_ID sebab negara kita besar jangan disederhanakan isunya," jawab Fahri.
Sebelumnya, terkait diadakannya debat capres, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan menyebut, pihaknya telah membuat rancangan tersebut.
Rancangan itu misalnya, pelaksanaan debat yang diagendakan dilakukan sebanyak lima kali.
Debat baru akan dimulai pada tahun 2019 dengan rentang waktu yang sedang dalam pembahasan.
• Ibaratkan Kampanye Pemilu dengan Tinju 30 Ronde, Fahri Hamzah: KPU Tidak Mengantisipasi Ini Semua
Formatnya ada tiga, yaitu debat pasangan capres-cawapres, debat capres, dan debat cawapres.
"Tetapi saat debat capres, cawapresnya hadir. Pada waktu debat cawapres, capres hadir. Jadi saling hadir semua," kata Wahyu di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/10/2018).
Wahyu, pihaknya saat ini sudah mulai mengidentifikasi isu-isu utama yang akan dijadikan sebagai materi debat.
Panelis dan sejumlah narasumber dalam hal ini juga akan dilibatkan untuk merumuskan isu.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan, KPU akan mengadakan penggodokan rencana debat capres-cawapres bersama tim pakar.
"Jadi rancangan waktunya sudah, isunya sudah, tim pakar sudah, calin panelis sudah, calon moderator sudah, jadi rancangan itu sudah, hanya memang itu baru akan dilakukan di 2019, tapi rancangan2 itu sudah ada," jelasnya yang dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, saat ini tahapan Pemilu 2019 sedang dalam masa kampanye.
Terhitung 23 September 2018 hingga 13 April 2019 mendatang, seluruh peserta pemilu diperbolehkan untuk mengampanyekan visi, misi, program, dan citra diri.
• Fahri Hamzah Sebut Jokowi Angkat Tenaga Honorer karena Pilpres, Ini Pembelaan Sejumlah Tokoh
Setelahnya, selama tiga hari, terhitung 14-16 April 2019, akan dilakukan masa tenang.
Sedangkan 17 April 2019 merupakan hari pemungutan suara, yang akan dilanjutkan dengan penghitungan suara.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)